Mohon tunggu...
Khasanah Rahmawati
Khasanah Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pernikahan Itu dengan Orangnya, Bukan dengan Jenggotnya!

11 Desember 2022   18:51 Diperbarui: 11 Desember 2022   18:58 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia termasuk makhluk yang tidak dapat hidup tanpa pertolongan orang lain serta tidak dapat hidup sendiri. Sebab manusia merupakan mahluk bersosial, yakni berkelompok ataupun bermasyarakat, Manusia sebagai mahluk dalam evolusinya lebih bergantung pada kebudayaan, bukan pada naluri maupun insting. Memiliki calon pendamping yang ideal tentu semua orang menginginkannya. Terlebih bila seorang pendamping yang kita miliki itu baik parasnya, baik agamannya, serta memiliki status sosial yang tinggi, tentu banyak orang yang menginginkan sosok seperti itu.

Baik agamanya itu bukan hanya dilihat dia seseorang ustadz atau pemuka agama, baik agamanya bukan pula karena dia rekomendasi dari kyai, bukan karena dia hafidz, serta bukan pula dia telah menempuh pendidikan di instansi-instansi keagamaan. Sebab tidak sedikit permasalahan KDRT sampai perceraian dilakukan oleh seorang yang dipandang 'agamanya baik'. Akhir- akhir ini banyak wanita muslimah yang termanipulasi oleh pria yang dilihat dari sisi sebagai orang yang 'agamanya baik' namun secara perilakunya tidak. Sehingga, tidak cukupuntuk melihat seorang dari sisi fisiknya yang terlihat agamis saja.

Prinsip kehidupan dalam sosial bermasyarakat salah satunya adalah perkawinan (pernikahan). Islam memandang bahwa perkawinan (pernikahan) itu merupakan suatu yang sakral dan abadi, yang memiliki tujuan untuk beribadah kepada Allah Swt dan meraih ridha-Nya, serta melaksanakan sunnah Rasulullah Saw. Di dalam hadits nabi riwayat Ibnu Majah dari Aisyah r.a. mengajarkan: "Nikah adalah bagian dari sunnahku (cara yang kutempuh). Barang siapa yangtidak mengamalkan sunnahku, berarti bukan dari golonganku"


"Nikah adalah bagian dari sunnahku (cara yang kutempuh). Barang siapa yang tidak mengamalkan sunnahku, berarti bukan dari golonganku"

Perkawinan (pernikahan) ini dilaksanakan atas dasar keikhlasan, tanggung jawab, serta mengikuti syariat hukum yang berlaku. Sebagaimana tercantum dalam Al-Quran, surah Ar-Rum ayat 21, yang berbunyi:


"Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan unjukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antara kamu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir"

Banyak kitab tafsir dari para ulama itu tujuan Allah mensyariatkan nikah adalah agar antar manusia berpasang-pasangan (Azwajaa) dan dapat mewujudkan ketenangan, kesenangan, dan menumbuhkan cinta.

Oleh karena itu janganlah kalian menikah hanya karena melihat seseorang yang ingin dijadikan pendamping hanya dari satu sisi, baik itu dari sisi agamanya saja, tetapi harus melihat dengan keseluruhan yang ada pada dirinya. Karena menikah itu adalah dengan seseorang bukan dengan 'jenggotnya'. Karena jika dilihat dari sisi agamanya saja yang bagus, tetapi mempunyai perilaku yang buruk, tujuan dari syariat pernikahan itu tidak akan tercapai. 

Seperti yang sudah disebutkan diatas tujuan dari menikah itu ialah agar kita mendapatkan ketenangan diantara manusia. Maka dari itu ketika kita memilih seseorang untuk dijadikan sebagai pasangan hidup, kita harus tahu pasti jika kita nanti memilihnya apakah ketenangan itu akan terus hadir dan terus bertambah sepanjang kita hidup bersamanya?. Karena Ketika Allah dan Rasul-Nya memerintahkan untuk memilih pasangan hidup dari agamanya, berarti agama seseorang tidak hanya dilihat dari luarnya saja, tetapi carilah agama seseorang dari cara dia hidup dan berinteraksi dengan sekitar, cara dia mengontrol emosinya, serta caranya memperlakukan orang lain.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun