Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.2Â
Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya
Â
Salam dan Bahagia Ibu guru hebat, Perkenalkan saya Khannatul Maula Dasuki GPAI SDN 2 Sarajaya, Calon Guru Penggerak angkatan 7 kabupaten Cirebon, Dalam pendidikan guru penggerak saya di bimbing oleh fasilitator  ibu Hj. Ela Nurlaela, M.Pd. dan di dampingi pengajar praktik ibu Rina Dianawati, S.Pd.
Disini saya akan menuliskan refleksi dwimingguan modul 3.2 dengan menggunakan model 4 C, Connection, Challenge, Concept dan Change
1. Connection, apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran anda sebagai Calon Guru Penggerak?
Pada modul 3.2 ini saya mempelajari tentang Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya, Pembahasan modul ini berfokus pada peran pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya yang memandang sekolah sebagai ekosistem dimana sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis dan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya.
Dalam pengembangannya ekosistem sekolah menerapkan pendekatan pengembangan komunitas berbasis asset (PKBA), pendekatan PKBA menekankan kepada kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan. Pendekatan PKBA berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas, dimana selama ini komunitas sibuk pada strategi mencari pemecahan pada masalah yang sedang dihadapi. PKBA merupakan pendekatan yang digerakkan oleh seluruh pihak yang ada di dalam sebuah komunitas.
Keterkaitan materi pada modul 3.2 dengan peran saya sebagai seorang calon guru penggerak sangat berkaitan diantaranya:
- Sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengelola sumber daya yang tepat sehingga bisa menyiapkan pembelajaran yang berpihak pada murid
- Calon guru penggerak harus mampu pengembangan diri dan komunitas sebagai bagian dari asset atau sumber daya yang ada di sekolah
- Calon guru penggerak harus mampu menggerakkan seluruh warga sekolah untuk berkolaborasi mengidentifikasi asset atau sumber daya dalam menyusun dan melaksanakan visi sekolah dan melakukan prakarsa perubahan lainnya demi kemajuan pendidikan
2. Challenge, adakah materi/ide atau pendapat dari narasumber yang berbeda dengan praktik yang dijalankan selama ini?
Terdapat beberapa materi yang berbeda dari modul 3.2 ini dengan apa yang sudah saya terapkan selama ini, diantaranya sebelum mempelajari modul ini saya selalu berfikir bahwa asset yang ada disekolah saya sangat sedikit dan kurang mendukung dalam mewujudkan program-program yang berdampak pada murid, namun ternyata pemikiran yang saya miliki ini salah. Saya seharusnya memanfatkan apa yang ada di sekolah maupun sekitarnya guna mewujudkan pelaksanaan program-program yang berdampak pada murid.
Ide materi atau pendapat yang berbeda dari sebelum dan sesudah mempelajari modul 3.2 pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sebagai guru seringkali lebih cenderung pada kekurangan, problematika, masalah dan sangat jarang melihat dari sisi kekuatan yang dimiliki. Bahkan kitapun sering disibukkan dengan mencari bala bantuan dan pendukung ketika kita dihadapkan dengan suatu kondisi yang tidak enak atau terpojok. Sangat jarang berusaha untuk mencoba menggali potensi dan kekuatan sendiri yang dimiliki untuk mengadapi kondisi yang tidak nyaman sehingga akan timbul rasa aman dan hanya fokus pada masalah-masalah yang dihadapi. Setelah mempelajari modul 3.2 sebagai pemimpin pembelajaran sangat pentimng sekali mengelola sumber daya yang ada dengan pendekatan berebasis asset, yaitu dengan memaksimalkan pengelolaan asset yang sebagai sumber kekuatan
3. Concept, ceritakan konsep utama dan penting yang anda pelajari dan menurut anda penting untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan setelah menjadi Guru Penggerak?
Konsep utama dan penting yang saya pelajari dalam modul ini, bahwa dalam mengelola sumber daya yang ada disekolah hendaknya kita selalu menerapkan asset basset approach atau pendekatan berbasis asset. Kita harus memandang apa yang kita miliki sebagai suatu kekuatan sehingga kita dapat memanfaatkannya secara maksimal guna mendukung program-program yang berdampak pada murid.
Sekolah sebagai ekosistem, sekolah merupakan sebuah ekosistem dimana terjadi interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan faktor abiotic (unsur yang tidak hidup).
sebagai sebuah ekosistem sekolah antara faktor biotik dan abiotic saling mempengaruhi dan perlu adanya kolaborasi yang aktif agar dapat menunjang tercapainya visi sekolah dan keberpihakan pada murid. Faktor biotik yang ada dilingkungan sekolah antara lain murid, guru, kepala sekoalah, staf/tenaga kependidikan, pengawas sekolah, orang tua, masyarakat sekitar sekolah, dinas terkait dan pemerintah daerah. Sedangkan faktor abiotic adalah Keuangan, sarana dan prasarana dan lingkungan alam.
Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki sekolah dapat dilakukan dengan 2 pendekatan yaitu pendekatan berbasis kekuranga dan pendekatan berbasis asset. Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (deficit-based approach) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak berfungsi dengan baik. Pendekatan berbasis aset (asset-based approach) adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukenali hal-hal yang positif dalam kehidupan. Dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang berjalan dengan baik, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.
Green dan Haines (2016), yang memetakan 7 aset utama, atau di dalam buku ini disebut sebagai modal utama. Tujuh modal utama ini merupakan salah satu alat yang dapat membantu menemukenali sumber daya yang menjadi aset sekolah. Dalam pemanfaatannya, ketujuh aset ini dapat saling beririsan satu sama lain. Adapun 7 modal utama tersebut yaitu modal manusia, modal sosial, modal politik, mpdal agama dan budaya, Â modal fisik, modal lingkungan/alam dan modal finansial.
4. Change, apa perubahan dalam diri anda yang ingin dilakukan setelah mendapat materi ini?
Setelah mempelajari modul ini, saya merefleksi diri saya yang selama ini saya belum menerapkan asset basset approach. Saya akan memulai menerapkan perubahan-perubahan yakni: berdiskusi dengan rekan sejawat, kepala sekolah, komite, korwil, dan anak-anak guna memetakan asset yang ada disekolah. Hasil dari diskusi tersebut akan saya gunakan untuk menganalisis dan membuat program yang berdampak pada murid sesuai asset yang ada. Perubahan yang akan saya lakukan setelah mempelajari modul 3.2 adalah dengan menggali kemampuan dalam menjadikan sekolah sebagai suatu ekosistem disebuah komunitas dimana terjadi interaksi antara faktor biotik dan abiotic, melakukan pendekatan berbasis asset dengan maengelola dan memanfaatkan 7 modal yang ada dan dimiliki dalam lingkungan sekolah untuk menigkatkan mutu, kualitas pendidikan yang ada di sekolah. Sehingga visi mis dan pembelajaran yang berpihak pada murid dapat terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H