Mohon tunggu...
Ahmad Khasba
Ahmad Khasba Mohon Tunggu... Buruh - Buruh yang terus menulis

Kegiatan menulis nggak segampang ngegosip, makanya aku menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Romansa di Sisi Timur

7 Februari 2021   23:55 Diperbarui: 8 Februari 2021   00:45 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saya ingin bertanya satu hal, apakah kau juga demikian?


Kening kita mulai berkerut, memikirkan apa yang sebenarnya sedang kita bicarakan. Sebagian ada yang tidak berkerut, tapi kita tahu ia sedang memeras isi tempurung kepalanya seakan-akan setelah itu tidak ada lagi yang layak di pikirkan.

Makhluk di sisi timur dengan sebagian insting hanyalah romansa antara kami.  Tentang saya dan putri kahyangan. Setelah dua bulan mencari tempat persembunyian, mueeza mendapat teman baru. Sedang lily dengan kedua yang misterius ini masih dalam kasus penyelidikan.

Saat Lily meninggalkan tempat tinggalnya, ia meninggalkan kekhawatiran. Pikiran itu muncul saat lily kembali. Ia terlihat beda dari sisi fisiknya. Nampak gemuk namun di daerah tertentu saja. Makanya saya gelimpungan dengan putri kahyangan. Apa yang sebenarnya terjadi pada diri lily.  

Satu hari lily datang menemui saya dan putri kahyangan. Pernyataanya mengoyak ketenangan kami berdua bahwa "tempat terbaik di dunia ini adalah tempat yang menghinakan diri. Mustahil ada yang lebih baik.  tempat yang di peroleh saat hujan dan sepi, mustahil di dapat oleh kalian". Saat itu, saya dan putri kahyangan hanya manggut-manggut. Sebagaimana saya manggut-manggut setelah satu jam mendengarnya. 

Hari ini, di bawah riuhnya hujan tak berkesudahan, saya menunduk. Putri kahyangan mengirim pesan lewat tekhnologi abad modern.  Ia mengatakan kalau tempat ini adalah manifestasi perjalanan asmara kita. Aku mulai mencintaimu. Dan tentang mereka, mereka adalah simulasi hidup kita di masa depan. Biarkan mereka menjadi saksi.  Karena yang di lupakan oleh sejarah adalah perjalan kita.?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun