Mohon tunggu...
Khansa Hafidza
Khansa Hafidza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingnya Analisis Wacana dan Mengapa Harus Mempelajarinya!

4 Juni 2024   23:11 Diperbarui: 4 Juni 2024   23:27 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Wacana merupakan produksi bahasa yang lebih kompleks karena memiliki kedudukan lebih tinggi dibanding kalimat atau klausa. Wacana dilengkapi dengan unsur koherensi dan kohesi yang berkesinambungan serta mampu membentuk awal dan akhir nyata yang dapat disampaikan melalui ragam lisan maupun tulisan. Selain itu, wacana memiliki ikatan dan keterkaitan dengan masyarakat pemakai. Wacana dipandang sebagai suatu hasil dari produksi bahasa dari pengguna bahasa. Wacana juga disebut sebagai bagian dari suatu komunikasi kebahasaan. Samsuri dalam Rusminto (2012: 3) menyatakan bahwa wacana adalah suatu rekaman kebahasaan (unsur linguistik) tentang peristiwa komunikasi, baik lisan maupun tulisan. Sehingga, wacana merupakan alat yang mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit dengan kehidupan masyarakat.

Analisis wacana melakukan pengkajian bahasa berdasarkan teks dan konteks yang melingkupinya. Kajian ini dapat digunakan untuk menggambarkan tata aturan kalimat, bahasa, dan pengertian. Wahab dalam Rusminto (2012: 5) menyatakan bahwa analisis wacana merupakan kegiatan analisis bahasa dalam penggunaan yang sebenarnya untuk memahami tujuan penggunaan bahasa serta memahaminya secara tepat dan sesuai sasaran. Analisis wacana digunakan untuk memahami wacana secara komprehensif dan representatif. Komprehensif berarti bahwa wacana harus dipahami secara tepat dan sesuai sasaran, serta representatif yang berarti bahwa wacana yang diproduksi harus mewakili tujuan dari pemroduksian wacana tersebut.

Ada beberapa pandangan terhadap analisis wacana. Pandangan pertama menyatakan bahwa wacana dapat diukur dengan pertimbangan kebenaran/ketidakbenaran menurut sintaksis dan semantik. Pandangan kedua, subjek merupakan faktor sentral dalam wacana serta hubungan sosialnya untuk membongkar maksud dan makna tertentu. Pandangan ketiga manyatakan bahwa bahasa dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membetuk subjek, tema wacana maupun strategi di dalamnya. Dari tiga pandangan tersebut, analisis wacana lebih dikenal dengan nama analisis wacana kritis karena menggunakan perspektif kritis (Eriyanto, 2006:6).

Pada era sekarang ini, masyarakat mengenal berbagai jenis teks dan wacana berbentuk teks tertulis, lisan hingga wacana berbentuk digital. Hal ini mengakibatkan masyarakat harus menjadi penganalisis kritis terhadap wacana yang beredar. Analisis wacana menjadi penting karena merupakan disiplin ilmu yang memberikan bekal terhadap kemampuan untuk memahami dan melakukan evaluasi terhadap wacana dengan lebih mandalam.

Eriyanto (2008: 7---13) mengungkapkan beberapa karakteristik wacana kritis, yakni tindakan, konteks, historis, kekuasaan, dan ideologi. Tindakan dapat diartikan sebagai tindakan yang memiliki tujuan tertentu seperti membujuk, mengritik atau menolak. Sedangkan, konteks berarti bahwa wacana diproduksi dengan dipengaruhi konteks, seperti siapa, apa saja, dimana, bagaimana dan lainnya. Karakteristik historis berarti wacana tidak terlepas dari rentang waktu diproduksinya wacana. Pada kekuasaan, wacana dipandang sebagai alat kuasa untuk memperluas cakupan kuasa dan alat pengimplementasian kebijakan penguasa. Terakhir, karakteristik ideologi berkaitan dengan keyakinan atau paham yang muncul dari kaum minoritas sebagai alat propaganda suatu paham tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa analisis wacana memiliki peran penting dalam pengembangan bahasa karena dapat mengungkapkan makna tersembunyi dibalik teks atau lisan. Analisis wacana memberikan identifikasi mengenai penggunaan bahasa yang dapat mempengaruhi pemikiran, sikap dan perilaku bagi masyarakat luas. Sehingga, dengan mempelajari analisis wacana akan memberikan peningkatan terhadap kemampuan berpikir kritis dan reflektif pada tiap individu.

Referensi :

Eriyanto. (2008). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. LKIS.

Ratnaningsih, D. (2019). Analisis Wacana Kritis: Sebuah Teori dan Implementasi. Universitas Muhammadiyah Kotabumi.

Rusminto, Nurlaksana E. (2012). Analisis Wacana: Sebuah Kajian Teoritis dan Praktis. Universitas Lampung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun