Salah satu kelemahan model ini adalah  biasanya  tanggung  jawab  pembentukan  perilaku  anti  korupsi  hanya menjadi  tanggung  jawab  dosen pengampu  mata kuliah  sehingga  keterlibatan dosen  lain  sangat  kecil.  Kelemahan  lain  dari  model  ini  adalah  terlalu  fokus pada  materi  perkulian  yang  bersifat  teoritis  saja sehingga  hanya  menyasar ranah  kognitif-intelektual  an-sich.  Sementara,  aspek  afektif,  psikomotorik, emosional dan spiritualnya tidak terjamah.
b. Model Integratif
Model  ini  mengintegrasikan PAK  dengan  seluruh  mata  kuliah  dengan  asumsi  bahwa  semua  dosen/guru adalah  pengajar  PAK  tanpa  terkecuali.  Semua  mata  kuliah  diasumsikan memiliki  misi  moral  dalam  membentuk  mahasiswa  yang  anti  korupsi.Â
Para pengajar  dapat  memilih  nilai-nilai  yang  akan ditanamkan  melalui  materi bahasan  mata  kuliahnya.  Nilai-nilai  anti  korupsi  dapat  ditanamkan  melalui beberapa  pokok  atau  sub  pokok  bahasan  yang berkaitan  dengan  nilai-nilai hidup.
Pemahaman nilai hidup anti korupsi dalam diri mahasiswa tidak melulu bersifat  informative-kognitif,  melainkan  bersifat  terapan  pada  tiap  mata pelajaran. Dengan  model  ini  maka  PAK  menjadi  tanggung  jawab  kolektif  seluruh pengajar  dan  civitas  akademika  lainnya.Â
Model  ini  bisa  menjadi  alternatif untuk memasukkan PAK dalam setiap mata kuliah, terutama mata kuliah yang isi  materinya sangat berkaitan dengan materi pendidikan  anti  korupsi.  Namun demikian,  model  integrasi  ini  memerlukan  kesiapan,  wawasan moral  dan keteladanan  dari  seluruh  pengajar. Â
Pada  sisi  lain,model  ini  juga  menuntut kreatifitas dan keberanian para pengajar dalam menyusun dan mengembangkan silabus dan rencana perkuliahannya.Â
Sebagaimana   model independen-otonom,model  integrasi inijuga mempunyai  kelemahan,  yakni  kelemahan  pada  aspek  materi  yangdiberikan, terutama materi  PAK  yang  bersifat teoritis. Meyisipkan  materi  PAK  dalam setiap mata kuliah tentu tidak bisa maksimal. Hal ini terkait alokasi waktu yang hanya dibatasi pada pertemuan tatap muka saja.
c. Model Suplemen
Model ini menawarkan pelaksanaan  PAK melalui  sebuah  kegiatan di  luar jam  perkuliahan.  Model  ini dapat ditempuh melalui  dua cara.
Pertama, melalui suatu kegiatan ekstrakurikuler yang dikelola oleh pihak kampus dengan seorang  penanggung jawab  atau  kegiatan ekstrakurikuler  yang diadakan  oleh  mahasiswa  secara mandiri  tanpa  melibatkan  kampus.  Seperti,  adanya  kegiatan  seminar, loka karya atau kegiatan lainnya yang diselenggarakan oleh organisasi intra kampus atau  organisasi ekstra  kampus  yang melibatkan mahasiswa.  Dalam  kegiatan-kegiatan  ektrakurikuler  ini  maka mahasiswa  diharapakan  bisa  dan  mau mengangkat tema-tema yang berkaitan dengan materi korupsi.