Tegal, salah satu daerah di Jawa Tengah berjulukan Kota Bahari ini, telah mampu bangkit dari keterpurukan dampak pandemi Covid-19. Seperti halnya daerah lain, Tegal juga sempat memberlakukan penutupan beberapa akses jalan dan destinasi wisatanya dalam upaya mencegah penularan virus Covid-19. Salah satunya ialah alun-alun Kota Tegal. Alun-alun yang terletak persis di depan stasiun kereta api tegal yang merupakan ikon Kota Tegal ini ditutup akses jalannya dengan portal oleh petugas setempat. Warga yang tinggal dan berjualan di kawasan alun-alun ini pun merasa terpenjara dan sangat dirugikan. Tidak hanya menghambat kehidupan sehari-hari, tetapi juga mematikan aktivitas perdagangan dan jasa di kawasan ini. Para pelaku usaha akhirnya gulung tikar.
Dampak berkepanjangan dari pandemi Covid-19 telah membawa kesengsaraan di segala aspek kehidupan. Pergerakan industri kecil menengah (IKM) dalam dua tahun terakhir banyak menemui batu sandungan.
"Sudah dua tahun saya dan teman-teman pelaku usaha menderita karena pandemi. Akses jalan waktu itu ditutup pakai beton. Awalnya itu kan karena kebijakan pusat, ya kami ikuti karena taat aturan. Tapi setelah menunggu cukup lama saat Kota Tegal sudah memasuki PPKM level 1 (satu), eh malah akses masuknya diportal. Saya dan teman-teman merasa terpenjara." Ujar Anis salah satu pelaku usaha di alun-alun Tegal.
Pemerintah Kota Tegal melalui Dinas Peindustrian dan tenaga kerja Kota Tegal terus berinivasi untuk mendorong bangkitnya kembali para pelaku IKM untuk pemulihan ekonomi. Dengan upaya pembangunan beberapa fasilitas yang dikatakan sebagai ruang publik, diharapkan bisa mendatangkan masyarakat luar kota yang menjadikan multi effect dan tentunya akan berdampak pada sektor perekonomian. Di saat penutupan akses jalan dilakukan, pemerintah Kota Tegal berinovasi memperbarui tatanan alun-alun Kota Tegal. Dengan beberapa pembangunan yang dilakukan, kini wajah alun-alun Kota Tegal menjadi sangat berbeda.
Tata ruang yang umumnya terdapat di sebagian besar daerah Jawa adalah alun-alun. Alun-alun dikenal sebagai ciri khas konsep tata ruang khas Jawa. Alun-alun merupakan landmark suatu kota sehingga identitas tempat menjadi hal yang penting untuk diperhatikan keberlangsungannya. Alun-alun difungsikan sebagai pusat aktivitas masyarakat. Kota Tegal adalah salah satu kota yang memiliki alun-alun sebagai pusat kota, landmark, public space, dan ruang terbuka hijau. Alun-Alun di Tegal bergaya Mataraman sebagai peninggalan kekuasaan Mataram yang mengadopsi konsep sadulur papat klamia pancer (Daryono et al 2008).
Alun-alun Tegal yang sudah selesai direvitalisasi akhirnya mulai bisa dinikmati warga kota tegal dan sekitarnya. Keberadaan cagar budaya dan tempat hiburan menjadikan kota destinasi wisata akan berdampak pada pelaku ekonomi dan usaha. Di kutip dari berita kora tegal, General Manager Koran Radar Tegal, M.Â
Sekhun menyampaikan bahwa Wali Kota Tegal dinilai dari segi pembangunan cukup berhasil di mana kondisi di daerah lain sedang sibuk mengatasi masalah pandemi Covid-19, Kota Tegal mampu membangun fasilitas umum yang fonumenal.Â
Menurutnya ini sebuah keberhasilan selain penanganan Covid-19 juga pembangunan fisik sehingga mampu menumbuhkan ekonomi masyarakat di masa recovery ekonomi tahun 2022 ini. "Semoga ada pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan taman, alun-alun maupun pembangunan malioboro tegal itu mampu membangkitkan ekonomi masyarakat, UMKM bisa bangkit di tengah kondisi pasca pandemi." Sambung M. Sekhun. Upaya penataan wajah kota diharapkan mampu menghasilkan destinasi wisata baru di dalam kota. Sehingga dapat menjadi daya tarik bagi warga lokal dan warga luar kota untuk berbondong-bondong ke Kota Tegal.
Konsep alun-alun di Tegal memiliki kesamaan dengan alun-alun di Yogyakarta dan Surakarta, meskipun dengan sedikit perbedaan. Kesamaan ini terlihat pada konsep tata guna lahan masyarakat Jawa, yang ditunjukkan dengan adanya bangunan-bangunan yang menonjol di sekitar alun-alun. Di sebelah barat terdapat Masjid Agung Tegal, di sebelah selatan terdapat kompleks gedung pemerintahan, di sebelah timur terhubung dengan pintu masuk Taman Pancasila dan Stasiun Tegal. Di sebelah utara adalah bangunan layanan masyarakat. Daerah ini kaya akan makna dan sejarah. kawasan alun-alun berubah dari waktu ke waktu. Tetapi penting untuk tidak membiarkan perubahan ini mengurangi filosofi dan makna cerita.
Alun-alun yang berada persis di depan balai kota tegal dan masjid agung kini dilengkapi dengan dry foundation (air mancur) yang dikelilingi rumput sintesis. Tempatnya yang kini sangat instagramable, pengunjung bisa berswafoto di segala sudut alun-alun apalagi dengan adanya para fotografer handal yang siap membantu pengunjung untuk mengabadikan momen di sosial media. Berbagai kalangan usia memadati kawasan ini. Satu diantaranya Nabila (19) remaja kelurahan Panggung, Kota Tegal yang sangat penasaran dengan perubahan alun-alun. "Tahu dari sosmed, katanya alun-alun udah dibuka dan jadi beda banget. Jadi penasaran, terus datang deh. Dan ternyata benar, nambah bagus, udah rapi sekarang." Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Selain itu, banyak kegiatan lain yang bisa kalian lakukan saat berkunjung ke alun-alun tegal seperti bermain skuter, sepatu roda, skateboard, bersepada, membeli baju, tentunya mencicipi kuliner khas tegal yang dijajakan di sana, dan masih banyak lagi hal seru lainnya. Berbagai jajanan dan warung makan murah meriah mengelilingi sekitar alun-alun. Tak heran jika alun-alun menjadi tempat melepas penat bersama orang terdekat saat weekend. Setiap hari minggu, dilakukan car free day di alun-alun Kota Tegal. Hanya boleh para pesepeda dan pejalan kaki yang masuk ke kawasan ini. Sehingga para pengunjung lebih puas menikmati liburannya. Dengan hanya merogoh kocek sedikit, kawasan alun-alun sudah cukup menyenangkan. Nah, buat kalian yang bingung mau mengisi waktu liburan kemana, yuk kunjungi Kota Tegal dan jangan lupa untuk mampir ke alun-alun Tegal ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H