Mohon tunggu...
Khayyara Alimah
Khayyara Alimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sastra Inggris UA24

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mendorong Partisipasi Aktif Pemilih Muda pada Pilkada Serentak 2024 (Ketersediaan Informasi dan Pengaruh Sosial)

6 Desember 2024   07:15 Diperbarui: 6 Desember 2024   07:15 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Penutup

Kesimpulan:

Pilkada diadakan serentak untuk mencapai efisiensi anggaran negara dan efektivitas penyelenggaraan pilkada. Pelaksanaan secara serentak memungkinkan penggunaan sumber daya yang lebih optimal.

Pemilih muda tidak hanya signifikan dari segi jumlah suara yang diperoleh tetapi juga memiliki peran penting sebagai agen perubahan sosial dalam mengawal proses demokrasi yang berkualitas. Dengan karakteristik yang adaptif terhadap teknologi, generasi muda mampu memanfaatkan media digital untuk membangun diskursus publik yang kritis dan konstruktif.

Ketersediaan informasi yang memadai dan pengaruh sosial yang positif merupakan faktor kunci dalam meningkatkan partisipasi pemilih muda dalam Pilkada Serentak 2024. Dengan menyediakan informasi yang aksesibel, relevan, berbasis fakta, serta memanfaatkan pengaruh sosial dari keluarga, teman sebaya, dan media sosial, pemilih muda dapat didorong untuk mengambil peran aktif dalam proses demokrasi.

Peningkatan partisipasi pemilih muda bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan KPU, tetapi juga melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk media, komunitas, dan individu. Dengan strategi yang terkoordinasi, Pilkada Serentak 2024 dapat menjadi momentum untuk membangun generasi muda yang lebih peduli dalam terlibat di kehidupan politik.

Pengaruh sosial juga memiliki dampak yang kompleks terhadap keputusan pemilih generasi muda. Beberapa pengaruh positif, seperti dorongan dari keluarga atau tokoh panutan, dapat meningkatkan jumlah partisipasi pemilih generasi muda. Namun, ada juga pengaruh negatif, seperti tekanan dari lingkungan yang apatis terhadap politik. Selain itu, pengaruh sosial juga sering kali menjadi sumber polarisasi, misinformasi, dan hoaks yang dapat melemahkan kepercayaan terhadap proses demokrasi.

Teknologi digital dapat digunakan untuk meningkatkan literasi politik di kalangan pemilih generasi muda. Contohnya seperti aplikasi yang menyediakan simulasi pilkada, kuis politik, atau informasi tentang proses pilkada yang dikemas dalam bentuk gamifikasi. Inisiatif semacam ini dapat membantu pemilih muda memahami pentingnya peran mereka dalam demokrasi dengan cara yang menarik dan interaktif.

DAFTAR PUSTAKA:

Boulianne, S. (2015). Social media use and participation: A meta-analysis of current research. New Media & Society, 17(5), 763--782.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun