Kurikulum Merdeka, sebagai kurikulum terbaru di Indonesia, menawarkan pendekatan yang lebih fleksibel dibandingkan pendahulunya. Kurikulum ini dirancang untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19 dan memenuhi kebutuhan pendidikan di era modern. Berikut adalah pandangan tentang kelebihan dan tantangannya:
Kelebihan Kurikulum Merdeka
Pendekatan Fleksibel: Guru dan sekolah dapat menyesuaikan materi dengan kebutuhan siswa dan konteks lokal.
Berbasis Kompetensi: Kurikulum menekankan pada kemampuan utama seperti literasi, numerasi, dan penguatan karakter, yang relevan untuk masa depan siswa.
Proyek Profil Pelajar Pancasila: Program ini membantu siswa memahami nilai-nilai Pancasila melalui kegiatan nyata yang bermanfaat bagi masyarakat.
Pilihan Mata Pelajaran di SMA: Penjurusan dihapus, diganti dengan kebebasan memilih mata pelajaran sesuai minat siswa, yang mendorong eksplorasi dan mengurangi tekanan akademik.
Dukungan Teknologi: Aplikasi Merdeka Mengajar mempermudah guru dalam menyusun pembelajaran dan mengevaluasi hasil belajar.
Tantangan dalam Implementasi
Kesiapan Guru dan Sarana: Banyak guru belum siap dengan metode pembelajaran baru, terutama di wilayah dengan keterbatasan fasilitas.
Ketimpangan Teknologi: Akses terhadap teknologi tidak merata, sehingga aplikasi digital sulit diterapkan di daerah tertentu.
Perubahan Pola Pikir: Dibutuhkan waktu untuk mengubah paradigma guru, siswa, dan orang tua yang sebelumnya fokus pada hasil akademik.
Evaluasi Berbasis Proses: Penilaian berbasis proyek atau praktik membutuhkan keterampilan dan waktu yang lebih dibandingkan ujian konvensional.
Rekomendasi Perbaikan
Pelatihan Guru yang Intensif: Pemerintah perlu memberikan pelatihan menyeluruh agar guru lebih siap menerapkan Kurikulum Merdeka.
Peningkatan Infrastruktur Teknologi: Pemerataan akses internet dan perangkat harus diprioritaskan untuk mendukung implementasi.
Peningkatan Peran Orang Tua: Sosialisasi kepada orang tua diperlukan agar mereka dapat mendukung pembelajaran di rumah.
Monitoring dan Evaluasi Berkelanjutan: Pemerintah perlu terus mengevaluasi penerapan kurikulum ini untuk memastikan perbaikan berkelanjutan.
Kurikulum Merdeka berpotensi menciptakan pendidikan yang lebih relevan dan inklusif, tetapi keberhasilannya sangat tergantung pada kesiapan dan dukungan semua pihak. Bagaimana pendapat Anda tentang penerapannya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H