Mohon tunggu...
Khansa Wilda Ruzain
Khansa Wilda Ruzain Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

No dare, no life

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Layakkah Buku "Keajaiban Toko Kelontong Namiya" Karya Keigo Higashino Dibaca oleh Khalayak Umum?

18 April 2024   13:27 Diperbarui: 18 April 2024   13:28 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    Buku berjudul 'Keajaiban Toko Kelontong Namiya' ini dikarang oleh Keigo Higashino di Tokyo,Jepang dengan judul aslinya 'Namiya Zakkaten No Kiseki' dan diterbitkan Kadowaka Corporation tahun 2012. 

     Kemudian,buku ini kembali diterbitkan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2020. Dengan mengantongi gelar International Best Seller buku bergenre fantasi ini berhasil dicetak sebanyak 12 kali. Dengan halaman yang berjumlah 400, panjang 20 cm, buku ini dipasarkan dengan harga banderolan di pulau Jawa sekitar Rp 130.000/pcs.

       Novel ini dimulai dengan kisah tiga sekawan berandalan bernama Atsuya,Kohei,dan Shota yang kabur setelah diburon polisi karena melakukan aksi pencurian di malam hari. Karena terdesak keadaan, akhirnya setelah perjalanan jauh mereka bersembunyi untuk sementara hingga esok pagi di sebuah bangunan kosong gabungan antara rumah dan toko kelontong atas usulan dari Shota. 

    Tak lama kemudian,beberapa kejanggalan pun muncul menghantui mereka. Atsuya-lah yang pertama kali melihatnya. Sebuah amplop jatuh ke dalam kardus dekat pintu gulung. Ternyata dalam amplop tersebut ada sebuah surat misterius dari nona kelinci bulan yang berisi permintaan saran. Awalnya mereka ragu, namun akhirnya mereka karena tak tega dengan nasib nona kelinci -kecuali Atsuya- memberanikan diri membalas surat tersebut seadanya. Setelah beberapa kali berbalas pesan akhirnya mereka sadar bahwa nona bulan adalah seseorang dari masa lampau. Dan,satu kejanggalan lainnya yaitu jam didalam rumah yang tak selaras dengan keadaan bulan di luar. Hal ini pun membuat mereka heran bukan main. 

Selanjutnya tiba- tiba latar waktu dalam novel ini berjalan mundur ke masa lampau, dimana seorang anak desa bernama Katsuro yang bermimpi menjadi seorang musisi terkenal. Alih-alih mendukung keinginan anaknya, kedua orangtuanya malah mencegat impiannya itu dan mengharapkan Katsuro melanjutkan bisnis mereka. Ya, jika dibandingkan dengan mimpinya sebagai seorang musisi terkenal, tentu berjualan ikan tidak sedikitpun memiliki daya tarik di mata Katsuro. 

  Dengan segala kedilemaan yang Katsuro alami, ia memutuskan untuk berkonsultasi kepada kakek Namiya yang kerap dibicarakan khalayak ramai dengan mengirim surat ke alamat Toko Kelontong Namiya. Katsuro mengirimkan surat itu pada tahun sekitar 1970-an dan tak tahu bahwa suratnya itu dibalas oleh tiga berandalan sekawan dari masa depan tersebut.  

    Ketika pertama kali membaca surat yang dianggap merupakan balasan dari kakek Namiya, Katsuro sedikit tidak percaya dengan surat yang ia baca karena tulisan kakek Namiya sama sekali jauh dari kata 'bijaksana' dibanding cerita yang pernah ia dengar. Tanpa putus asa akhirnya ia tetap berjuang melakukan apapun yang ditulis didalam surat tersebut demi mengejar impiannya. Meskipun Katsuro telah melaksanakan apa yang diperintahkan surat tersebut, penulis tidak serta-merta menjadikan kisah Katsuro ini berakhir semudah ekspektasi pembaca. 

     Selanjutnya, di novel ini kita disuguhkan kisah tentang bagaimana latar belakang dari toko kelontong Namiya yang misterius itu. Dikisahkan seorang kakek bernama Yuji Namiya, seorang yang memiliki toko kelontong tua yang masih terus membalas dan memberi solusi surat permintaan saran, mulai dari masalah berat hingga masalah begitu sepele seperti ingin mendapat nilai bagus.

 Pada awalnya kakek Namiya hanya ingin mengisi waktu luang di masa senjanya. Namun dalam setiap balasan suratnya,si kakek selalu menjawab dengan serius bahkan terhadap pertanyaan iseng dari anak-anak. Hingga akhirnya suatu hari, kakek pun tidak lagi menerima konsultasi lewat surat seperti yang biasanya ia lakukan setiap ada surat yang datang sebab ada sebuah kejadian,juga atas permintaan anaknya untuk tinggal bersama.

     Kemudian, kakek Namiya pun mulai tersadar bahwa sebenarnya letak sumber kebahagiaan dimasa tuanya terletak pada berbalas surat dan memberi solusi kepada orang yang membutuhkannya. Akhirnya, kakek Namiya pun meminta kepada anaknya untuk kembali ke rumahnya dan melakukan kebiasaannya layaknya dahulu kala.

     Nah, mulailah dari sana terjadi keajaiban. Apakah kejadian yang dimaksud? Temukan jawabannya langsung di buku Keajaiban Toko Kelontong Namiya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun