Setiap usaha mempunyai peranan penting dalam sektor perekonomian, tak terkecuali Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM tidak bisa dianggap remeh, hanya karena tidak terlihat memberikan dampak yang signifikan karena termasuk usaha kecil dan menengah, dibalik semua itu, UMKM dapat menjadi penopang dikala terjadi terjadi krisis ekonomi. Pepatah bahasa mengatakan, sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Walaupun usaha kecil, tapi jika jumlahnya banyak dan tersebar luas akan menjadi suatu kekuatan yang besar.Â
Data tahun 2021 dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kementerian KUKM) menyatakan bahwa terdapat 64,2 juta pelaku UMKM di Indonesia. Dan dari data tersebut, UMKM di Indonesia telah menyerap 97% dari total angkatan kerja. Hal tersebut membawa kabar baik dalam pemerataan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, harapannya angka kemiskinan akan dapat berkurang.Â
Disamping manfaat yang diberikan di atas, tentu tidak lepas dari kesulitan dan persoalan yang terjadi dalam membangun usaha tersebut. Kenyataannya masih terdapat UMKM yang belum peduli dengan pengelolaan biaya yang diterapkan. Tak jarang, para pelaku UMKM menganggap remeh pengelolaan tersebut. Memperkirakan biaya dengan perhitungan kasar tanpa menyusun biaya dengan akurat. Hal ini dapat berpotensi menjadi ancaman yang tidak terasa namun nyata. Jika pelaku UMKM tidak segera menyadari ancaman tersebut, harga jual yang ditetapkan akan overpricing atau underpricing, dan kemungkinan besar tidak dapat mencapai profit yang diinginkan bahkan mengalami kerugian.Â
Tokoh
Pak Lukman merupakan salah satu pelaku UMKM di sektor mebel. Â Beliau merupakan pemilik Lukman Jati Mebel yang beralamat di Dusun IV, Pucangan, Kec. Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Usaha tersebut telah berdiri sejak tahun 1995, kurang lebih 29 tahun lamanya usaha tersebut mampu bertahan di kondisi ekonomi yang tidak menentu. Uniknya, selama usaha itu berdiri, Pak Lukman belum membuat laporan pengelolaan biaya. Sedangkan menurut kacamata Akuntansi Manajemen, pengelolaan biaya mempunyai peran yang krusial dalam sebuah usaha. Strategi pengelolaan biaya yang dilakukan Pak Lukman akan sangat mempengaruhi perencanaan, profitabilitas atau keuntungan yang akan diperoleh dan pada keputusan yang akan diambil ke depannya.Â
Dari hasil wawancara penulis kepada Pak Lukman (Jum'at, 15 November 2024), beliau mengatakan belum mengelola biaya dengan membuat laporan keuangan yang akurat. Jika mempekerjakan seorang akuntan dalam UMKM bukan menjadi solusi yang tepat. Justru hal ini akan menimbulkan kesenjangan pada biaya untuk menggaji akuntan tersebut. Selanjutnya keputusan mengenai biaya akan sangat mempengaruhi keberlangsungan usaha di masa mendatang. Â Jadi masalah ini tidak dapat diabaikan begitu saja.
Pak Lukman dapat membuat strategi pengelolaan biaya yang efektif dan efisien dengan menggunakan analisis Biaya-Volume-Laba (BVL) sebagai solusi atas permasalahan tersebut. Analisis ini dapat menjadi alat perencanaan dan pembuatan keputusan di masa mendatang Untuk menghasilkan perhitungan yang lebih akurat mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan saat proses produksi dan biaya-biaya yang digunakan untuk operasional, unit yang terjual dan harga jual yang ditetapkan. Apakah pendapatan yang diterima jumlahnya sama dengan biaya yang dikeluarkan sehingga mencapai  titik impas/BEP (Break Event Point).
Masalah yang terjadi
Salah satu masalah yang sedang terjadi di Lukman Jati Mebel adalah kesulitan dalam pengelolaan biaya yang belum detail dan akurat. Keuntungan yang diperoleh akan sangat dipengaruhi oleh biaya produksi dan operasional yang dikeluarkan, terutama pada biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Sementara itu, perolehan keuntungan di Lukman Jati Mebel belum dapat dihitung dengan jelas, apakah biaya yang dikeluarkan itu sebanding dengan keuntungan yang diterima karena perhitungan pengelolaan biaya masih dihitung dengan perhitungan kasar. Jika belum ada strategi pengelolaan biaya yang akurat, maka penyusunan rencana untuk membuat keputusan yang lebih baik akan cukup sulit. Karena tidak adanya bahan untuk melakukan evaluasi guna memperbaiki kekurangan di masa mendatang.
Disisi lain, kenaikan bahan baku, transportasi, dan listrik menjadi faktor eksternal yang terjadi diluar kendali. Selain itu permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan (permintaan konsumen seringkali tinggi namun terkadang juga rendah). Hal ini juga akan mempengaruhi biaya tenaga kerja, dimana sistem penggajian karyawan adalah sistem harian yang tentu akan berpengaruh pada keuntungan yang diperoleh.
Opini Penulis
Penulis mempunyai opini atas permasalahan yang sedang terjadi di atas. Menerapkan analisis BVL pada permasalahan yang sedang dialami merupakan keputusan yang bijaksana, efektif dan efisien dalam menentukan harga jual, unit yang harus terjual dan keuntungan yang ingin dicapai. Penulis juga sangat mengapresiasi Pemilik Lukman Jati Mebel yang dapat menjaga kestabilan usahanya, walaupun banyak faktor eksternal seperti kenaikan bahan baku, permintaan konsumen dan faktor lainnya, namun masih dapat memberikan harga jual yang kompetitif dan dapat bersaing di pasar mebel.
Terakhir, penulis mempunyai keyakinan jika metode analisis BVL diterapkan akan berdampak pada keberlangsungan usaha mebel dan untuk mengoptimalkan keuntungan yang ingin dicapai. Kemudian, pengaplikasian analisis BVL akan dapat menambah literasi mengenai pentingnya pengelolaan biaya pada UMKM. Disisi lain, jika analisis BVL diterapkan, secara tidak langsung dapat memberikan contoh kepada pemilik UMKM lainnya akan pentingnya strategi pengelolaan biaya guna meningkatkan profitabilitas pada UMKM.
Sumber berita
djkn.kemenkue.go.id : Peran Penting UMKM dalam Ancaman Isu Resesi
amartha.com : Kontribusi dan Peran UMKM dalam Perekonomian Indonesia
Hasil wawancara Pemilik Lukman Jati Mebel pada Jum'at, 15 November 2024
Buku Akuntansi Manajemen oleh Baldric Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Frasto Biyanto
Kesimpulan
Oleh karena itu, analisis BVL dapat menjadi solusi efektif atas permasalahan yang sedang terjadi di Lukman Jati Mebel. Analisis BVL akan membantu Lukman Jati Mebel dalam mengelola biaya, harga jual, dan target unit yang harus dijual untuk mendapatkan keuntungan, serta menyusun perencanaan untuk mengambil keputusan pada proses produksi setelahnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H