Mohon tunggu...
Kharisma Alfi
Kharisma Alfi Mohon Tunggu... Mahasiswa - communication science student

public relations concentration

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berenang Supaya Tinggi atau Berenang untuk Menyembuhkan Asma?

7 Juli 2021   13:59 Diperbarui: 7 Juli 2021   14:12 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengalaman ini dimulai sekitar 15 tahun yang lalu, tepatnya ketika umur saya tujuh tahun. Sedari kecil saya sudah mempunyai riwayat penyakit yang berkaitan dengan pernafasan dalam kata lain asma. Selain jalur obat-obatan, ada beberapa cara yang dilakukan tentunya olahraga, dan olahraga yang paling di anjurkan pada saat itu adalah berenang. Padahal waktu saya duduk di sekolah dasar sering sekali mendapatkan pelajaran olahraga untuk lari, bisa dibayangkan betapa engapnya (pega) setelah lari-lari. Haha.

Pada saat berenang, saya sering sekali diantar orang tua saya ataupun saudara saya untuk berenang di kolam renang terdekat dari rumah, dan pada saat itu saya tidak mengikuti les renang alias dulu waktu masih anak-anak berenang dilakukan hanya untuk bermain-main menggerakkan anggota tubuh kaki dan tangan saja tanpa tahu gaya-gaya dalam berenang. Intinya olahraga renang yang dilakukan pada saat itu hanya untuk melatih pernafasan dalam air supaya nafas tidak berbunyi (ngik-ngik).

Singkat cerita, puji syukur saya sudah dinyatakan sembuh dari penyakit tersebut, dan mulai menjalani hidup yang normal tidak tergantung dengan obat lagi. Dan ketika saya sudah dinyatakan sembuh, menjadi semakin jarang berenang mungkin satu bulan bisa dihitung sekitar 1-2 kali berenang. Olahraga yang dilakukan hanya jalan-jalan pada pagi hari itupun di hari minggu dan pada saat jam pelajaran olahraga di sekolah saja. Hehe.

Semenjak sudah tidak rutin olahraga renang, akhirnya mulai sekolah menengah atas kembali merutinkan berenang lagi. Hehe jaraknya lumayan lama ya..

Bisa kembali rutin berenang pun awal mulanya ada salah seorang teman saya yang memang dia sudah mengikuti renang dari dahulu hingga pernah mendapatkan kejuaraan dan postur tubuhnya teman saya tinggi. Ada rasa menyesal sedikit kenapa dulu saya tidak les privat renang saja yaa.. padahal manfaatnya bisa membantu menambah tinggi badan juga. Dan pada saat itu tinggi badan saya hanya 152 cm. Hahaha. Karena saya terlalu percaya dengan pertumbuhan seseorang berbeda yang terpenting gizi makanan bisa tercukupi dengan baik supaya tetap sehat.

Akhirnya dari situ saya mencoba kembali untuk latihan dan belajar berenang sungguhan maksudnya belajar menggunakan gaya-gaya dalam berenang. Ternyata gampang-gampang susah. 

Haha. Saya biasa berenang bersama teman-teman saya, dan saya pun diajarkan berenang oleh salah satu teman saya yang mendapatkan kejuaraan itu, yaa.. walaupun memang tidak dilakukan setiap hari tapi tiap satu minggu  atau dua minggu sekali menepati hari libur sekolah. Terkadang saya pun tidak bersama teman saya, hanya saya sendiri untuk berenang. Dari situ, karena saya mulai rutin dan diimbangi produk susu yang saya minum, alhasil tinggi badan saya bisa dikatakan lumayan naik dari sebelumnya.

Berenang dapat menambahkan tinggi badan bagi saya memang benar, karena disisi lain mempunyai manfaat dan manfaat tersebut sudah saya buktikan sendiri dan dibarengi dengan makan-makanan yang bergizi serta susu. 

Meskipun sampai sekarang gaya yang dilakukan oleh saya ketika sedang berenang masih dikatakan belum handal sekali, namun setidaknya dari berenang membuahkan hasil bagi saya. Bagi saya berenang dapat menyembuhkan asma itu kurang tepat  jika dilakukan tidak dibarengi dengan mengkonsumsi obat dari resep dokter karena berenang hanya sebagai alternatif olahraga untuk menjaga kesehatan tubuh dan melatih pernafasan.  

Hingga pandemi saat ini menjadikan sesuatu hal yang benar-benar membuat saya tidak pernah lagi berenang di kolam renang umum. Disisi lain alasan kenapa tidak berenang yakni memang untuk menjaga diri dari kerumunan, dan isunya jika droplet bisa bertahan dalam air membuat kekhawatiran dalam diri saya. 

Meskipun pandemi saat ini memaksa kita untuk belajar dan bekerja melalui daring, namun aktivitas olahraga selain berenang dan tidak terlalu berat bisa dilakukan di dalam rumah atau halaman rumah. 

Tetapi jangan khawatir, era new normal ini membuat kita harus menyesuaikan dengan keadaan yang baru, sehingga membuat kita untuk selalu waspada dan patuh akan protokol kesehatan. 

Selama suatu tempat telah menerapkan protokol kesehatan dengan adanya tempat cuci tangan, cek suhu, membatasi pengunjung yang datang, rutin melakukan penyemprotan disinfektan dan juga sadar terhadap diri sendiri agar tidak berkerumun akan meminimalisir penyebaran virus covid-19. Bahkan new normal saat ini sudah banyak tempat wisata terkhusus kolam renang ataupun waterpark yang sudah bisa untuk dikunjungi dan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Namun ketika berenang harus tetap waspada dan sebisa mungkin menghindari kolam renang yang ramai, saran dari saya dan ini berlaku juga bagi saya, untuk menghindari kolam renang yang ramai tidak datang pada saat libur panjang ataupun akhir pekan, alternatif lain bisa datang ketika hari-hari biasa yang cenderung sepi atau bisa dengan staycation di hotel yang menyediakan kolam renang pribadi. Jadi gimana nih tertarik untuk berenang lagi? Ya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun