Wonosobo -- Pandemi Covid-19 mengharuskan masyarakat membuat rombakan perencanaan sebagai akibat dari datangnya hal-hal tak terduga. Salah satu bidang yang perlu disorot secara khusus adalah ekonomi keluarga.Â
Pandemi memicu keterpurukan ekonomi bagi masyarakat mikro, hingga negara. Pemangkasan biaya operasional perusahaan di sektor formal maupun informal, memaksa perusahaan mengorbankan tenaga kerja untuk dirumahkan. Dampak dari pengurangan tenaga kerja ini, langsung berimbas pada perekonomian masyarakat.Â
Sebagian masyarakat kehilangan pekerjaan yang menjadi penopang utama keberlangsungan pangan keluarga, disusul dengan angka pengangguran negara meningkat seketika.
Mahasiswa KKN Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Kelompok 97 melaksanakan beberapa program dari berbagai bidang guna membersamai masyarakat dalam menghadapi berbagai kesulitan di masa pandemi Covid-19. Program KKN ini dilaksanakan di Perumahan Madukoro Asri, Kelurahan Bumireso, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo sejak tanggal  9 -- 31 Agustus 2021.
Salah satu di antara beberapa program adalah program Bahan Makanan Gantung. Program ini digelar 3 hari dalam seminggu selama 3 pekan, tepatnya pada hari Selasa, Kamis, dan Jumat. Sebelumnya, masyarakat Perumahan Madukoro Asri telah rutin menjalankan program serupa yaitu Jumat Berkah yang bertempat di Masjid Mujahidin.Â
Melalui Ibu Rosyid selaku koordinator kegiatan, warga mengumpulkan bahan makanan hingga makanan siap santap, ditata rapi di atas meja besar di pelataran masjid, untuk kemudian bebas diambil oleh siapa saja selepas usai menunaikan ibadah salat Jumat. Tak sedikit warga yang berasal dari luar daerah perumahan yang datang karena membutuhkan bahan makanan yang diberikan oleh warga sekitar.
Program rutin tersebut selaras dengan program yang kemudian dijalankan oleh Mahasiswa KKN UNS. Â Sasaran utama program ini adalah masyarakat Perumahan Madukoro Asri terlebih dahulu.Â
Setiap hari dilaksanakannya program, tim KKN 97 menggantung berbagai bahan makanan dari bahan makanan pokok, hingga lauk pauk dan sayuran. Bahan Makanan tersebut rupanya cukup memberikan stimulan kepada warga sekitar untuk turut menggantung makanan apapun yang mereka mau dan mampu berikan kepada orang lain.
Jika warga sekitar tidak ada yang mengambil bahan makanan yang digantung, tentu saja itu bukan suatu masalah. Kita dapat menarik sebuah kesimpulan dari respon tersebut, bahwa warga sekitar memiliki kecukupan pangan yang baik, serta keadaan ekonomi keluarga yang baik pula.Â
Sasaran pertama telah memberi respon berkecukupan pangan, sasaran berikutnya adalah para pedagang, asisten rumah tangga yang bekerja di rumah-rumah dalam perumahan, petugas kebersihan, pemulung, dan pengamen.Â
Sembari mencari rejeki melewati area perumahan, mereka dapat mengambil bahan makanan yang tergantung. Rasa sungkan untuk mengambil bahan makanan tidak luput dari antisipasi Tim KKN 97. Mereka menggantung kertas besar bertuliskan tangan
"Silakan Ambil Seperlunya, Gantung semampunya"Â
Seruan ini sekaligus ajakan yang mempersilakan siapapun untuk turut menggantung bahan makanan tanpa adanya paksaan.
Selain program Bahan Makanan Gantung yang dikoordinasi oleh Kharisma Ratu Syafana (Ekonomi Pembangunan /FEB), terdapat beberapa program lain yang telah berhasil dilaksanakan, di antaranya; Peningkatan Pola Hidup Sehat dengan Berolahraga oleh M. Ihsan Kurniadi (Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rohani/FKOR), Kawan Belajar oleh Malikah Fajriyani (Pendidikan Guru Sekolah Dasar/FKIP), Edukasi Tindakan yang dilakukan saat Isolasi Mandiri oleh Yovita Lutfi Pranowo (Ilmu Tanah/Fakultas Pertanian), Peningkatan Pola Hidup Sehat dengan Makanan Sehat oleh Intan Dewi Sejati (Ilmu Teknologi Pangan/Fakultas Pertanian), Penyemprotan Disinfektan oleh M. Sandi Sasono (Pendidikan Sejarah/FKIP), Sosialisasi Pentingnya Sertifikat Tanah oleh Zakka Pranggapati Janges (Ilmu Hukum/ Fakultas Hukum), dan Pendidikan Karakter Berbasis Cerita Rakyat Wonosobo oleh Ma'mun Dwi Badri (Pendidikan Sejarah/FKIP).
Kepedulian sesama dapat menyelamatkan masyarakat dari pandemi Covid-19. Masyarakat dapat mulai menumbuhkan kepedulian tersebut dengan tetap saling bertegur sapa baik secara daring maupun luring, tentu saja dengan mengindahkan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19. Konsep gotong-royong rasanya akan tetap eksis dan tak lekang oleh zaman.Â
Maka dari itu, kaum muda termasuk seluruh mahasiswa dan pelajar adalah kader yang harus memegang teguh prinsip dan nilai-nilai gotong-royong di masyarakat untuk kemudian dapat memberi contoh pada generasi-generasi penerus bangsa selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H