Mohon tunggu...
Khasiatun Amaliyah
Khasiatun Amaliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang

Memiliki ketertarikan dan minat dalam bidang literasi maupun kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ku Genggam Asaku

4 November 2022   05:54 Diperbarui: 4 November 2022   05:55 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebuah mimpi yang menjadikan raga terus terjaga

Asa yang membuat sukma terus percaya

Menepis gerimis berwajah tangis

Memeluk optimis di antara wajah-wajah pesimis

Asa menetaplah, pada jiwa-jiwa yang setia

Ketika tawa menjelma bak belati

Mengiris-ngiris telinga, rasa sakitnya

Menggema seantero jagad raya

Nyaring meraung di dalam sekat bernama penat

Sebuah pelajaran tentang diam

Membiarkan lisan tajam para manusia bersuara

Lebih dari itu, Aku menjadi tau

Tidak ada yang bisa memahami

Tidak ada yang bisa mempercayai

Impianku

Selain Aku dan Tuhanku

Menjadi apa? Aku tidak tahu

Tegas ku lantangkan, sampai mata saling berpandangan

Nyaring di dengar, sampai suara bisik terdengar begitu apik

Sepertinya, memang lebih menyenangkan

Lebih membahagiakan

Bermimpi secara diam-diam

Tidak perlu banyak yang tahu

Diam-diam berusaha

Diam-diam berjuang sungguh-sungguh

Jikalaupun gagal, sakitnya hanya sebentar

Memulihkan diri sendiri bangkit kembali

Tidak akan ada yang banyak bertanya

Tidak pula ada harapan yang kita patahkan

Bukannya apa? Tapi berharap pada manusia

Seringkali berakhir luka dan kecewa

Saat ini, aku memilih menyimpan mimpiku sendiri

Jika lelah, raga tahu ke mana harus pergi dan kembali

Jika jatuh, sukma tahu ke mana harus pulang dan melepas sandaran

Jangan lagi ada yang bertanya apa-apa

Membuatku kadang ragu pada mimpiku

Cukup doakan saja yang terbaik, untukmu dan untukku

Yakinkan, segala yang terjadi adalah atas izin dan kehendak-Nya

Tuhan sang pencipta,,, pemelihara, yang mengatur seluruh urusan manusia di dunia dan setelahnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun