Mohon tunggu...
Khanif Hidayatullah
Khanif Hidayatullah Mohon Tunggu... -

Jepara, Central Java Communication '15 State Islamic University Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menelisik Bekas Pemandian Permaisuri Raja di “Taman Sari” Yogyakarta

8 September 2015   07:14 Diperbarui: 9 September 2015   14:25 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

                 Kilaun air yang menyapa dan bangunan putih khas keraton yang terlihat keindahanya saat anda menjejakkan kaki memasuki  area Taman Sari. Terdapat tiga pemandian area tersebut, pertama kolam untuk Raja,  kedua kolam untuk Permaisuri, dan ketiga kolam untuk putra-puti raja.

                 Melangkahkan kaki menuju menara pribadi keluarga raja terdapat suatu periuk besar besar yang berbalut ornamen indah Pada zaman dahulu digunakan bercermin oleh permaisuri Raja. Di ruang tersebut berdiri juga lemari pakaian Raja. Menara tersebut terdiri dari tiga tingkat, jika kita ingin menaikinya akan manapakki tangga yang terbuat dari kayu jati. Setelah sampai di puncak menara kita akan melihat dari atas pemandian yang menawan dengan melihat air di pemandian akan menjadi pengalaman anda yang takkan pernah terlupakan karena akan membawa anda  kembali ke suasana zaman kerajaan.

                 Berdiri kokoh Gapura Agung dengan ukiran khas sayap burung dan bunga, yang pada dahulu kala digunakan untuk menjemput kereta kencana yang membawa keluarga raja yang akan memasuki Istana air taman sari

                 Bagian selatan tama sari terdapat ruang yang mempuanyai aura yang berbeda, ruang bekas pesanggrahan Raja, konon sebelum perang raja selalu menyepi di situ untuk mengatur strategi sebelum perang agar Kesultanan Yogyakarta tak tergoyah. Disimpan juga beberapa peralatan perang seperti baju perang, persenjataan yang digunakan untuk perang, dan tempat untuk menjamas atau menyuci keris pada dahulu kala.

                 Setelah meninggalkan gapura agung kemudian melanjutkan perjalanan ke Sumur Gumuling dan Gedung Kenongo melalui akses tajug, yaitu lorong penghubung Taman Sari dan Keraton. Ruang rahasia banyak ditemui di areal tersebut. Setelah sampai di ujung tajug, terlihat bekas pulau buatan yang disebut “Pulo Kenongo” dinamai seperti tu karena pulau buatan tersebut dulunya banyak ditanami Pohon Kenanga.

                Masjid bawah tanah tempat beribadah raja dan keluarganya yang dinamakan “Sumur Gumiling”, bangunan yang terdiri dari dua tingkat. Untuk memasuki pusat masjid anda harus melaului lorong-lorong yang senyap. Setelah sampai di pusat masjid yang berupa persegi dikelililingi lima anak tangga, Dan terlihat indahnya langit biru jika anda melihat keatas.  

                Dan spot terakhir adalah gedung tertinggi d Taman Sari “Gedung Kenongo” namanya. Gedung ini dahulu difungsikan untuk tempat makan Raja dan keluarganya. Jika anda datang sore hari maka anda akan melihat senja Daerah Istimewa Yogyakarta yang sangat mempesona.

                Setelah melihat kilaunya air di pemandian Taman Sari, dan bangunan-bangunan khas keraton, hingga menapakki lorong-lorong, membuat diri anda tidak akan meninggalkan kebudayaan yang ada di Jawa, dan akan menjadi pengalaman yang takkan pernah terlupa.

 

Let’s travelling .............

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun