Angklung gubrag terdapat di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor.
Angklung ini telah berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung).
Dalam mitosnya angklung gubrag mulai ada ketika suatu masa kampung Cipining mengalami musim paceklik.
d. Angklung Badeng
Badeng merupakan jenis kesenian yang menekankan segi musikal dengan angklung
sebagai alat musiknya yang utama. Badeng terdapat di Desa Sanding, Kecamatan
Malangbong, Garut. Dulu berfungsi sebagai hiburan untuk kepentingan dakwah Islam. Tetapi
diduga badeng telah digunakan masyarakat sejak lama dari masa sebelum Islam untuk acara
acara yang berhubungan dengan ritual penanaman padi. Sebagai seni untuk dakwah badeng
dipercaya berkembang sejak Islam menyebar di daerah ini sekitar abad ke-16 atau 17. Pada
masa itu penduduk Sanding, Arpaen dan Nursaen, belajar agama Islam ke kerajaan Demak.
Setelah pulang dari Demak mereka berdakwah menyebarkan agama Islam. Salah satu sarana
penyebaran Islam yang digunakannya adalah dengan kesenian badeng.
e. Angklung Buncis
Buncis merupakan seni pertunjukan yang bersifat hiburan, di antaranya terdapat di Baros
(Arjasari, Bandung). Pada mulanya buncis digunakan pada acara-acara pertanian yang
berhubungan dengan padi. Tetapi pada masa sekarang buncis digunakan sebagai seni hiburan.
Hal ini berhubungan dengan semakin berubahnya pandangan masyarakat yang mulai kurang
f.Angklung Padaeng
Angklung padaeng adalah angklung yang dikenalkan oleh Daeng Soetigna sejak sekitar
tahun 1938. Terobosan pada angklung padaeng adalah digunakannya laras
nada Diatonik yang sesuai dengan sistem musik barat. Dengan demikian, angklung kini
dapat memainkan lagu-lagu internasional, dan juga dapat bermain dalam Ensembel dengan
alat musik internasional lainnya.
TENKNIK DASAR BERMAIN ANGKLUNG
Â
Memainkan sebuah angklung sangat mudah. Seseorang tinggal memegang rangkanya
pada salah satu tangan (biasanya tangan kiri) sehingga angklung tergantung bebas, sementara
tangan lainnya (biasanya tangan kanan) menggoyangnya hingga berbunyi. Dalam hal ini, ada
tiga teknik dasar menggoyang angklung:
*Kurulung (getar), merupakan teknik paling umum dipakai, dimana tangan kanan
memegang tabung dasar dan menggetarkan ke kiri-kanan berkali-kali selama nada ingin
dimainkan.
*Centok (sentak), adalah teknik di mana tabung dasar ditarik dengan cepat oleh jari ke
telapak tangan kanan, sehingga angklung akan berbunyi sekali saja (staccato).
*Tengkep, mirip seperti kurulung namun salah satu tabung ditahan tidak ikut bergetar. Pada
angklung melodi, teknik ini menyebabkan angklung mengeluarkan nada murni (satu nada
melodi saja, tidak dua seperti biasanya). Sementara itu pada angklung akompanimen
mayor, teknik ini digunakan untuk memainkan akord mayor (3 nada), sebab bila tidak
ditengkep yang termainkan adalah akord dominan septim (4 nada