Mohon tunggu...
Kanas
Kanas Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi seorang numismatist adalah hobi yang mengasyikkan. Dengan mengumpulkan koin kuno, Anda tidak hanya mengejar nilai material, tetapi juga menyelusuri jejak sejarah dan budaya. Setiap koin menjadi saksi bisu zaman, membawa cerita unik dari masa lampau. Dalam hobi ini, Anda dapat menemukan keindahan artistik, memahami perubahan politik, dan menggali pengetahuan yang mendalam tentang peradaban yang pernah ada.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dr. Djonggi M. Panggabean Simorangkir: Paslon Presiden dan Partai yang Kalah, Sebaiknya jadi Oposisi

24 April 2024   16:27 Diperbarui: 24 April 2024   16:27 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Advokat Senior Dr. Djonggi M. Panggabean Simorangkir. Dok. Pribadi.

Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran negara menjadi sangat penting mengingat anggaran negara merupakan instrumen utama dalam pembangunan dan pelayanan publik. Oposisi memiliki peran untuk memastikan bahwa anggaran negara digunakan secara efisien, transparan, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Selain itu, peran oposisi dalam memperhatikan penerapan aturan-aturan negara juga tidak kalah pentingnya. Dengan mengawasi implementasi undang-undang dan kebijakan publik, oposisi dapat membantu memastikan bahwa negara berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi, supremasi hukum, dan hak asasi manusia.

"Dengan menjadi oposisi, hukum dapat tegak dilaksanakan atau berjalan penegakan hukum dengan benar di Indonesia, sesuai ketentuan Hukum yang berlaku. Agar jangan terjadi pelanggaran hukum untuk menjadi negara maju, adil makmur dan sejahtera," tegasnya.

Menurut Djonggi mereka lebih baik jadi oposisi dari pada ikut dalam pemerintahan dan ikut-ikutan korupsi. Karena yang menjadi masalah besar saat ini, banyak politikus miskin, termasuk miskin Ilmu sehingga tidak mampu berdiri sendiri mencari makan diluar partai dan pemerintahan. 

"Menurut saya, lebih baik mereka jadi oposisi daripada ikut-ikutan dalam pemerintahan dan terjerumus korupsi. Masalah besar sekarang ini, banyak politikus yang miskin, bahkan miskin ilmu. Mereka nggak mampu berdiri sendiri, cari nafkah di luar partai dan pemerintahan." Ucap Dr. Djonggi.

Dr. Djonggi menceritakan bagaimana politik di Amerika memiliki sistem oposisi yang berfungsi dengan baik. Saat ini, Pemerintahan Joe Biden memiliki Donald Trump sebagai oposisi, yang dianggap sebagai kondisi yang sehat. Kehadiran oposisi memastikan adanya pengawasan dan kritik terhadap kebijakan pemerintah, serta menegakkan prinsip-prinsip demokrasi. Hal ini terwujud melalui mekanisme aturan dan alokasi anggaran negara yang diseimbangkan. Indonesia dapat mengambil contoh dari hal ini untuk memperkuat sistem demokrasi dan pengawasan di dalamnya.

Advokat senior Dr. Djonggi M. Panggabean Simorangkir SH M juga menegaskan pentingnya bagi partai yang menduduki DPR RI untuk menjadi oposisi, meski tantangannya besar.

"Jika DPR bersedia menjadi oposisi, rakyat Indonesia akan merasakan kemakmuran," ungkap Djonggi. Namun, tantangan dalam menjadi oposisi tidak bisa diabaikan, terutama terkait dengan biaya pencalonan yang tinggi. "Beberapa anggota DPR bahkan mencari keuntungan untuk mengembalikan modal kampanye," tambahnya.

Menurut Djonggi, hal ini menjadi pelajaran bagi masyarakat Indonesia. Dia menekankan perlunya perubahan dalam sistem atau aturan pencalonan DPR agar tidak memakan biaya besar. 

"Dengan biaya yang minim, DPR bisa diisi oleh orang-orang yang benar-benar kompeten dan siap bekerja untuk rakyat, tanpa mengharapkan pengembalian modal kampanye," pungkasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun