Mohon tunggu...
Khamaludin Ramadhan Zakisty
Khamaludin Ramadhan Zakisty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Mahasiswa Semester 6 Teknik Kelautan ITS Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Garam Bukan Sekedar Bumbu, Tapi Sumber Inovasi Masa Depan!

13 Juni 2024   13:44 Diperbarui: 13 Juni 2024   14:03 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dalam dunia yang terus berkembang ini, tidak ada yang lebih dinamis daripada dunia mikroba. Mikroorganisme kecil ini memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam industri pembuatan garam. Saat ini, semakin banyak peneliti yang mulai memahami potensi besar mikroba dalam mengubah paradigma produksi garam secara global.

Pertama-tama, perlu dipahami bahwa mikroba tidak hanya menjadi "alat" dalam produksi garam, tetapi juga menjadi agen perubahan dalam cara kita memandang sumber daya alam dan lingkungan. Beberapa spesies mikroba memiliki kemampuan untuk mengubah larutan garam menjadi garam padat melalui proses yang dikenal sebagai bioprecipitation. Proses ini melibatkan penggunaan mikroorganisme, seperti bakteri atau alga, untuk mengkatalisasi pembentukan endapan garam padat dari larutan garam.

Salah satu contoh yang menarik adalah penggunaan bakteri halofilik dalam produksi garam. Bakteri halofilik adalah mikroorganisme yang hidup dalam lingkungan dengan konsentrasi garam yang tinggi. Beberapa jenis bakteri halofilik, seperti spesies dari genus Halomonas atau Halobacterium, telah terbukti mampu mengendapkan garam dari larutan garam melalui proses metabolisme mereka. Dengan memanfaatkan kemampuan alami ini, para peneliti sedang mencoba untuk mengembangkan metode produksi garam yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Selain bakteri, alga juga memiliki potensi besar dalam produksi garam. Beberapa spesies alga, terutama yang berasal dari keluarga Dunaliella, dikenal karena kemampuannya untuk mengakumulasi garam dalam sel mereka sebagai respons terhadap lingkungan dengan konsentrasi garam yang tinggi. Alga Dunaliella, misalnya, telah menjadi subjek penelitian yang intensif dalam upaya untuk mengembangkan teknologi produksi garam yang inovatif. Dengan memanfaatkan sifat-sifat unik alga ini, para peneliti berharap dapat menciptakan metode produksi garam yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Selain keuntungan langsung dalam produksi garam, penggunaan mikroba juga dapat membawa dampak positif dalam mengurangi jejak lingkungan dari industri garam. Proses produksi garam konvensional seringkali memerlukan penggunaan bahan kimia yang berpotensi merusak lingkungan, seperti bahan pengendap atau pengawet. Namun, dengan memanfaatkan mikroba sebagai agen biologis, kita dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan kebutuhan akan bahan-bahan kimia tersebut, sehingga mengurangi dampak negatif pada ekosistem sekitar.

Dengan demikian, eksplorasi potensi mikroba dalam produksi garam bukan hanya tentang mencari cara yang lebih efisien untuk menghasilkan garam, tetapi juga tentang menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Melalui penelitian yang terus menerus dan kolaborasi antara ilmuwan, industri, dan lembaga penelitian, kita dapat membuka pintu menuju era baru dalam produksi garam yang lebih berkelanjutan dan menyeluruh. Mikroba, dengan segala kompleksitas dan keragaman mereka, membawa harapan baru dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian lingkungan dalam industri garam

Bab 5: Membangun Masa Depan dengan Garam dari Air Laut Buatan

Dalam upaya untuk memenuhi permintaan garam yang terus meningkat, para peneliti telah mulai mengeksplorasi kemungkinan menghasilkan garam dari air laut buatan. 

Dengan populasi global yang terus bertambah dan pertumbuhan industri yang pesat, permintaan akan garam sebagai bahan mentah untuk berbagai aplikasi semakin meningkat. Namun, sumber daya garam alami, seperti tambak garam atau penambangan garam, memiliki keterbatasan dalam kapasitas produksi dan juga berpotensi menyebabkan degradasi lingkungan.

Dalam konteks ini, teknologi membran osmosis terbalik (reverse osmosis) muncul sebagai solusi yang menjanjikan. Membran osmosis terbalik adalah teknologi pengolahan air yang memungkinkan pemisahan efisien antara air tawar dan garam dari larutan air laut. 

Proses ini melibatkan tekanan tinggi yang diterapkan pada larutan air laut melalui membran semi-permeabel, di mana air tawar dapat melewati membran sementara garam dan zat terlarut lainnya tertahan. Hasilnya adalah air tawar yang murni dan garam padat yang dapat diproses lebih lanjut untuk menghasilkan garam berkualitas tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun