Mohon tunggu...
Fithrah NurKhalishah
Fithrah NurKhalishah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat Datang

Hey

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Negeri Kahyangan di Desa Luan, Muara Samu, Tana Paser

27 April 2021   21:14 Diperbarui: 27 April 2021   21:46 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PASER (21/03/20) -  Bukit dengan hamparan gumpalan putih bagai kapas yang menyejukkan mata, terasa luas tak berujung dengan hawa dingin yang menyelimuti sekujur tubuh di Desa Luan, Muara Samu, Tana Paser, Kabupaten Paser.

Inilah Bukit Embun yang akhir-akhir ini menjadi destinasi wisata yang digandrungi segenap warga Tana Paser maupun warga dari luar daerah. Setiap hari, gerombolan pengunjung memadati area bukit ini. "setiap hari jalanan menuju bukit embun tidak pernah sepi," Ujar Hamdi, warga Muara Samu yang kediamannya tak jauh dari Bukit Embun.

Hamdi mengantar saya dan beberapa rekan untuk menuju Bukit Embun. Dini hari saat langit masih gelap, kami memulai perjalanan dengan beberapa pengunjung lainnya. Kami melewati Kuaro sekitar 10 menit sampai Persimpangan Lolo. Kemudian belok kanan ke arah Desa Luan sekitar 30-45 menit melalui jalan berbatu. Perjalanan kami cukup melelahkan lantaran akses jalan yang berbatu dan terjal. Kami mengendarai sepeda motor sampai dekat dengan titik utama Bukit Embun.

Ketika kami sampai di tujuan, semua kelelahan terasa sirna dengan suguhan pemandangan yang memanjakan mata. Seolah berada di negeri kahyangan, gumpalan awan putih dan tebal menyelimuti pemandangan di hadapan kami. 

Udara terasa lembut menyapa tubuh kami. Damai dan menenangkan hati serta jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Kami duduk sejenak di tepi bukit dan mengabadikan momen bersama. Terlihat beberapa pengunjung lain juga sangat bersemangat meski di tengah dinginnya udara pagi. Mereka mengantri untuk mengambil gambar di spot utama Bukit Embun.

Berkunjung ke Bukit Embun sebaiknya dilakukan pagi hari sekitar pukul 06.00 -- 08.00 WITA. "kalau telat, yaa... embunnya sudah tidak ada. Kan tujuan utamanya itu. Cuaca juga berubah jadi panas karena disini dekat dengan kebun sawit." pungkas Hamdi. 

Sebelum berkunjung, pengunjung juga harus mengamati kondisi cuaca atau sekadar melihat prakiraan cuaca. Dibutuhkan langit yang cerah untuk dapat melihat gumpalan awan dengan jelas. 

Saat hujan, sebaiknya tidak memaksakan diri untuk datang karena akses jalan yang cukup terjal dan berbahaya bagi keselamatan. Selain itu, pengunjuk tidak dapat menikmati gumpalan awan putih yang tebal saat hujan.

Bukit Embun menjadi destinasi baru yang menyuguhkan pemandangan menakjubkan sekaligus tempat melepas penat tanpa perlu berwisata jauh-jauh ke luar Kalimantan. Bagi pelancong yang ingin merasakan sensasi berkemah di atas bukit, tak perlu khawatir karena area berkemah sudah tersedia. Kita bisa beristirahat setelah perjalanan yang cukup melelahkan   

Saat malam hari dan langit sedang cerah, kita bisa menikmati hamparan kerlap kerlip bintang. Bagi penikmat panorama, suguhan ini begitu memanjakan mata.

Beranjak siang, pengunjung masih bisa berswafoto dengan latar belakang perbukitan yang menyejukkan. Terdapat beberapa 'booth' foto dengan macam-macam tulisan untuk mempercantik hasil foto.

Saat akhir pekan, pengunjung Bukit Embun semakin padat. Bahkan di saat pandemi, angka pengunjung cukup tinggi. Para pengunjung diharapkan tetap menggunakan masker, menjaga jarak serta menjaga kebersihan karena pandemi Covid-19 belumlah usai.

Bagi para pengunjung yang ingin menikmati keindahan di Bukit Embun sebaiknya menginap. Terdapat area yang memang diizinkan untuk mendirikan tenda. Tak perlu repot-repot membawa tenda sendiri. Karena di tengah perjalanan, terdapat penyewaan tenda dan perlengkapan-perlengkapan yang lain untuk berkemah. Terdapat beragam ukuran tenda dan harga yang ditawarkan pun relatif murah. Persyaratan untuk menyewa tenda juga sangat mudah.

Di puncak bukit, pengunjung tidak perlu khawatir akan kelaparan. Pengunjung juga tak perlu menyiapkan bekal perjalanan, membawa ransel-ransel yang berat dan macam-macam bekal. Karena sudah ada warung-warung kecil yang akan menyediakan sajian yang menghangatkan dan mengganjal perut pengunjung. Segelas kopi hangat dan seduhan mie instan menjadi menu andalan para pengunjung Bukit Embun. Harga yang ditawarkan tak meninggi layaknya tinggi bukit, masih harga standar untuk menu-menu yang disediakan. Hadirnya wisata Bukit Embun ini menjadi sumber rezeki tersendiri bagi warga Muara Samu.

Namun, tak sedikit pula pengunjung yang ingin membawa bekal sendiri. Banyak pengunjung yang berkunjung bersama keluarga membawa bekal makanan, karpet, dan peralatan lainnya untuk sekadar berpiknik ria sambal menikmati sarapan di tengah balutan embun dan hawa yang sejuk.

Kemiringan tanah menuju puncak Bukit Embun tak sama dengan yang dibayangkan oleh pengunjung yang sudah sering mendaki di gunung. Kendaraan masih bisa dibawa hingga puncak, sehingga membawa banyak peralatan atau bekal makanan sebenarnya tak menjadi soal.

Setelah selesai berkunjung, sebaiknya tidak meninggalkan sampah dan area dengan berantakan. Sampah sebaiknya tidak dilemparkan di sembarang tempat. Sebab, keindahan alam ini bila tidak dijaga maka akan menjadi tempat yang kumuh dan tidak menarik lagi bagi pengunjung. Hal ini juga berlaku bagi para pemilik warung, untuk senantiasa menjaga kebersihan di area bukit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun