6. Resa Azahra, ini dia penguasa Banjar. Resa atau akhir-akhir ini sering disebut Dik Reza adalah kawan yang saya anggap sebagai mood booster kedua setelah Ica. Hal itu dikarenakan ketika Resa mengomel, penulis bukannya takut tapi malah ingin tertawa karena melihat ekspresinya. Tidak hanya itu, rumah Resa selalu dijadikan saksi bisu perliwetan dan perbukberan. Â Sekarang, dia selalu girang saat menonton serial TV Syifa.
7. Sani Irsalina, seseorang yang terkadang penulis sebut Dedek Sani adalah orang tersibuk dalam Virtual Reality. Ia menggarap banyak hal internal dan eksternal. Penulis sangat bangga dengan kemampuannya dalam mengatur waktu dan pemikiran. Penulis yakin mengelola banyak hal sangat memusingkan namun saudari Sani ini ternyata masih mampu tertawa di tengah banyaknya rapat dan asuhan. Sani termasuk ke dalam golongan sabar karena ia mampu menghadapi berbagai hal dengan ikhlas walau terkadang sampai menangis.
8. Shela Amelia, perempuan hebat yang memiliki cerita tersendiri hingga bisa sampai pada bangku perkuliahan. Penulis melihat perubahan sikap yang positif dari awal bertemu hingga sekarang. Shela satu kosan dengan Alfi-Anita dan termasuk golongan manusia rajin dalam pengerjaan tugas. Kesukaannya adalah Statistik walau kemarin ia sempat hampir kehilangan kewarasan karena data, namun penulis harap semuanya sudah aman dan sentosa. Ciri khas Shela adalah eye liner-nya. Ia pandai memakai eye liner, tidak seperti penulis.
Itulah review singkat penulis terhadap 8 orang yang selalu membersamainya. Penulis selalu merasa bersyukur memiliki mereka dengan aneka watak dan wujud yang berbeda. Sering berkumpul dan bertukar pikiran dengan mereka membuahkan hasil yang dapat penulis renungkan kembali.
Penulis ingin mengucapkan bahwa kedelapan orang-orang hebat tadi adalah orang-orang yang menjadi salah satu alasan penulis bertahan. Penulis ingin terus hidup dengan berbagai pelajaran yang bisa diambil dari Virtual Reality. Penulis harap ikatan yang terjalin di sini tidak hanya ikatan yang berorientasikan kesenangan dan tawa semata, namun penulis harap Virtual Reality akan selalu menemukan jawaban agar terus bersama untuk 10-50 tahun ke depan.
Dengan ini, penulis mengatakan jika penulis menyayangi semua anggota Virtual Reality. Walau bukan lebaran, penulis memaafkan seluruh kesalahan anggota Virtual Reality dengan ikhlas. Jaga hati, jaga iman, jaga diri. Apapun masalah yang menimpa, ingatlah kita punya Allah yang bisa segalanya. Jangan lupakan ibadah dan berbuat baik.Â
Kita tidak tahu kapan ajal menjemput, oleh karena itu teruslah berbuat baik sehingga kita dapat kembali kepada Allah dalam keadaan sedang melakukan amal shaleh.
Akhir kata dari penulis yang cantik ini. Sampai jumpa!