Mohon tunggu...
Khansa Kamila
Khansa Kamila Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

infp who have an interest on reading

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Eksistensi Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal ditengah Arus Modernisasi di Sektor Pendidikan

18 Agustus 2024   00:54 Diperbarui: 18 Agustus 2024   01:08 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia telah berkali-kali mengganti metode pengajaran, penggunaan teknologi, bahkan hingga penggantian kurikulum pendidikannya dengan berbagai alasan dan kepentingan. Mulai dari Kurikulum 1947 sampai Kurikulum Merdeka yang berlaku saat ini banyak sekali aspek-aspek yang menjadi factor digantinya kurikulum-kurikulum tersebut. Salah satu aspek yang menjadi faktornya adalah kearifan lokal budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat terus diajarkan dan diimplementasikan dalam kehidupan anak bangsa. Pendidikan dan kearifan lokal merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan, utamanya di Indonesia. Pendidikan merupakan akar, landasan, dan fondasi utama dalam membentuk karakter dan pengetahuan manusia, sedangkan kearifan lokal merupakan bagian dari budaya manusia yang juga menjadi cerminan diri dan nilai-nilai karakter yang tidak bisa dipisahkan dari manusia atau individu itu sendiri. Dikarenakan hal tersebut, pemerintah Indonesia tentunya berusaha mengolaborasikan pendidikan dengan kearifan lokal.  

Terjadinya hubungan komunikasi dan kontak dengan dunia global menjadikan dunia ini merasakan adanya arus proses globalisasi, westernisasi, dan juga modernisasi. Dan dikarenakan hal tersebut, di balik gemuruh badai modernisasi ini, kita tidak boleh sampai lupa untuk mengolaborasikan pendidikan dengan kearifan lokal bangsa. Bentuk kolaborasi antara pendidikan dan kearifan lokal ini adalah pendidikan yang berbasis kearifan lokal.  

Pendidikan yang berbasis kearifan lokal adalah bentuk pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai, pengetahuan, dan praktik budaya lokal ke dalam proses dan kegiatan belajar mengajar. Eksistensi pendidikan yang berbasis kearifan lokal ini sangat penting untuk menghadapi arus globalisasi, westernisasi, dan modernisasi yang berpotensi memberikan dampak buruk bagi anak bangsa dan menggerus identitas budaya bangsa. 

Kearifan lokal merupakan warisan budaya yang tak ternilai, dimana didalamnya mencakup pengetahuan, praktik, dan nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi dalam sebuah bangsa. Kearifan lokal ini tercermin dalam berbagai aspek kehidupan mulai dari adat istiadat, system sosial hingga termasuk juga pola pemikiran dan pola kehidupan masyarakat. Pola pemikiran yang ada dalam masyarakat dapat dibantuk dari pendidikan yang diperoleh. Oleh karena itu, sangat penting bagi bangsa Indonesia untuk memperbaiki pola pemikiran masyarakat dengan memasukkan materi mengenai kearifan lokal ke dalam sistem dan sektor pendidikan agar negara kita tidak hanya memiliki siswa siswi yang yang pandai belajar dan memahami ilmu pengetahuan modern, tetapi juga memahami dan menghargai nilai-nilai budaya bangsa yang telah menjadi bagian dari identitas mereka. Hal ini penting untuk membentuk generasi bangsa yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki rasa bangga, rasa cinta, dan juga rasa tanggung jawab terhadap budaya dan lingkungan lokal mereka.  

Tetapi dalam menjalankan pendidikan yang berbasis kearifan lokal di tengah arus modernisasi ini tentunya banyak tantangan dan rintangan yang harus dihadapi. Banyak dampak negatif yang kita harus berusaha untuk halau agar tidak menyebabkan tergerusnya nilai-nilai, karakter, dan identitas budaya lokal. Berbagai tantangan dan rintangan tersebut antara lain, hilangnya hubungan generasi muda bangsa dengan akar budaya mereka jika semua pihak dalam negara lupa untuk tidak hanya memfokuskan pendidikan pada kemajuan teknologi dunia sehingga melupakan aspek-aspek lokal dan juga sudah dinormalisasikannya budaya barat atau yang biasa disebut westernisasi sebagai standar global padahal hal tersebut dapat menyebabkan marginalisasi budaya lokal terutama di kalangan generasi muda yang memang sudah lebih banyak terpapar budaya popular dari negara dan bangsa luar melalui media dan teknologi. 

Untuk menjaga eksistensi pendidikan berbasis kearifan lokal di tengah arus modernisasi, diperlukan adanya upaya serius dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, tenaga pendidik, hingga siswa siswi pelajar dan masyarakat. Salah satu bentuk langkahnya adalah dengan mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam kurikulum pendidikan formal seperti yang sudah diupayakan oleh pihak pemerintah sejak Kurikulum 1947 sampai Kurikulum Merdeka saat ini. Selain itu, metode pengajaran dan juga pemanfaatan teknologi modern juga dapat digunakan sebagai upaya menunjang eksistensi pendidikan berbasis kearifan lokal ditengah arus modernisasi.  

Dengan berbagai upaya tersebut, generasi muda Indonesia akan menjadi generasi yang bisa mengimplementasikan budaya kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari hingga dengan tetap memiliki kecerdasan di bidang ilmu yang menjadi standar global, sehingga pada akhirnya bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang memiliki pola pemikiran maju.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun