Mohon tunggu...
Khanif Hidayatullah
Khanif Hidayatullah Mohon Tunggu... -

Jepara, Central Java Communication '15 State Islamic University Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menyibak Sejarah Klentheng Tertua di Nusantara: “Hian Tian Siang Tee”

6 Desember 2015   16:23 Diperbarui: 6 Desember 2015   16:28 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jepara adalah kota kecil di pesisir utara Jawa. Kota yang terkenal dengan ukiran kayunya yang mendunia. Tak hanya memiliki banyak wisata, Jepara erat kaitanya dengan sejarah perkembangan etnik maupun budaya. Dikarenakan lokasi Jepara tempat yang strategis para bandar maupun pedagang dari luar nusantara untuk singgah maupun menetap.

Selain Jepara adalah daerah penyebaran agama Islam oleh para Walisongo, disini pula ada warga Tionghoa yang menetap dan mendirikan Klentheng tertua di Indonesia.

Lokasi klentheng berada pada kecamatan paling selatan Jepara yaitu Welahan. Tempat tersebut pada dahulu memang menjadi pusat perdagangan, banyak orang-orang Arab maupun Tiongkok yang berdagang dan menyebarkan agama di daerah tersebut. Tak heran pluralisme tumbuh di daerah tersebut secara pesat. Klentheng “Hian Tian Siang Tee” berada samping barat pasar Welahan.

Klentheng “Hian Tian Siang Tee” didirikan sekitar abad 16 Masehi. Pada suatu masa cerita tentang seorang kakak beradik Tan Siang Boo dan Tang Siang Djie. Tan Sang Boo melakukan pelayaran ke Asia Tenggara untuk mencari kakaknya Tan Siang Djie yang lama berlayar dan tak kunjung pulang dalam pelayaranya dalam satu perahu tia-tiba pendeta tua mengalami sakit parah Tan Siang Boo kemudian mengobati dengan obat-obatan maupun ramuan-ramuan yang dibawanya sebagai bekal. Setelah siuaman pendeta tua tersebut memberikan sebuah kantong yang berisi benda-benda pusaka kuno Tiongkok diberikan kepada Tan Siang Boo.

Pelayaran Tan Siang Boo sampai di Nusantara dan mengijakkan kaiknya di kota Semarang, disana pula ada pula perkumpulan orang-orang Tiongkok. Tan Siang Boo manyakan dan mencari-cari informasi dimanakah kakanya berada. Tan Siang Boo memperoleh kabar bahwa kakaknya tinggal di daerah Walahan, Jepara. Wilayah yang berada di timur Semarang Setelah memperoleh informasi tersebut Tan Siang Boo langsung menuju lokasi di dimana menurut informasi kakaknya tinggal. Setalh sampai di Wealahan Tan Siang Boo menemukan saudara tuanya yang tinggal di kediaman Liem Tjoe Tien.

Tinggal di rumah Gang dekat pusat perdagangan Welahan. Dan pada saat itu Tan Siang Boo bersama kakaknya tinggal di Welahan, Jepara. Suatu ketika Tan Siang Boo menitipkan benda pusaka kuno Tiongkok tersebut kepada kakaknya dikarenakan bekerja di lain daerah. Untuk menjaga benda pusaka kuno tersebut Tan Siang Djie menitipkanya kepada pemilik kediaman Liem Tjoe Tien untuk menjaganya. Saat dititipkan pada pemilik rumah pada hari tertentu menculah aura dan hal-hal gaib yang keluar dari benda pusaka kuno Tiongkok tersebut. Pihak rumah terheran-heran akan hal itu.

Akhirnya Tan Siang Boo dipanggil ke Welahan untuk mejelaskan tentang benda pusaka kuno Tiongkok tersebut. Setelah sampai di rumah Liem Tjoe Tien, Tan Siang Boo menceritakan asul usul mengenai benda-benda tersebut. Kemudian seisi rumah mempercayai itu adalah benda-benda pusaka kuno yang keramat merupakan wasiat dari leluhur. 

Ada suatu ketika pemilik rumah yaitu Liem Tjoe Tien mengalami sakit keras dan kemudian sembuh dengan cepat. Banyak orang-orang Tiongkok disekitaran Welahan semakin mempercayai keampuhan benda pusaka kuno tersebut. Cerita tersebut mengalir secara anonim dan benda-benda pusaka kuno Tiongkok tersebut disakralkan dan dipuja menurut orang-orang yang percaya akan hal itu, sampai sekarang.

Maka di daerah Welahan tersebut dibangunlah tempat peribadatan yaitu Klentheng “Hian Tian Siang Tee” yang menurut sumber Klentheng itu menyimpan benda-benda pusaka kuno Tiongkok.

Jika ada acara kegamaan seperti “Cembheng” banyak umat Kong Hu Chu luar daerah seperti daerah Semarang maupun daerah-daerah lain untuk datang dan beribadah ke Klentheng Hian Tian Siang Tee. Karena Klentheng Hian Tian Siang Tee kklentheng tertua. Diyakini dan dipercayai sebagai tempat penyimpanan benda-benda pusaka kuno Tiongkok tersebut.

Di Welahan kehidupan pluralisme keagamaan berjalan secara harmonis antar umat beragama saling menghargai satu sama lain dan hidup berdampingan secara damai. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun