Keluarga yang berorientasi gender tidak menjadikan gender sebagai penghambat perkembangan potensi anak, namun keluarga selalu mendukung perkembangan potensi anak, asalkan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Kebebasan mengambil keputusan mendorong rasa saling menghormati dan menghormati antar anggota keluarga. Hampir semua responden juga mendapat banyak manfaat darinya. Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa seluruh responden menyatakan memberikan kebebasan kepada anak dalam mengambil keputusan mengenai anak laki-laki dan perempuan, serta orang tua mempunyai peran utama dalam mengambil keputusan yang dipilih anak.Â
Berdasarkan penjelasan di atas, kita memperoleh informasi bahwa banyak anggota keluarga yang terlibat dalam penerapan kesetaraan gender. Hal ini ditunjukkan dengan terwujudnya persamaan hak anak dalam bidang pendidikan yang baik, pembagian tugas rumah tangga yang setara dalam keluarga, kebebasan memilih dan berpendapat, kebebasan mengambil keputusan bagi anak laki-laki dan perempuan. Artinya kesetaraan gender diterima di masyarakat dan diterapkan di keluarga.
Kesetaraan gender dalam keluarga mempunyai beberapa dampak, antara lain: a) anak merasa bahwa orang tuanya memperlakukannya dengan adil; b) anak perempuan dapat berpartisipasi dalam menunjang perekonomian keluarga dengan bekerja; c) ketentraman batin kedua orang tua karena memperlakukan anaknya dengan adil. Dengan demikian, kesetaraan gender dalam keluarga dapat dikatakan berdampak positif apabila tidak bertentangan dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H