Mohon tunggu...
Aden
Aden Mohon Tunggu... Penulis - Khalqinus Taaddin, nama sapaan Aden. Tulisan lainnya bisa dibaca di blog pribadi aden589.wordpress.com

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya Politik "+62"

2 November 2019   00:54 Diperbarui: 2 November 2019   00:56 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tulisan saya kali ini sedikit membahas Budaya Politik Indonesia dengan secara umum di kehidupan masyarakat Indonesia.

Budaya Politik merupakan pola perilaku masyarakat dalam mengontrol maupun mengkritisi dan partisipasi politik di suatu Negara, mengutip definisi dari budaya politik menurut Moctar Massoed, dimana pandangannya ialah sikap dan orientasi masyarakat di suatu negara terhadap kehidupan pemerintahan negara dan politiknya.

Kita bisa mengambil contoh dari apa yang di maksud pandangan ini misalnya, setelah adanya kebijakan yang di keluarkan oleh elit politik tentang sebagaimana dengan RUU KPK dan RKUHP yang menimbulkan kontroversial di kalangan masyarakat, maka dari itu masyarakat tidak bisa diam dengan adanya kebijakan yang di keluarkan oleh elit politik itu yang menuai kontroversial, salah satu efek dari kebijakan kontroversial tersebut ialah dimana masyarakat mulai dari kalangan Mahasiswa, Para Buruh maupun kalangan lainnya melakukan aksi untuk segera menelaah kembali kebijakan tersebut tentunya untuk kehidupan masyarakat yang baik.

Akan tetapi setelah adanya aksi yang di lakukan masyarakat tersebut selama beberapa hari cukup sampai di situ saja, maksudnya dimana tidak ada tindak lanjut yang di lakukan terhadap elit politik ataupun pemerintah.

Di dalam proses pembuatan kebijakan tersebut setelah saya amati dimana elit politik seperti bersekongkol di dalam proses pembuatan kebijakan-kebijakan yang di lakukannya, seakan-akan tidak ada yang mengkritisi di dalam proses pembuatannya, ketika pimpinan mengeluarkan kebijakan anggota elit politik hanya setuju saja tanpa harus di kabarkan kepada masyarakat apa substansi dari kebijakan tersebut. Dimana disini kita bisa menyimpulkan tidak adanya keterbukaan terhadap masyarakat. bahwasanya Demokrasi disitu adanya keterbukaan terhadap rakyatnya karena rakyat merupakan suara Tuhan

jika Pemerintah mengeluarkan kebijakan yang bisa membuat masyarakatnya menjadi gelisah dan sehingga rakyat bergerak mengeluarkan aspirasinya maka pemerintah wajip untuk mendengarkan dan melaksanakannya apa aspirasi rakyatnya, karena pada dasarnya pemerintah ialah pelayan masyarakat, dimana pelayan dan masyarakat tidak bisa hidup terpisah mereka saling berkesinambungan, dan seperti yang kita ketahui bahwasanya "Demokrasi ialah Dari Rakyat Oleh dan Rakyat Untuk Rakyat".

Kembali lagi segala kebijakan yang kontroversial yang di keluarkan oleh elit politik kemudian yang menyebabkan rakyat turun kejalan selama bebrapa hari sebelumnya, akan tetapi seminggu setelah itu seakan-akan meredam dimana tidak ada tindak lanjut kembali,

kejadian ini sering terjadi karena faktor dimana masyarakat Indonesia sangat mudah terpengaruh dengan isu-isu ataupun berita yang baru saja muncul sehingga berita yang sebelumnya menjadi redam adanya, karena masyarakat terfokus dengan isu-isu ataupun berita yang baru muncul.

Dimana disini kita bisa menyimpulakan Budaya Politik Masyarakat Indonesia tergolong dalam kebudayaan Politik "Partisipan", dimana istilah Partisipan ini ialah Msyarakat Cendrung Aktif di dalam dunia Politik, akan tetapi Masyarakat Indonesia masih belum sepenuhnya konsisten di dalam partisipasinya terhadap berkehidupan Politk.

Budaya Politik selanjutnya di istilahkan dengan Kebudayaan Politik "Subjek", dimana istilah ini ialah masyarakat pasif cendrung menerima kebijakan-kebijakan tidak ada kontrol dan mengkritisi. Di Masyarakat Indonesia sendiri masih banyak yang pasif terhadap kehidupan politik, akan tetapi setelah adanya kebijakan kontroversial yang di keluarkan oleh elit politik menyebabkan meningkatnya Partisipan masyarakat terhadap dunia politik.

Selanjutnya Kebudayaan Politik Parokial dimana istilah ini masyarakat tidak ada rasa partisipan sama seklai (Apolitis) terhadap kehidupan politik, atau bisa di sebut tidak mau tau tentang politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun