Mohon tunggu...
Khasdyah Dwi Dewi Setyoningtias
Khasdyah Dwi Dewi Setyoningtias Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Malang. Ingin merubah dunia dengan tulisan ^_^\r\nTulisan ini pasti banyak memiliki kekurangan-kekurangan. melalui tulisan ini, saya pribadi akan banyak belajar untuk menulis dengan lebih baik lagi..

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jauhi Kecemasan, Kembangkan Kreativitas

8 Oktober 2014   19:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:52 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjalani kehidupan nyata kadang memunculkan berbagai hal yang dianggap tidak nyata. Pernahkah kita merasakan sesuatu yang sangat tidak mengenakkan pada diri kita. Misalnya saja bagi seseorang yang mempunyai tingkat kepercayaan diri yang rendah. Faktor yang paling menunjang dalam memberikan nilai terhadap rasa kepercayaan diri tidak lain adalah penilaian terhadap diri kita sendiri. Padahal kita memiliki kelebihan masing-masing yang pasti kelebihan kita itu, mungkin orang lain tidak memilikinya. Penilaian terhadap diri sendiri ini biasa yang disebut persepsi diri sendiri.

Didalam pembahasan psikologi umum persepsi adalah proses mengatur dan mengartikan informasi yang diterima untuk memberikan makna (King, 2010). Namun kali ini kita akan membahas persepsi dalam pandangan kognitif, agar kita lebih bisa memahami mengenai persepsi yang mungkin selama ini menghantui kita dalam berkreasi. Pandangan psikologi kognitif terhadap persepsi adalah sebuah efek kombinasi dari informasi yang diterima sistem sensorik dan pengetahuan yang kita pelajari tentang dunia, yang kita dapatkan dari pengalaman (Solso, 2008). Melalui pemahaman tersebut, kita dapat mengambil suatu kesimpulan kecil bahwa persepsi itu efek dari keterlibatan proses kombinasi antara sistem sensorik dan pengetahuan dari pengalaman. Untuk lebih memahaminya kita aplikasikan pada suatu contoh, ketika kita melihat mobil yang dari jauh menuju ke arah kita, kita langsung dapat mengenali merek mobil tersebut karena kita melihat bentuk, warna, model mobil tersebut dan sebelumnya kita telah mengetahui mobil tersebut. Dari contoh ini dapat dijabarkan bahwa sensori kita (mata) berkombinasi dengan pengetahuan kita tentang mobil tersebut, lalu efek yang muncul itulah yang menjadi persepsi kita dalam mengenali mobil tersebut. Kenapa harus persepsi ? karena kita melihatnya dari jauh, maka kita hanya bisa mempersepsi saja. Belum tentu mobil itu sama dengan persepsi kita.

Sudah mengenal persepsi maka, kita bisa menghubungkan dengan berbagai contoh yang ada di dalam kehidupan kita. Berkaitan dengan persepsi, pernahkah kita merasa kita jelek di mata orang lain hingga akhirnya menimbulkan rasa malu ? Nah, hal ini berkaitan dengan persepsi diri kita sendiri. Kita menjadi pemalu karena persepsi kita yang menggerakan adanya emosi malu yang muncul, sehingga menimbulkan rasa tidak percaya diri. Persepsi itu didapatkan dari mana ? persepsi itu di dapatkan dari indra pendengar kita kemudian dikombinasikan dengan pengetahuan kita sebelumnya bahwa ada orang yang berkata kalau kita jelek, maka efek yang muncul rasa tidak percaya diri yang tinggi dan menjadi pemalu.Sikap seperti ini lah yang membuat kita tidak bisa berkreasi dengan aktif. Banyaknya stimulus-stimulus yang kita terima mengakibatkan kita berpersepsi untuk takut mengembangkan kekreativitasan kita. Dari persepsi kita yang tidak nyata ini dapat meninmbulkan kecemasan. Seperti teori Sigmund Freud (Freud, 1900; Friedman, 2008) menjabarkan macam-macam kecemasan yang salah satunya kecemasan neurosis yaitu kecemasan yang tidak nyata yang hanya ada dalam diri kita sendiri.

Tentunya kita tidak ingin kecemasan-kecemasan yang timbul itu mengganggu aktivitas kreatifitas kita. Kita juga tidak bisa menjauh dari stimulus-stimulus yang bisa memberikan penagruh negatif. Maka dari itu kita butuh sebuah evaluasi diri kita, sehingga kita dapat mendapatkan stimulus yang dapat membangunkan kita untuk menjadi lebih baik lagi. Sebenarnya stimulus-stimulus yang dapat menurunkan rasa percaya diri kita bisa kita jadikan suatu evalusi secara langsung. Namun kita juga harus pandai-pandai menilai evalusi orang lain yang menurut kita baik untuk kita sendiri, jangan sampai malah menjatuhkan diri kita sendiri. Maka dari itu inti dari pembahasan kita mengenai persepsi ini adalah untuk lebih bisa mempersepsikan sesuatu itu dengan pandangan yang positif. Terutama persepsi bagi diri kita sendiri. Persepsi diri kita sebenarnya dapat meningkatkan kreativitas kita sehingga diri kita dapat lebih berkembang.

Sumber : Psikologi Kognitif Robert L. Solso (2008), Psikologi Umum Laura A. King (2010), dan Kepribadian Howard S. Freidman 2008).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun