Mohon tunggu...
Kharisma Pani Zulyanti
Kharisma Pani Zulyanti Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Pendidikan Geografi di Universitas Siliwangi

Hidup dengan budaya, berbahagia dengan seni dan irama, belajar dengan membaca setiap kalimat dan menyampaikan dengan berbicara yang baik dan benar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Mengangkat Nilai-Nilai Budaya Leluhur melalui Permainan Tradisional

18 Agustus 2024   21:17 Diperbarui: 18 Agustus 2024   21:31 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perayaan HUT proklamasi kemerdekaan RI menjadi momentum sakral sekaligus menyenangkan bagi seluruh warga negara. Biasanya, perayaan tersebut digelar di tingkat desa, kampung, RW, RT maupun di lingkungan keluarga besar. Terdapat beragam konsep serta konten kegiatan yang biasa dilaksanakan. 

Mulai dari karnaval, pementasan seni dan budaya, turnamen olahraga, hingga permainan tradisional yang dilombakan. Setiap tanggal 17 Agustus, pelaksanaan perayaan HUT RI diawali dengan upacara pengibaran bendera, kemudian dilanjutkan dengan karnaval atau pawai, berbagai perlombaan serta hiburan yang membuat acara semakin meriah. 

Membahas soal perlombaan 17 agustus-an, pernahkah kamu bertanya-tanya, mengapa jenis permainan dan lomba-lomba yang dilaksanakan di setiap daerah hampir sama? Ternyata setiap permainan ada filosofinya, loh. Dalam tulisan kali ini, menjadi salah satu topik yang sangat menarik untuk dibahas, yaitu mengenai filosofi dan nilai-nilai budaya dalam permainan tradisional yang kerap ada di perayaan HUT RI tanggal 17 Agustus.

Menggali Ketekunan Melalui Egrang

https://kisahasalusul.blogspot.com/
https://kisahasalusul.blogspot.com/
Permainan yang memanfaatkan sepasang bambu untuk berjalan ini memiliki nama yang berbeda-beda di sejumlah daerah. Masyarakat sunda menyebutnya jajangkungan, disebut terompang pancung jika di Lampung, daerah Bengkulu juga menyebutnya ingkau, dan masih banyak lagi. Permainan ini sangat populer di era 1900-an, tetapi saat ini sudah jarang digunakan dan hanya di perayaan-perayaan tertentu saja. 

Permainan ini tentunya memiliki filosofi serta makna yang  mendalam, diantanya: mengasah kekuatan, keberanian, ketekunan serta keseimbangan fisik. Kamu juga peru tahu , bahwa untuk dapat memainkannya tidak bisa hanya dengan satu kali mencoba. Dibutuhkan latihan serta membiasakan diri melatih keseimbangan tubuh untuk dapat berjalan dengan alat permainan ini. Maka dari itu, permainan ini juga mengandung nilai-nilai yang tinggi terkait sportivitas dan kerja keras.

Bakiak; Kelompok Mesti Kompak

Facebook: Ratih Alya
Facebook: Ratih Alya

Perayaan hari kemerdekaan rasanya tidak lengkap tanpa salah satu rangkaian permainan ini. Bakiak biasanya dilombakan secara kelompok. Nah, bakiak merupakan papan panjang yang dibuat menjadi alas kaki dan digunakan oleh 3 hingga 5 orang pemain di setiap kelompok. Setiap pemain dalam bakiak tersebut harus mampu berkoordinasi satu sama lain dan menjaga agar ritme langkah mereka tetap sama dan tidak terjatuh. 

Permainan ini dapat menguji kekompakkan dan kerja sama tim, karena jika salah satu anggota kelompok melakukan gerak dan langkah yang berbeda, maka kelompok tersebut bisa terjatuh dan langkah mereka harus terhenti. Bakiak juga memiliki nilai kepemimpinan, terkhusus bagi pemain paling depan yang harus bisa memberikan komando kepada pemain dibelakangnya agar langkah dapat beriringan. Wah, terbayang susah tapi menyenangkan juga, loh.

Gobak Sodor/Hadangan

https://www.dictio.id/t/
https://www.dictio.id/t/

Permainan tradisional yang satu ini berasal dari suku Jawa. Selain "gobak sodor", permainan ini disebut juga galah asin, hadangan, galasin dan asin. Permainan ini dilakukan di halaman yang luas atau di lapangan terbuka. Dimainkan oleh dua tim yang saling melawan dan bergiliran untuk menjaga dan melewati garis-garis. 

Bagi tim yang menjaga, maka harus menghalangi lawan untuk melewati garis-garis tersebut. Sedangkan tim yang melewati garis harus berusaha melewati garis hingga garis terakhir tanpa disentuh oleh tim penjaga.

Permainan ini bermakna kecerdasan dan ketangkasan dalam mengatur strategi untuk sampai ke tujuan. Permainan ini juga pastinya memerlukan koordinansi dengan tim, sehingga kegiatan ini memiliki nilai-nilai kerja sama, kejujuran, dan kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

Egrang Batok; Diinjak, Dijepit, Berbunyi "Tok, Tok, Tok"

Facebook: Massaid
Facebook: Massaid

Egrang batok menjadi salah satu permainan tradisional yang dahulu biasa digunakan oleh anak-anak wilayah pedesaan di Jawa, Bali dan Kalimantan. Permainan ini memanfaatkan batok kelapa sebagai media utama dan dilengkapi dengan tali yang kemudian dijepit seperti menggunakan sandal jepit.  Permainan ini biasa dilombakan dengan cara balapan berjalan atau berlari menggunakan egrang batok ini.

Egrang batok menjadi salah satu warisan budaya kategori permainan tradisional yang sederhana, namun memiliki banyak nilai-nilai edukatif. Permainan ini menjadi cerminan masyarakat Indonesia yang kreatif dalam memanfaatkan kekayaan alam yang ada. Dibutuhkan keseimbangan tubuh serta koordinasi yang baik antara kaki dan tangan untuk dapat menguasai permainan ini. Oleh karenanya, perlu ketekunan dan kesabaran untuk dapat bermain dengan baik.

Permainan-permainan tradisional yang hadir dalam Perayaan HUT kemerdekaan RI bukan hanya sebagai hiburan, tetapi  menjadi bukti kekayaan budaya dan nilai-nilai leluhur yang masih bertahan hingga saat ini. Beberapa permainan tradisional tersebut memiliki nilai-nilai tentang keberanian, ketekunan, kejujuran, kebersamaan dan kerja sama. Nilai-nilai tersebut tentunya mengajarkan kita tentang semangat menjaga persatuan dan menjaga kearifan lokal dan budaya.

Perayaan HUT kemerdekaan RI tentu saja menjadi momentum yang terjadi setahun sekali yang dimanfaatkan untuk mengangkat kembali permainan tradisional, di tengah pesatnya arus modernisasi. Kita sebagai warga negara yang sadar akan keberadaan budaya tidak hanya meramaikan euforia hari kemerdekaan, tetapi berperan untuk menghargai nilai-nilai tradisi yang sudah menjadi bagian dari kehidupan nenek moyang kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun