Ruang publik dalam tata guna lahan atau pemanfaatan ruang wilayah/area perkotaan adalah ruang terbuka yang dapat diakses atau dimanfaatkan oleh warga kota secara cuma-cuma sebagai bentuk pelayanan publik dari pemerintah kota yang bersangkutan demi keberlangsungan beberapa aktivitas sosial (rekreasi, kebersihan, keindahan, keamanan dan kesehatan) seluruh warganya tanpa terkecuali. Di setiap sudut kota telah disediakannya ruang publik yang diperuntukkan bagi warganya, namun setelah itu timbul berbagai tantangan, seperti :
- Di era canggihnya teknologi menjadikan koneksi antar individu yang terpisahkan laut, benua pun terasa dekat, namun menjauhkan orang-orang di sekitar kita. Itu adalah Orang yang memiliki gadget canggih pun enggan mendatangi ruang publik, mereka merasa cukup dengan berinteraksi dengan alat elektroniknya,
Kita tahu, ketika kita tertimpa musibah, orang pertama yang datang ialah tetangga kita, bukan orang-orang di belahan bumi, memang perlu komunikasi, namun kita harus tahu batasannya. Tetap menjaga silahturahim antar tetangga tentu bukan hal yang sulit untuk dilakukan. Itu semua hanya perlu keinginan dan aksi.
- Banyaknya Mall, pusat perbelanjaan, gedung-gedung perkantoran dan ruko-ruko.
Memang benar di area-area tersebut banyak interaksi masyarakat, namun sekali lagi, mereka hanya berbaur dengan orang yang mereka anggap selevel. Masih belum efektif untuk meningkatkan rasa sosial antar manusia
- Minimnya tempat duduk maupun tempat berkumpul dan Lampu penerangan di malam hari yang kerap kali redup ataupun rusak
Sehingga mengurangi tikat kenyamanan pengunjung, tentu akhirnya ruang publik tersebut akan semakin sepi akan pengunjung
- Sampah berserakan
Minimnya tingkat kesadaran akan kepedulian terhadap lingkungan, satu sisi ingin memberikan pelayanan yang optimal terhadap warga, tapi malah mendapat respon yang bisa dikatakan kurang baik
- Ditemukannya alat kontrasepsi (kondom) bekas pakai
Lampu penerangan yang redup, semak-semak belukar yang dibiarkan, kurangnya pengamanan tentu menjadi penyebab ditemukannya pasangan-pasangan illegal yang melakukan hubungan seks
- Minimnya penjagaan oleh petugas keamanan
Petugas keamanan tentu harus dikerahkan agar kondisi tetap aman dan kondusif.
- Minimnya pengelolaan fasilitas toilet umum, dll
Yang paling terakhir namun sangat penting, kebersihan toilet serta air bersih yang tersedia tentu sangat dibutuhkan masyarakat, kita tentunya tidak ingin terpapar penyakit-penyakit yang timbul akibat minimnya perawatan fasilitas kesehatan ini
Itu semua tentu menjadi halangan sekaligus tantangan bagi kementerian PUPR khususnya untuk bagaimana membuat ruang publik yang terhindar dari masalah-masalah di atas.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan agar disediakannya kotak saran di beberapa titik strategis di ruang publik. Jadi, ketika masyarakat memasuki gerbang atau pintu masuk ruang publik, mungkin disediakan satu petugas untuk membagikan kuisioner yang berfungsi untuk mengetahui tingkat kepuasan pengunjung serta saran yang diberikan mereka. Tentu setelah perbaikan sarana dan prasarana pengunjung akan dengan nyaman memberikan masukan dan kritikan bagi kementerian PUPR, umpan balik yang diperoleh setiap bulannya akan dirangkum oleh petugas yang ditunjuk oleh kementerian, dan diurutkan tingkat urgensinya. Setelah itu, maka proses pembangunan dan perawatan dapat terus berlangsung, dan tidak akan ada namanya taman yang sepi, maupun taman yang menjadi tempat maksiat.
Ruang publik yang terawat akan mampu menjadi ikon kota maupun pengangkat citra kota, hal ini tentunya akan membuat para pedagang kecil-kecilan untuk meraup untung, di satu sisi, mayarakat merasa damai dan aman dengan keindahan yang diberikan oleh ruang publik, sisi lain pun ada masyarakat yang masih mampu menafkahi keluarganya. Roda ekonomi kota pun terus berputar karna minimnya masyarakat pengangguran.Â