Momentum Natal dan Tahun Baru juga diharapkan dapat mendongkrak penjualan ritel. Karena merekalah yang paling laris di seluruh subsektor dan jasa.
Tutum Rahanta, Dewan Penasehat Himpunan Pengusaha Ritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), mengatakan setiap tahun ada musim-musim yang dinantikan oleh dunia usaha, khususnya Tahun Baru Imlek, Natal dan Idul Fitri. Pada dua musim-musi tersebut, permintaan konsumen masyarakat meningkat didorong oleh transaksi akhir tahun dan pembayaran subsidi hari raya.
Tutum mengatakan Peningkatan ini bersifat musiman dan dapat membantu meningkatkan pendapatan sampai batas tertentu. Meski demikian, pihaknya mengimbau semua pihak mewaspadai potensi dampak limpahan. Inflasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang mendorong harga naik (inflasi biaya).
Berdasarkan survei penjualan eceran (SPE) yang dirilis Bank Indonesia (BI), sektor ritel diperkirakan akan mengalami peningkatan kinerja pada kuartal IV tahun ini. Indeks penjualan ritel diperkirakan meningkat 1,4% dibandingkan kuartal sebelumnya dan meningkat 2,6% dari tahun ke tahun.
CEO BI Communications Erwin Haryono mengungkapkan pertumbuhan tertinggi terjadi pada kelompok peralatan rumah tangga, kelompok suku cadang kendaraan bermotor, dan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor.
SPE merupakan survei bulanan terhadap sekitar 700 pengecer di 10 kota. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan informasi tepat waktu mengenai pergerakan produk domestik bruto (PDB) dalam kaitannya dengan konsumsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H