Negara Indonesia yang merupakan bekas jajahan negara Jepang tentu memiliki perspektif yang kurang baik mengenai negara tersebut. Oleh karena itu untuk memperbaiki citra dan nama baik negara Jepang terhadap Indonesia, Jepang mengambil jalur diplomasi untuk melakukan sebuah kerjasama dengan negara Indonesia. Kerjasama antara Indonesia dengan Jepang sudah berjalan dari Tahun 1958 dimana pada tanggal 20 Januari telah ditanda tanganinya traktat damai oleh Menteri Subandiro dengan Mentri Fujiyama Aichiro yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri kala itu. Dengan ditanda tanganinya traktat damai tersebut menandakan hubungan awal diplomatik anatara Indonesia dengan Jepang kala itu.
Namun pada awal mula hubungan diplomatik anatara Indonesia dengan Jepang ini kurang berjalan baik dan tidak terlalu intens. Bahkan pada tahun 1974 tepat pada tanggal 15 Januari terjadi kekacauan di masyarakat yang mana masyarakat kala itu melakukan penolakan terhadap kedatangan Menteri Jepang ke Indonesia. Msyarakat Indonesia menjunjung statmeant anti Jepang, hal ini dikarenakan rasa trauma dan dendam masyarakat Indonesia atas perlakuan Jepang terhadap masyarakat selama berlangsungya praktek kolonialisasi di Indonesia. Namun, seiring berljalannya waktu rasa dendam dan trauma tersebut berangsur-angsur surut dan masyarakat Indonesia mulai terbuka dan memahami bahwa kedatangan Jepang ke Indonesia bermaksud untuk menjalin hubungan diplomatik untuk kepentingan negara Indonesia.
Kerjasama yang digagas oleh Pemerintah Jepang ini mencakup berbagai aspek, namun pada pembahasan kali ini akan lebih memfokuskan pada pembahasan mengenai bentuk kerjasama Indonesia dengan Jepang dalam bidang Budaya. Keseriusan Jepang dalam upaya diplomasi dengan menjalin kerjasama dengan berbagai negara di Asia dapat dilihat dari dibentuknya The Japan Foundation yang didirikan Jepang pada tahun 1972. Tujuan didirikannya The Japan Foundation ialah sebagai wadah untuk mempromosikan ataupun menaungi berbagai kegiatan mengenai pertukaran budaya, pengembangan studi terhadap budaya ataupun sekedar berbagi informasi terkait budaya antar negara yang saling bekerjasama.
The Japan Foundatioan ini sebagai wadah kolaborasi anatara kebudayaan Indonesia dengan Kebudayaan Jepang. Dengan kerjasama ini negara Indonesia ataupun Negara Jepang bebas memperkenalkan kebudayaannya masing-masing. Perkenalan kebudayaan ini dapat mencakup program studi pengenalan bahasa, tarian tradisional, makanan tradisonal, ataupun kehidupan budaya tradisional lainya.Â
Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan pertukaran pelajar ataupun dengan menggelar festival budaya. Selain itu The Japan Foundation juga memiliki progam Guidlines dan menyediakan berbagai fasilitas dan sarana umum unutuk mendukung berlangsungnya berbagai kegiatan budaya seperti penyediaan gedung serba guna, ruang kelas khusus untuk belajar bahasa Jepang, dan menyediakan Galeri Mini untuk memamerkan berbagai bentuk budaya yang ada di  Jepang.
Masuknya kebudayaan Jepang ke Indonesia juga disambut dengan antusias oleh masyarakat. Seperti pada permulaan tahun 2000 dimana muncul sebuah trend baru dimasyarakat yang berkaitan dengan budaya asli Jepang. Ketertarikan masyarakat terhadap animasi kartun khas Jepang, makanan kuliner khas Jepang, bahasa Jepang dan kebudayaan lainnya mampu menarik minat masyarakat Indonesia khususnya kaum muda untuk lebih mendalaminya. Selain itu juga muncul berbagai komunitas-komunitas baru yang berkaitan erat dengan budaya Jepang. Seperti halnya budaya cosplay yang sangat digemari kaum muda mudi Indonesia.
 Bahkan The Japan Foundation pernah menggelar sebuah event Indonesia Cosplay Grand Prix (ICGP) yang bertepatan dengan tanggal 6 Juli 2012 di Jakarta. Kegiatan ini lebih menekankan pada segi kreatifitas bagi pesertanya untuk menirukan sebuah karakter dalam tokoh animasi di Jepang dengan menggunakan busana, aksesoris, dan make up yang semirip-miripnya dengan karakter tokoh anime Jepang.Â
Bagi peserta yang memenangkan event ini akan mendapat kesempatan langsung ikut serta dalam festival Internasional World Cosplay Summit yang diadakan langsung di Kota Nagoya, Jepang pada tanggal 4 Agustus 2012 lalu. Tentu hal ini merupakan sebuah event internasional yang sangat menarik bagi pecinta budaya cosplay Jepang dan merupakan sebuah apresiasi dan penghargaaan yang luar biasa bagi peserta yang turut dalam event tersebut.
Tidak hanya pemerintah Jepang, Pemerintahan Indonesia juga memanfaatkan kerjasama ini untuk lebih mengenalkan budaya Indonesia di negeri Jepang dengan melakukan berbagai kegitan festival-festival budaya. Seperti festival budaya yang diadakan di Tokyo setiap tahunnya dengan mengusung tema yang berbeda-beda.Â
Seperti pada festival budaya pada tahun 2010 yang menampilkan berbagai budaya Indonesia mulai dari tari-tarian tradisional, alat musik tradisional dan bahkan sampai makanan tradisional ini dapat menarik pengunjung sekitar 60.000 orang (Harmiyati, 2014). Selain itu pada tahun 2013 Indonesia juga turut dalam Tokyo International Gift Show (TIGS). Pada kesempatan ini Indonesia berusaha mengenalkan dan mempromosikan kain khas tradisional Indonesia yang berupa batik pada event kali ini.
Pemerintah Indonesia memaksimalkan program kerjasama diplomasi budaya ini untuk mengenalkan batik dalam kancah nasional dengan memakai batik dalam ajang-ajang internasional.
 Selain itu Kedutaan Besar Indonesia yang berada di Jepang juga melakukan kerjasama dengan Kemenpora Republik Indonesia untuk mengadakan sebuah acara yang diperuntukan bagi para calon pemimpin bangsa guna melatih dan mengasah jiwa kepemimpinanya dan lebih mengenal karakteristik bangsanya serta bagaimana bentuk kepemimpinan di Negara Jepang. Acara ini dikenl Future Leader Camp Batik Festival (FLCBF). Melalui acara ini pemerintah Indonesia juga turut mengenalkan keindahan dan keragaman kain batik.
Dengan diselenggaranya acara tersebut selain utuk program pelatihan kepemimpinan dapat juga sebagi sarana untuk mengenalkan dan menambah wawasan peserta mengenai ragam ataupun karakteristik batik Indonesia dan bagaimana sejarah maupun perkembangannya. Dengan ini diharapkan kain batik dapat mendunia dan dapat menarik minat dikancah Internasional.Â
Sehingga hal ini dapat menjadi keuntungan dan menambah devisa bagi negara Indonesia. Dengan adanya berbagai event budaya ini diharapkan mampu menarik minat wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke berbagai destinasi wisata di Indonesia. Selain itu keanekaragaman budaya dan bentang alam Indonesia yang cantik juga menjadi faktor pendukung yang laya untuk dipertimbangkan sebagai tujuan wisata. Â Â Â Â Â Â
Sehingga adanya kerjasama ini selain untuk memperkenalkan berbagai kebudayaan asli negara masing-masing juga membawa berbagai dampak yang cukup menguntungkan. Bagi Indonesia keuntungan yang diperoleh dari kerjasama ini selain semakin dikenalnya keanekaragaman budaya Indonesia juga dapat menarik jumlah wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia. Sehingga  semakin banyak wisatawan yang penasaran dan ingin melihat langsung keanekaragaman budaya di Indonesia dan berbagai kesenian ataupun adat tradisional lainnya. Hal ini juga dapat menopang dan menambah laju perekonomian masyarakat setempat. Sehingga dengan adanya kerjasama ini dapat menguntungkan kedua belah pihak dalam memperkenalkan kebudayaan negaranya masing-masing.
Sumber:
Destriyani, S. W., Andriyani, L., & Usni. (2020). Strategi Diplomasi Budaya Untuk Meningkatkan Ekspor Batik Indonesia Ke Jepang. Â Â Â Independen ,116-117.
Hemas, S., & Ratnawati. (2014). Upaya Pemerintah Indonesia Dalam Penyebaran Budaya Indonesia Jepang (2008-2013). Paradigma, 48.
Nugraha, H. (2017). Upaya The Japan Foundation Dalam Meningkatkan Hubungan Kerjasama Indonesia-Jepang Di Bidang Budaya. Journal Ilmu Hubungan Internasional , 1137-1139.
Ptralisindra, D. (2017). Upaya Diplomasi Kerjasama Kebudayaan Indonesia Dan Jepang Guna Meningkatkan Sektor Pariwisata. Jurnal of History  Education and Historiography , 35-39.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H