Jepara adalah kota kecil di pesisir utara Jawa. Kota yang terkenal dengan ukiran kayunya yang mendunia. Tak hanya memiliki banyak wisata, Jepara erat kaitanya dengan sejarah perkembangan etnik maupun budaya. Dikarenakan lokasi Jepara tempat yang strategis para bandar maupun pedagang dari luar nusantara untuk singgah maupun menetap.
Selain Jepara adalah daerah penyebaran agama Islam oleh para Walisongo, disini pula ada warga Tionghoa yang menetap dan mendirikan Klentheng tertua di Indonesia.
Lokasi klentheng berada pada kecamatan paling selatan Jepara yaitu Welahan. Tempat tersebut pada dahulu memang menjadi pusat perdagangan, banyak orang-orang Arab maupun Tiongkok yang berdagang dan menyebarkan agama di daerah tersebut. Tak heran pluralisme tumbuh di daerah tersebut secara pesat. Klentheng “Hian Tian Siang Tee” berada samping barat pasar Welahan.
Klentheng “Hian Tian Siang Tee” didirikan sekitar abad 16 Masehi. Pada suatu masa cerita tentang seorang kakak beradik Tan Siang Boo dan Tang Siang Djie. Tan Sang Boo melakukan pelayaran ke Asia Tenggara untuk mencari kakaknya Tan Siang Djie yang lama berlayar dan tak kunjung pulang dalam pelayaranya dalam satu perahu tia-tiba pendeta tua mengalami sakit parah Tan Siang Boo kemudian mengobati dengan obat-obatan maupun ramuan-ramuan yang dibawanya sebagai bekal. Setelah siuaman pendeta tua tersebut memberikan sebuah kantong yang berisi benda-benda pusaka kuno Tiongkok diberikan kepada Tan Siang Boo.
Tinggal di rumah Gang dekat pusat perdagangan Welahan. Dan pada saat itu Tan Siang Boo bersama kakaknya tinggal di Welahan, Jepara. Suatu ketika Tan Siang Boo menitipkan benda pusaka kuno Tiongkok tersebut kepada kakaknya dikarenakan bekerja di lain daerah. Untuk menjaga benda pusaka kuno tersebut Tan Siang Djie menitipkanya kepada pemilik kediaman Liem Tjoe Tien untuk menjaganya. Saat dititipkan pada pemilik rumah pada hari tertentu menculah aura dan hal-hal gaib yang keluar dari benda pusaka kuno Tiongkok tersebut. Pihak rumah terheran-heran akan hal itu.
Akhirnya Tan Siang Boo dipanggil ke Welahan untuk mejelaskan tentang benda pusaka kuno Tiongkok tersebut. Setelah sampai di rumah Liem Tjoe Tien, Tan Siang Boo menceritakan asul usul mengenai benda-benda tersebut. Kemudian seisi rumah mempercayai itu adalah benda-benda pusaka kuno yang keramat merupakan wasiat dari leluhur.
Maka di daerah Welahan tersebut dibangunlah tempat peribadatan yaitu Klentheng “Hian Tian Siang Tee” yang menurut sumber Klentheng itu menyimpan benda-benda pusaka kuno Tiongkok.
Jika ada acara kegamaan seperti “Cembheng” banyak umat Kong Hu Chu luar daerah seperti daerah Semarang maupun daerah-daerah lain untuk datang dan beribadah ke Klentheng Hian Tian Siang Tee. Karena Klentheng Hian Tian Siang Tee kklentheng tertua. Diyakini dan dipercayai sebagai tempat penyimpanan benda-benda pusaka kuno Tiongkok tersebut.