Mohon tunggu...
Khanan Saputra
Khanan Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya manusia biasa yang sedang merangkak untuk menuntut ilmu terus-menerus

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat dan Kehidupan

19 Agustus 2022   23:17 Diperbarui: 19 Agustus 2022   23:19 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kita tahu bahwa orang acap kali menganggap filsafat adalah hal yang tabu, pada kenyataannya filsafat ialah induk dari segala ilmu.

Dengan filsafat kita bisa berfikir secara rasional dan logis, filsafat juga banyak menjelaskan tentang suatu hal yang dianggap oleh banyak orang itu sebuah kebenaran, tetapi diragukan oleh filsafat.

Menurut Plato, filsafat ialah upaya untuk mencapai pengetahuan dan mengetahui tentang kebenaran yang sebenarnya.

Jadi, jangan heran kalau orang yang menyukai kajian filsafat terkadang mempunyai pikiran yang berbeda. Tetapi selagi pemikiran itu terdapat dasar yang kuat dan mempunyai pertanggung jawaban tersendiri, sebaiknya kita jangan menjudge orang tersebut sebelum kita tau apa pemikirannya.

Belajar filsafat itu enak walaupun sering dianggap berbahaya oleh banyak orang, belajar filsafat bisa di analogikan seperti ini "kita bersama orang lain di dalam satu ruangan, orang lain akan tetap di ruangan tersebut dan tidak melakukan apa-apa karena merasa sudah menjadi tempat ternyaman. Tetapi kamu yang belajar filsafat itu seperti kamu yang sedang berada di ruangan itu, tetapi kamu memilih memanjat tembok ruangan itu dan hasilnya kamu bisa melihat dunia luar yang tidak bisa orang lain lihat"

Itulah orang yang belajar filsafat, orang belajar filsafat acap kali dianggap sesat, tetapi nyatanya orang belajar filsafat bisa dikatakan orang yang tersesat di jalan kebenaran. 

Banyak hal yang bisa dipelajari dalam filsafat untuk kehidupan, karena hakikatnya filsafat ialah cinta kebijaksanaan. Belajar filsafat juga mengajarkan kita untuk berpikir secara radikal, maksud dari berpikir radikal ialah bukan radikal yang seperti teroris melakukan pengeboman. Maksud radikal disini ialah berpikir sejara tajam dan kritis yang belum tentu semua orang lakukan.

Menjadi filsuf juga bisa disebut menjadi radikal yang terstruktur, bagaimana bisa? Karena berpikir ala filsuf menjadikan kita berpikir yang amat kritis, dan tak jarang meragukan kebenaran yang dianggap banyak orang itu sebagai suatu kebenaran (itu radikalnya) bagaimana terstrukturnya? Karena memikirkan dan meragukan sesuatu untuk menemukan kebenaran tetapi dilandasi dengan alasan yang rasional dan logis.

Banyak para filsuf tidak mengikuti penilaian yang mengambang, yang tidak bisa dibuktikan dengan kebenarannya penilaian tersebut. Seperti kita sering kali mengikuti standar penilaian orang, dan semata-mata itu untuk bukti validasi diri kita.

Sokrates pernah berkata, "Cara untuk mendapatkan reputasi yang baik adalah dengan berusaha keras untuk menjadi apa yang Anda inginkan."

Ingat ya, "apa yang anda inginkan" bukan "orang lain inginkan". Ini yang menjadi masalah bagi manusia, padahal kita bisa hidup dengan menikmati hidup versi kita sendiri, tanpa membutuhkan validitas orang lain dan mengikuti penilaian yang itu bentuknya mengambang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun