Kharida Luthfi
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angakatan 2019
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
         Hai teman-teman, Assalamu'alaikum...kembali lagi dengan saya, si manusia yang ingin belajar dari pegalaman,dan juga yang suka berbagi sedikit pengalaman saya yang sekiranya menarik untuk dibagikan kepada teman-teman pembaca sekalian. Pada kesempatan kali ini, saya akan menceritakan pengalaman saya di masa berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi seperti sekarang.Â
Tak bisa dipungkiri bahwa teknologi informasi dan komunikasi saat ini sudah menjadi bagian dari keseharian kita. Karena segala informasi dan sumber pengetahuan saat ini mudah ditelusuri menggunakan teknologi informasi dan komunikasi berbasis internet. Ada beberapa jenis alat teknologi informasi dan komunikasi seperti televisi, radio, internet, computer, tablet, dan hanphone. Tapi handphone adalat alat teknologi informasi dan komunikasi yang paling menyita perhatian saya. Dari segi kelebihan, handphone memang lebih unggul daripada alat teknologi informasi dan komunikasi lain.Â
Pertama karena praktis dibawa ke manapun dan kapanpun, kedua karena hnadphone sudah langsung terhubung dengan arus informasi berbasis internet menggunakan data seluler, wifi, maupun hotspot, jadi lebih cepat digunakan dan multifungsi.
 Maraknya teknologi informasi dan komunikasi berbasis internet ini nampaknya membawa dampak serius terhadap saya, keluarga saya, beserta orang-orang di sekitar lingkungan saya. Bagaimana tidak? Setiap hari saya bertemu dengan orang-orang disekitar saya terutama keluarga saya, jika ibu atau ayah saya sedang memanggil saya karena butuh bantuan ataupun sebaliknya, saya maupun mereka tidak langsung merespon.Â
Tidak lain dan tidak bukan disebabkan oleh handphone yang ada digenggaman kami masing-masing. Ketika saya dan teman-teman saya janjian untuk mengadakan sebuah reuni. Saya dan teman-teman semangat sekali mengatur jadwal, mengatur hal apa saja yang akan dibahas saat reuni, mengatur pakaian apa yang harus digunakan nanti. Semua itu kami bahas sampai benar-benar lupa waktu saking asyiknya. Di grup reuni juga sudah terpantau jelas beberapa kali kami membalas chat satu sama lain hingga tak terhitung jumlahnya.
 Tetapi ketika hari dimana reuni itu tiba, kami langsung diam seribu bahasa satu sama lain. Kami terlalu asyik menggenggam handphone masing-masing seperti berada di dunia kami masing-masing. Apalagi degan situasi covid seperti sekarang, teknologi informasi seolah mendekte kehidupan kita karena kehidupan yang mengharuskan untuk lebih nyak di rumah ketimbang ke luar rumah. Mau tidak mau kita berinteraksi dengan kerabat atau orang di sekitar kita menggunakan handphone. Kebiasaan ini yang terus menerus membuat kita seolah olah seperti anti sosial. Malas berinteraksi di dunia nyata dan lebih memilih beriteraksi di dunia maya.
         Kalau membicarakan tentang teknologi informasi berbasis internet, kita tidak lepas dari yang namanya media sosial. Media sosial merupakan media (aplikasi) berbasis internet dimana para penggunanya bisa dengan mudah berprtisipasi, berinteraksi, berbagi, bahkan seperti menciptakan dunia virtual tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Media sosial inilah yang menjadi penyebab utama saya merasa jauh dengan kerabat saya padahal sedang dekat dengan mereka, dan saya merasa dekat dengan mereka saat sebenarnya saya sedang jauh dari mereka.Â
Media sosial juga mengajarkan saya bahwa dunia maya tidak sejujur dunia nyata. Karena segala video, foto, berita, dan sebagainya, tidak semuanya itu sesuai dengan kenyataannya. Contoh kecilnya saja, foto-foto teman yang diposting di instagram. Itu hanya sebagai ajang pecitraan saja, dengan memperlihatkan pakaian mereka yang bagus. Tapi kita tidak tahu bahwa sebenarnya pakaian itu adalah hasil meminjam dari seseorang. Di media sosial semua bisa disetting sedemikian rupa. Jika seseorang ingin berkreasi di media sosial juga tidak ada yang membatasi. Seseorang bebas melakukan apa saja semau mereka. Saking bebasnya tanpa sadar seseorang itu telah menyinggung sebagian pihak, dan ada yang merasa dirugikan.Â