Mohon tunggu...
Khasdyah Dwi Dewi Setyoningtias
Khasdyah Dwi Dewi Setyoningtias Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Malang. Ingin merubah dunia dengan tulisan ^_^\r\nTulisan ini pasti banyak memiliki kekurangan-kekurangan. melalui tulisan ini, saya pribadi akan banyak belajar untuk menulis dengan lebih baik lagi..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemanfaatan Pengetahuan Memori

29 Oktober 2014   01:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:22 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segala hal yang ada didunia ini begitu indah dan menakjubkan. Segala yang kita lihat, dengar, rasakan, mempunyai nilai sendiri dalam diri kita. Kadang kita berkata “aku akan selalu mengingat itu”. Mengingat menjadi sebuah kata kunci dalam pembahasan kali ini. Setiap kali kita beratensi dan menangkap stimulus yang ada, kita secara tidak sadar telah memasukannya dalam pikiran dan memori kita. Namun memori itu bisa dapat kita ingat kembali, bisa pula lupa. Inilah hal yang selama ini kita alami namun secara pasti kita tidak mengetahui bagaiman hal itu bisa terjadi. Maka dari itu, marilah kita mengetahui lebih lanjut mengenai memori (ingatan).

Memori adalah elemen pokok dalam sebagian besar proses kognitif (Solso,dkk., 2008). Peran memori dalam kognisi manusia memang sangat penting. Bahkan memori ini bisa digambarkan sebagai bagian yang harus ada dalam otak manusia. Fungsi memori sendiri untuk menyimpan informasi dan mengambil kembali informasi yang telah tersimpan. Inilah memori yang ada selama kita hidup. Memori sendiri pada awalnya terbagi menjadi memori primer dan memori sekunder. Pembagian ini dilakukan oleh William James. Memori primer ini tidak pernah meninggalkan kesadaran dan senantiasa menayangkan peristiwa-peristiwa yang telah dialami. Memori sekunder didefinisikan sebagai jalur-jalur yang terpahat dalam jaringan otak manusia. Namun sekarang istilah-istilah tersebut berganti menjadi memori jangka pendek (short term memory) dan memori jangka panjang (long term memory). Hal yang perlu diperhatikan bahwa kedua memori ini bekerja ketika adanya atensi yang menghampiri. Namun atensi yang memiliki kesan yang berbeda akan diteruskan hingga masuk memori jangka panjang. Ketika suatu peristiwa yang pernah dialami namun kita tidak mengingatnya berarti kesan yang ada tidak meneruskannya hingga memori jangka panjang namun hanya sampai pada memori jangka pendek saja. Ingatan yang masuk pada memori jangka pendek ini bisa saja mengalami keausan hingga akhirnya kita mengalami lupa. Hal ini menjadi alasan mengapa disetiap kita mengingat pasti terjadi lupa. Selain dua memori tersebut terdapat juga memori sensorik. Memori sensorik ini terjadi ketika atensi yang kita berikan pada suatu stimulus terjadi dengan sangat cepat sehingga tidak dilanjutkan ke memori jangka pendek. Akibatnya lupa pun terjadi.

Bahkan tidak hanya dengan atensi dan kesan yang mendalam saja yang dapat membuat stimulus yang kita dapatkan masuk ke otak. Namun dengan berbagai cara yang sederhana dapat menjadikan stimulus tersebut masuk ke memori jangka panjang. Cara yang paling sering kita jumpai dengan mengulang. Sesuatu yang kita ulang setiap harinya walaupun tidak ada kesan yang mendalam terhadap stimulus itu, namun dengan cepat kita dapat mengingatnya kembali. Contoh konkretnya ketika kita dihadapkan dengan jadwal baru. Pada awalnya mungkin kita akan kesulitan untuk mengingatnya, namun jika jadwal tersebut diulang-ulang setiap harinya, maka lama kelamaan kita akan terbiasa dengan jadwal baru tersebut.

Mengetahui fungsi-fungsi dari berbagai jenis memori ini dapat membantu kita dalam membiasakan hidup kita menjadi lebih baik. Seperti halnya kita dalam belajar. Pengetahuan ini dapat memberikan manfaat terutama dalam tahapan belajar. Sementara itu pembiasaan yang dilakukan dengan menggunakan fungsi memori sendiri dalam membentuk prilaku sangat dibutuhkan. Seperti dalam teori behaviorisme, pembiasaan yang dilakukan terhadap objek erat kaitannya menggunakan fungsi dari adanya memori ini.  Jika sudah mengetahui manfaat ilmu ini, kita dapat menjadikannya sebagai modal untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. Pemanfaatan secara maksimal akan membuahkan hasil yang maksimal pula.

Sumber : Robert Solso, psikologi kognitif, 2008

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun