Mohon tunggu...
Khalisha Aulandhira
Khalisha Aulandhira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Public Health Student

Work hard in silence

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Miris, Masih Banyak Masyarakat Indonesia yang Membuang Air Besar Semabarangan!

14 November 2023   23:05 Diperbarui: 14 November 2023   23:31 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perilaku buang air besar sembarangan (BABS/ open defecation) merupakan tindakan membuang tinja secara sembarang di tempat yang terbuka, seperti sungai, ladang, danau, dan area terbuka lainnya. Pada perilaku ini, tinja dibiarkan begitu saja hingga dapat mencemari lingkungan sekitarnya.  

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam Laporan Tahunan 2022 Stop Buang Air Besar Sembarangan, tercatat persentase rumah tangga yang masih menerapkan perilaku buang air besar sembarangan (BABS) di Indonesia mencapai 5,69%. 

Angka BABS ini diperoleh melalui perhitungan proporsi rumah tangga yang tidak memiliki jamban sehat, atau memiliki jamban sehat namun tidak digunakan. Angka BABS di Indonesia masih tergolong tinggi meskipun terdapat penurunan dari tahun sebelumnya.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku BABS

Perilaku BABS dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti:

  1. Kurangnya pengetahuan mengenai perilaku BABS

  2. Akses terhadap jamban sehat yang masih kurang

  3. Minimnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya membuang air besar di jamban sehat

  4. Kurangnya pasokan air bersih

  5. Kondisi sosial ekonomi yang rendah

Dampak Perilaku BABS

Perilaku buang air besar sembarangan (BABS) memiliki dampak yang signifikan terhadap makhluk hidup dan lingkungan sekitar. Adapula dampak yang dapat ditimbulkan dari perilaku BABS, yakni:

  1. Turunnya derajat kesehatan Masyarakat

Perilaku BABS dapat meningkatkan atau memunculkan penyakit dalam masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena dalam tinja manusia terdapat puluhan miliar mikroba yang dapat menyebabkan penyakit, seperti bakteri koli-tinja. Contoh penyakit yang dapat terjadi adalah diare, tifus, kolera, kecacingan, dll.

  1. Terjadinya pencemaran lingkungan

Perilaku BABS dapat menyebabkan pencemaran lingkungan mulai dari air, udara, hingga tanah. Perilaku BABS menyebabkan lingkungan sekitar menjadi bau, menurunkan kualitas tanah, membuat air menjadi tercemar, hingga mengganggu estetika lingkungan.

  1. Teracuninya biota atau makhluk hidup yang berekosistem di daerah tersebut

Tinja manusia mengandung berbagai bakteri, virus, dan parasit yang dapat mematikan atau merugikan ekosistem lokal dan makhluk hidup sekitarnya. Hal ini dapat menyebabkan berbagai makhluk hidup terkena penyakit atau musnah.

Oleh karena itu, kita perlu mengatasi perilaku BABS yang terdapat pada masyarakat agar dampak buruk dari perilaku ini dapat dihindari dan derajat kesehatan Masyarakat Indonesia dapat meningkat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun