Mohon tunggu...
Kharisma HafizhPangestullah
Kharisma HafizhPangestullah Mohon Tunggu... Penulis - halo

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tanggapan Mahasiswa Terhadap Pilkada Serentak 9 Desember 2020

1 Desember 2020   16:09 Diperbarui: 1 Desember 2020   16:56 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Depok -- Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah yang akan dilaksanakan pada 9 Desember 2020 secara serentak dan langsung, membuat banyak mahasiswa menganggap bahwa pelaksanaan pemilihan kepala daerah ini terkesan memaksakan karena situasi sekarang ini yang kita semua tahu masih dalam pandemi yang menghantui seluruh kegiatan sehari-hari kita tapi mengapa pemilihan ini tetap saja diadakan ditengah pandemi ini.

Tidak hanya proses pemilihan yang membuahkan tanggapan yang beragam, prosesi kampanye dari beberapa calon kandidat yang langsung terjun bertatap muka dengan masyarakat untuk mengumpulkan dukungan bagi paslon tersebut juga menimbulkan polemik dalam kalangan mahasiswa ketika mereka dimintai tanggapan mengenai pelaksanaan proses pemilihan tersebut, karena saat ini situasi yang sangat tidak menndukung ditengah pandemi wabah virus covid-19 yang juga belum usai.

"Memang kita sebagai masyarakat Indonesia harus dan wajib untuk mengikuti kegiatan pemilihan ini, tetapi walaupun pemerintah sudah mengatakan bahwa semuanya dilaksanakan dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan apakah kita semua yakin bahwa tidak akan ada penularan selama kegiatan itu berlangsung?". Ujar Fauzan seorang mahasiswa ketika diminta pendapatnya mengenai pilkada ditengah masa pamdemi

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mempersiapkan dengan matang protokol kesehatan ketika nanti berjalannya kegiatan pemilihan di TPS yang tersedia dari awal mulai hingga selesainya kegiatan tersebut, semuanya sudah dipersiapkan dengan matang agar masyarakat yang pergi ke TPS merasa aman. Tetap saja masih banyak masyarakat yang takut akan resiko yang terlalu besar ketika kita melaksanakan pemilihan ditengah pandemi ini.

"Menurut saya pilkada 2020 ini dapat menimbulkan resiko yang cukup tinggi, terutama sehubungan dengan diadakannya ditengah pandemi. Apalagi kalo kita melihat kasus covid di Indonesia sendiri yang semakin meningkat setiap harinya. Sepertinya belum aman untuk diadakan secara langsung, apalagi sekarang ketika pemilihan berlangsung hari itu juga ditetapkan sebagai libur nasional yang dikhawatirkan dapat disalahgunakan oleh masyarakat". Ujar Saskia mahasiswi UPN Jakarta.

Saskia juga menambahkan, walaupun semua dikatakan sudah tersistem dan aman saat pemilihan, tetap saja ada resiko yang besar didalamnya dan juga karena adanya rasa takut dan khawatir untuk nanti pergi ke lokasi pemilihan, bisa jadi banyak masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya dihari tersebut. Tetapi dari banyaknya tanggapan tidak setuju dari mahasiswa, ada juga yang tetap mendukung pelaksanaan Pilkada nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun