Dalam acara tersebut, Musa menjadi satu-satunya utusan dari Indonesia yang dikirim untuk mengikuti perlombaan MHQ. Lebih luar biasanya, Musa merupakan peserta paling kecil diantara 80 orang dari 60 negara karena peserta lainnya berusia di atas 10 tahun. Pengakuan akan kemampuan putra bangsa Indonesia terlihat ketika Menteri Wakaf Prof Mohamed Mochtar Gomaa memanggil ayahnya secara khusus untuk mengikuti peringatan malam Lailatul Qadar pada Bulan Ramadhan mendatang.
Disusul dalam acara Musabaqah Hafalan Qur'an dan Hdist (MHQH) Pangeran Sultan bin Abdul Aziz tingkat Asia Pasifik ke-VII di Masjid Istqlal Jakarta, 18 April, 2016. Para pemuda Indonesia berhasil meraih juara umum di lima kategori; MHQ 10 juz, MHQ 15 juz, MHQ 20 juz, dan Musabaqah Hafalan Hadist Nabawi (MHHN).
Perlombaan MHQH sebanyak 18 Negara diikuti 103 peserta usia 13-20 Tahun. Peserta berasal dari negara ASEAN; Korea, Jepang, Tiongkok, Australia, Kazakhastan, Rusia, Hongkong, dan Selandia Baru. Indonesia mengutus 15 peserta yang dipilih dari juara lomba MHQH tingkat Nasional sebelumnya.
Pemenang lomba MHQH diantaranya, kategori pertama diraih oleh Lalu Muhammad Khoirur Razak (juara 1) Indonesia, Muhammad Rifai al-Banna (juara 2) Indonesia, Mudroni (juara 3) Indonesia. Kategori kedua; Amiruddin Abdullah Hasan (juara 1) Filipina, Aston Hamadi Siregar (juara 2) Indonesia, M Fakhrurrazi Zamzami (juara 3) Indonesia. Kategori ketiga; Ukayani (juara 1) Indonesia, Muhammad Sulthan An Nasiro Bahrun (juara 2) Indonesia, Syasri Muhammad Usni (juara 3) Malaysia. Kategori keempat; Muhammad Sholahuddin Al-Ayyubi (juara 1) Indonesia, Muhammad Ali Abdullah Abdel Kader (juara 2) Australia, Muhammad Syazani bin Jemi (juara 3) Malaysia. Kategori kelima; Ikhwan Kamilin (juara 1) Indonesia, Djakwan Aisy Fajar Azhari (juara 2) Indonesia, Muhammad Ridho Wirandi (juara 3) Indonesia.
Indonesia dinobatkan menjadi juara umum karena berhasil meraih banyak juara di lima kategori perlombaan MHQH. Juara lainnya diraih negara Australia, Filipina, dan Malaysia. Para pemenang berhak mendapatkan uang pembinaan berbentuk riyal Arab Saudi dan mendapatkan undangan untuk menunaikan ibadah haji.
Sebut saja, Rio Haryanto yang mulai banyak mengalihkan perhatian warga Indonesia kepadanya. Karena Rio menjadi orang Indonesia pertama yang ikut terjun dalam balalapan jet darat Formula One (F1). Meskipun belum naik podium meraih juara. Karena dalam seri ketiga F1 yang diselenggarakan di Shanghai Cina, Rio finis diurutan ke-21. Keikutsertaannya banyak menyadarkan warga Indonesia bahwa pemuda kita jelas berprestasi dan patut dibanggakan.
Indonesia juga memiliki Joey Alexander pianis muda kelahiran Denpasar, 25 Juni 2003. Dia sempat menggemparkan dunia musik di ajang paling bergengsi, Grammy Awards 2016. Tidak hanya mendapat dua nominasi, pianis yang mulai belajar musik jazz saat berusia enam tahun itu juga berkesempatan tampil sepanggung bersama dengan Adele, Taylor Swift, Ed Sheeran, Bruno Mars, dan lain-lainya. Dalam ajang tersebut, ia pun langsung menunjukan kemampuannya di depan para musisi ternama dunia.
Begitu juga dalam bidang olah raga, Indonesia meraih dua gelar juara di turnamen bulu tangkis Singapore Open Super Series 2016. Pertama, pasangan ganda putri Greysia/Nitya Krishinda Maheswari. Kedua, pemain tunggal putra Sony Dwi Kuncoro. Keduanya merupakan prestasi bagi pemuda Indonesia. Apalagi Sony yang berhasil mengulang sejarah enam tahun lalu saat dia menjadi juara di Singapore 2010 lalu.
Saatnya kita sebagai pemuda meneladani para peraih prestasi yang berhasil mengharumkan nama bangsa Indonesia di mata dunia. Kita harus yakin bahwa setiap dari pemuda Indonesia mempu untuk berprestasi dalam bidangnya masing-masing dan mendapatkan kesempatan bersaing dengan negara-negara lain. Kebanggaan dirasakan oleh diri sendiri ataupun keluarga sekaligus menjagi kebanggaan bagi warga Indonesia karena pemudanya berhasil bersaing di ranah International.
Kita harus sadar betapa besar peranan para pemuda membawa nama bangsa Indonesia dengan baik, mereka unggul dan berprestasi dengan segala kemampuan. Teringat pidato Soekarno bertuliskan, "Beri aku seribu orang tua, niscaya akan ku cabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia." Mari kita menjadi pemuda berprestasi berikutnya untuk generasi penerus bangsa ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H