Mohon tunggu...
khalishah sahda
khalishah sahda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Setiap kata memiliki kekuatan untuk mengubah perspektif, membuka hati, dan menciptakan dunia baru, dengan berbagi cerita, opini dan sudut pandang mengenai kehidupan sehari-hari dari perjalanan jiwa yang penuh makna.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dari Manja ke Peduli: Membantu Anak Usia Dini Belajar Bersabar dan Berbagi

6 Desember 2024   19:40 Diperbarui: 6 Desember 2024   19:50 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada usia anak usia dini, pendidikan nilai moral dan agama memegang peran yang sangat penting dan menjadi fondasi anak untuk membentuk karakter dan perilaku yang baik. Dalam tahap ini anak mulai belajar berbagai nilai, salah  satu  aspek yang perlu di ajarkan kepada anak dengan baik yakni bagaimana cara bersabar serta berbagi dengan orang lain. Nilai-nilai tersebut dapat di pahami anak jika lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat dapat mengajarkan dan memberikan contoh sehari-hari kepada anak. 

Pada era sekarang, meskipun sudah mendapatkan pendidikan moral dan agama yang baik, masih banyak anak-anak yang kesulitan untuk mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh dari observasi yang saya lakukan ada pada kasusnya seorang anak yang berusia 4 tahun bernama zavi yang susah untuk berbagi mainan atau makanan ia pegang pada teman sebayanya dan sering menunjukkan sikap yang tidak sabaran. Dalam kasus ini, dapat terlihat bagaimana nilai moral dan agama perlu diajarkan secara lebih intensif untuk membantu anak dalam mengembangkan perilaku yang lebih baik dari sebelumnya. 

Zavi seorang anak laki-laki yang berusia 4 tahun yang tinggal bersama orang tua dan nenek kakek nya di rumah. Saat di rumah orang tua zavi sudah mengenalkan dan mengajarkan nilai-nilai agama contohnya seperti pentingnya bersabar, dan berbagi dengan sesama. Namun, meskipun sudah mendapatkan mengajaran yang baik, zavi sering menunjukkan perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut. 

Saat bermain di rumah tetangga nya, Zavi sering kali tidak sabar saat bergantian bermain terkadang sampai marah-marah contohnya saat Lefi tetangganya yang berusia 6 tahun sedang bermain mobil-mobilan nya dengan Zavi dan meminta Zavi untuk menunggu dan bergantian untuk memainkan mobil-mobilan tersebut, namun baru  sebentar Lefi memegang mobil itu Zavi langsung merebut mobil-mobil itu dan membawanya pergi, Saat mempunyai jajan pun Zavi terkadang juga tidak mau berbagi kepada teman yang ada di sekitarnya. Padahal orang tua zavi sudah sering mengajarkan untuk berbagi dan bersabar.

Zavi sering kali di titipkan kepada kakek dan neneknya saat orang tua nya bekerja. Hal ini yang membuat orang tua Zavi sering sedikit khawatir, karena menurut orang tua Zavi, kakek dan nenek terlalu sering untuk menuruti apa yang Zavi inginkan dan harus ada pada saat itu juga, saat memiliki jajan, kadang Zavi sendiri yang tidak mau berbagi karena ia merasa jajan itu miliknya padahal nenek pernah mencoba untuk bilang berbagi, tetapi tidak jadi di lakukan agar Zavi tidak nangis atau tantrum. Peristiwa yang seperti ini yang membuat Zavi sering kali tidak mau bersabar dan membuat sikap yang tak ingin kalah terkadang juga jarang mau untuk berbagi. 

Dari masalah yang dihadapi Zavi bagaimana ia kurang dalam bersabar, tidak mau berbagi ialah permasalahan yang umum ditemui pada anak usia dini. Lingkungan sosial di sekitar anak sangat berpengaruh, misalnya dari lingkungan keluarga sendiri yang sangat berperan besar, harus kompak untuk mengsupport hal baik yang di lakukan anak dan tidak terlalu memanjakan dan menuruti semua keinginan yang diinginkan anak. 

Dari permasalahan yang di hadapi Zavi, ada beberapa teori perkembangan moral dan agama. Salah satunya pendapat perkembagan sosial dari Lev Vygotsky yang berpendapat bahwa perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan teman sebaya atau dengan teman sebaya. Dalam konteks permasalahan tersebut, Zavi sering dimanjakan oleh kakek dan neneknya, karena hal ini Zavi tidak mendapat kesempatan untuk belajar mengatur diri dan berbagi dengan lingkungan sosialnya.

 Dari hal tersebut orang tua Zavi mungkin merasa khawatir karena kakek dan nenek memberikan kenyamanan yang instan tanpa memberikan kesempatan Zavi untuk belajar bersabar dan berbagi dengan temannya melalui pengalaman sehari-hari. Scaffolding merupakan dukungan yang diberikan oleh orang dewasa atau teman sebaya untuk membantu anak dalam mencapai tingkat perkembangan yang lebih tinggi. pendampingan dan bimbingan sangat penting untuk dilakukan agar membantu anak dalam mencapai perkembangan yang jauh lebih tinggi dan lebih baik dalam mengendalikan dirinya untuk lebih bersabar dan berempati pada orang lain, hal ini sangat di tekankan oleh Lev Vygotsky. 

Pada usia dini, anak-anak seperti Zavi mungkin belum sepenuhnya merasa aman atau memiliki pemahaman yang jelas tentang kebutuhan orang lain di sekitarnya, yang membuatnya lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan dirinya. Jika Zavi merasa bahwa ia mendapatkan perhatian dan pemenuhan kebutuhan secara berlebihan, hal ini dapat menghambat perkembangan empati dan kemampuan untuk bersabar. Hal seperti itu juga berkaitan dengan teori kebutuhan dari Abraham Maslow yang berpendapat tentang teori kebutuhan dasa, kebutuhan dasar seperti rasa aman dan diterima adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi sebelum anak dapat mencapai tingkat perkembangan yang lebih tinggi, seperti belajar bersosialisasi atau berbagi. kebutuhan primer yang harus dipenuhi sebelum anak dapat mencapai tingkat perkembangan yang lebih tinggi, seperti belajar bersosialisasi atau berbagi. 

Dalam islam sengat menganjurkan umatnya dalam bersabar dan berbagi dengan sesama. Ada beberapa ayat Al Qur'an yang mengajarkan nilai bersabar, contohnya dari surat Al-Imran ayat 200 yang berisi "Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap-siaga dan bertakwalah kepada Allah agar kalian beruntung" Ayat ini mengajarkan bahwa kesabaran bukan hanya dalam menghadapi ujian, tetapi juga dalam berinteraksi sosial. Meskipun Zavi mungkin belum dapat sepenuhnya memahami pentingnya bersabar, orang tua atau keluarga dapat mengajarkan dan mengarahkan Zavi untuk lebih sabar dalam menghadapi situasi yang membutuhkan waktu atau giliran, seperti saat bermain dengan teman sebaya.

Al Qur'an juga mengajarkan untuk berbagi dengan sesama, contohnya pada surat Al-Baqarah ayat 267 yang berisi "Hai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu infakkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya, kecuali dengan memicingkan mata terhadapnya" Ayat ini mengajarkan pentingnya berbagi dengan ikhlas dan tidak pilih-pilih. Zavi yang belum mau berbagi dengan teman-temannya perlu diberi pemahaman tentang pentingnya berbagi, seperti yang dijelaskan dalam ayat ini. Orang tua atau keluarga bisa mencontohkan berbagi dengan cara yang sederhana dan konsisten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun