Mohon tunggu...
khazimah nujbah
khazimah nujbah Mohon Tunggu... Mahasiswa - universitas islam negeri maulana malik ibrahim malang

citizeenn

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pendidikan bagi Perempuan di Desa

9 Desember 2022   23:29 Diperbarui: 10 Desember 2022   00:14 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ABSTRAK

Pendidikan bagi perempuan merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Melalui pendidikan, perempuan mampu menjadi pribadi yang mandiri, cerdas, dan berpikiran terbuka. Kebutuhan perempuan akan pendidikan ini tidak sepenuhnya dapat terpenuhi. Di daerah pedesaan pendidikan bagi perempuan sering disepelekan. 

Masyarakat di desa memandang perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi jika pada akhirnya mereka hanya menjadi ibu rumah tangga. Pada karya tulis ini, penulis melakukan observasi melalui metode systematic literature review dengan menganalisis beberapa literatur berupa artikel dan jurnal. Melalui usaha ini, penulis berharap dapat memberikan wawasan mengenai pentingnya pendidikan bagi perempuan.

Kata kunci: pendidikan, perempuan

 

PENDAHULUAN 

Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang harus dilaksanakan dan didapatkan oleh setiap individu. Pendidikan memiliki pengaruh terhadap perkembangan suatu bangsa atau suatu kelompok masyarakat. Dengan pendidikan seseorang mampu mengembangkan kemampuannya dalam mengendalikan diri, mengasah kreativitas, pola pikir, dan kekuatan spiritual keagamaan. Setiap individu dengan jenis kelamin apapun memiliki hak yang sama dan setara dalam pendidikan. Baik laki-laki maupun perempuan semuanya harus menjalankan proses pendidikan tanpa adanya diskriminasi atau perbedaan.

Sekalipun pendidikan merupakan hak seluruh rakyat, namun kenyataannya pendidikan di daerah pedesaan masih mengalami kesenjangan. Perbedaan antara pendidikan perempuan dan laki-laki masih nampak jelas. Bahkan banyak penelitian mengemukakan bahwa perempuan yang buta huruf berjumlah lebih banyak daripada laki-laki. begitu juga  partisipasi akan dunia pendidikan yang lebih didominasi oleh kaum laki-laki dan bukan kaum perempuan. 

Pada saat ini perempuan dihadapkan dengan berbagai macam peran. Selain memiliki peran dalam keluarga dan masyarakat, perempuan juga memiliki peran dalam mempertanggungjawabkan apa yang telah dipilihnya ketika dewasa, salah satunya adalah melaksanakan proses pendidikan hingga selesai. Diskriminasi pendidikan bagi perempuan dapat menghambat jalannya salah satu peranan tersebut. Perempuan dipaksa untuk tidak menyelesaikan proses pendidikan, bahkan banyak dari mereka yang memilih untuk berhenti sekolah.

Penulis mengambil topik ini karena telah melihat banyaknya kasus diskriminasi akan pendidikan perempuan terutama di daerah pedesaan. Pendidikan perempuan dinilai tidak penting karena pada akhirnya perempuan hanya akan menjadi ibu rumah tangga. Selain itu, pernikahan dini di daerah pedesaan juga kerap terjadi. Di usia yang masih terbilang muda, para perempuan di desa sudah banyak yang memiliki anak. Permasalahan tersebut tentu memberikan banyak dampak negative, bukan hanya untuk diri pribadi sang perempuan, tetapi juga bagi kemajuan suatu negara.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode pada penelitian ini menggunakan pendekatan systematic literature review (SLR) dengan objek penelitiannya adalah Pendidikan. Alasan penulis memilih perempuan sebagai objek penelitian adalah sebagai berikut: Pertama, karena penulis merasakan pentingnya pendidikan bagi perempuan. Kedua, karena kurangnya pendidikan bagi perempuan di daerah pedesaan.

Pada tahap pengumpulan data, penulis menggunakan kata kunci "perempuan"AND "pendidikan". Database atau dataset yang digunakan untuk penelitian kepustakaan adalah aplikasi Google Scholar pada Perish or Publish (PoP). Pada tahap pengumpulan data dengan kata kunci "imposter syndrome" ditemukan sebanyak 990 artikel.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN 

Pentingnya Pendidikan Perempuan 

Pendidikan adalah hak bagi setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan. Dengan demikian, seharusnya pendidikan bagi perempuan tidak perlu adanya diskriminasi. Perempuan seharusnya bebas memilih bidang apa saja yang akan di pelajarinya. Perempuan berhak menyelesaikan pendidikan sampai jenjang yang dikehendakinya.

Di desa, semua ketentuan diatas tidak benar-benar berlaku. Perempuan tidak memiliki kebebasan dalam mengenyam pendidikan. Jika laki-laki bisa belajar hingga keluar negeri, maka perempuan hanya bisa belajar di daerahnya. Perempuan dinilai tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi jika pada akhirnya ia hanya akan menjadi ibu rumah tangga. Tidak masalah jika para perempuan tidak berpendidikan, asalkan ia bisa memasak, mengurus suami berserta anak-anaknya. Secara tidak langsung hal itu memberi penjelasan bahwa di desa banyak terjadi perjodohan bahkan pernikahan dini.

Permasalahan akan pendidikan perempuan di desa memberikan dampak yang begitu besar terhadap kehidupan para perempuan. Hal tersebut dapat dibuktikan dari banyaknya kasus perceraian yang disebabkan oleh maraknya isu pernikahan dini. perempuan yang menikah dan belum memiliki kesiapan mental maupun finansial pasti akan kesulitan menjalani kehidupan pernikahan. Minimnya pengetahuan tentang tata cara menjadi orang tua pun dapat menjadi salah satu faktor mengapa perceraian sangat mudah terjadi.

Berkaitan dengan budaya yang telah mengakar pada pola pikir masyarakat di desa, perempuan dianggap tidak perlu berpendidikan tinggi karena pada akhirnya mereka hanya akan berada di dapur dan menjadi ibu rumah tangga. Pola pikir yang seperti ini sudah seharunya disadari dan diluruskan. Seorang ibu yang berada didapur membutuhkan ilmu dan pengetahuan tentang nutrisi apa saja yang dibutuhkan seorang anak sehingga anak tersebut dapat tumbuh sehat dan kebutuhan gizinya terpenuhi.

Begitu juga dengan menjadi ibu rumah tangga. Karena keluarga merupakan agen sosialisasi pertama, seorang ibu membutuhkan pendidikan yang layak untuk mendidik anaknya. Keluarga juga merupakan wadah pertama bagi anak untuk mengeksplor banyak hal sebelum mereka terjun ke lingkungan sosial yang lebih luas.

upaya pemerataan pendidikan bagi perempuan di daerah pedesaan

Dalam upaya pemerataan dan penyetaraan pendidikan bagi perempuan di desa, pemerintah memiliki peran yang begitu besar. Selain melalui program sosialisasi dan motivasi, pemerintah diharap mampu menciptakan wadah bagi para perempuan agar tetap memperoleh pendidikan yang layak. Pemberian fasilitas yang memadai dapat menumbuhkan semangat para perempuan dalam belajar sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif dan memberikan hasil yang maksimal. Mengenai hal ini, kesadaran masyarakat juga dibutuhkan agar seluruh program pemerintah dapat berjalan dengan semestinya.

Tidak hanya pemerintah, orang tua juga harus memberikan dukungan penuh atas pendidikan anak perempuannya. Orang tua diharapkan mampu berpemikiran terbuka terkait dengan pendidikan. Hal ini diperlukan karena orang tua merupakan agen sosial pertama bagi anak-anaknya dan berperan penting terhadap pola pikir seorang anak.

            

KESIMPULAN 

Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang harus dilaksanakan oleh setiap individu. Baik laki-laki maupun perempuan semuanya berhak akan pendidikan. Akan tetapi pada kenyataannya, perempuan di desa tidak diberikan hak dalam melaksanakan pendidikan. Perempuan di desa lebih banyak yang berhenti sekolah dan berakhir dengan melangsungkan pernikahan. Permasalahan semacam ini memberikan dampak yang begitu besar bagi perempuan, salah satunya adalah banyak terjadi kasus perceraian. demi menghindari dan mengurangi dampak negatif dari kasus diatas, maka peran orang tua dan pemerintah sangatlah dibutuhkan.  

        

SUMBER (khayati, E.Z. pendidikan dan independensi pendidikan. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PENDIDIKAN%20DAN%20INDEPENDENSI%20PEREMPUAN.pdf) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun