PHBS merupakan kependekan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Sementara PHBS dicirikan sebagai semua cara berperilaku yang sehat yang dilakukan oleh  individu untuk diterapkan ke dalam lingkungan keluarga dan  dapat membantu diri mereka sendiri dalam area kesejahteraan lingkungan dan mengambil bagian dalam upaya penerapan konsep PHBS di area sekitar tempat tinggal.
Perilaku Hidup Bersih dan juga Sehat pada dasarnya adalah penyebaran perjumpaan cara berperilaku hidup yang sehat bagi orang-orang, perkumpulan atau daerah yang lebih luas melalui saluran korespondensi sebagai cara untuk berbagi data. Data yang berbeda, misalnya, bahan ajar dapat dibagikan untuk menambah informasi dan mengembangkan lebih lanjut perspektif dan cara berperilaku terkait dengan cara hidup yang bersih dan sehat.
PHBS adalah suatu usaha sosial yang berarti menjadikan berapapun jumlah individu daerah setempat untuk menjadi pemecah masalah untuk melakukan upgrading terhadap mutu dan cara berperilaku yang bersih dan juga sehat dalam kesehariannya.
Sesuai PMK No 4 Th 2019, tentang Standar Teknis Pencapaian Mutu Pelayanan Dasar Dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, 6 (enam) dari 12 (dua belas) penanda SPM juga merupakan cutoff  dari PHBS.
Tanda-tanda ini mencakup administrasi kesejahteraan ibu (pengiriman di pusat kesehatan); administrasi kesejahteraan bayi (administrasi dasar untuk bayi yang hanya disusui); administrasi kesejahteraan remaja (setidaknya 8 penimbangan setiap tahun); administrasi kesejahteraan lansia (hidup bersih dan sehat) ) cara berperilaku instruktif); administrasi kesehatan untuk penderita hipertensi (pelatihan tentang perubahan gaya hidup melalui pola makan yang wajar dan kerja aktif) dan administrasi kesehatan untuk penderita diabetes (pendidikan tentang perubahan gaya hidup melalui diet dan pekerjaan aktif).Â
Untuk mengakomodasi semua lapisan masyarakat, pendekatan secara kekeluargaan mencapai indikator PHBS dan PIS-PK melalui kegiatan promosi, pencegahan dan deteksi dini di Germas.
Selain pemaparan tentang Germas, Kemenkes juga menyampaikan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) (Kemenkes RI 2016). Enam dari 12 petunjuk PIS-PK juga merupakan tanda-tanda PHBS, khususnya ibu yang mengandung anak di kantor desinfeksi, anak yang hanya diberi ASI saja, bayi yang diamati pertumbuhan dan perkembangannya, tidak merokok, kemudahan untuk mengakomodasi air bersih, dan akses atau pemanfaatan jamban sehat.
Dari beberapa indikator tersebut, yaitu bayi yang mendapat ASI eksklusif, balita yang mendapat pemantauan tumbuh kembang, dan akses atau penggunaan jamban sehat merupakan hal yang dapat mempengaruhi dan membantu upaya pencegahan stunting di Indonesia.Â
Misal program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang menjadi program prioritas Pemkab Batola yang memiliki nama program Permata Bunda dimana tahapan yang dilakukan pertama kali yaitu pemantauan tumbuh dan kembang balita dan kemudian jika ada yang tidak memenuhi standar. Berdasarkan data WHO, anak dapat dikatakan memiliki gejala stunting apabila jika tinggi badannya 8,5 sampai 11,75 lebih pendek dari anak seusianya,
Selanjutnya apabila BB anak pada 3 bulan pertama mengalami kenaikan kurang dari 750 gram serta pada anak usia 1 tahun BB Â mengalami kenaikan kurang dari 100 gram dan pada anak yang usianya diatas 1 tahun mengalami kenaikan BB kurang dari 50 gram dalam seminggu. Maka anak yang memiliki gejala diatas akan mendapatkan bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
Pada Desa Murung Raya ini sendiri masih belum menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat ini bisa diliat secara langsung ketika Kami berada di Desa tersebut, Contohnya Pengelolaan air bersih di Desa yang masih belum merata, Jambannya masih banyak yang secara sistem masih dalam tanda kutip primitif, dan pengelolaan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang secara jumlah masih kurang jika dibandingkan dengan jumlah penduduk dan besarnya kawasan wilayah Desa Murung Raya.
Mulai dari sini saya akan  mendeskripsikan secara singkat tentang program kerja dan tujuan dari program tersebut yang bernama Sosialisasi PHBS. Program kerja ini dilaksanakaan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Desa Murung Raya dengan metode sosialisasi tentang cara cuci tangan yang benar, menggunakan jamban sehat, olahraga yang disiplin dan seimbang, memberantas bibit-bibit nyamuk, mengkonsumsi jajanan sehat, tidak menggunakan dan menghindari asap rokok, rajin menggosok gigi, istirahat yang cukup, dan membuang sampah di TPS.Â
Adapun manfaat program yang saya lakukan agar terwujudnya lingkungan yang bersih dan sehat serta meningkatkan kualitas hidup siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Desa Murung Raya. Selanjutnya tujuan diadakannya program kerja ini adalah umtuk menyelesaikan permasalah seperti pengelolaan TPS, kebersihan diri dan lingkungan dan pemanfaatan air bersih dalam lingkup anak-anak SD.
Program Pola Hidup Bersih dan Sehat di Desa Murung Raya, Kecamatan Bakumpai atau tempat kami melakukan Pengabdian Masyarakat ini sendiri memiliki kendala pada program yang selain mengenai stunting, misal program sanitasi dan jamban sehat dengan kendala kekurangan dana dari Pemerintah Kabupaten sehingga didapati dampak pada Pola Hidup Bersih dan Sehat di SDN Desa Murung Raya.
Presiden Joko Widodo berpesan untuk mengatasi permasalahan stunting diperlukan bantuan dari seluruh lapisan masyarakat oleh karena itu program pencegahan stunting akan merata dan cepat selesai apabila semua masyarakat sadar akan pentingnya pencegahan stunting, kemudian Presiden juga berpesan untuk selalu menjaga Pola Hidup Bersih dan Sehat tidak hanya untuk stunting tetapi juga karena kita masih berada dalam situasi Covid-19 sehingga PHBS ini menjadi semakin relevan untuk segera dituntaskan.Â
Mengenai Desa Murung Raya yang kekukarangan dana untuk menyelesaikan permasalahan PHBS yang telah saya sebutkan diatas, maka ini menjadi suatu evaluasi dan kritikan untuk Pemkab Batola segera menyelesaikannya.Â
Setelah permasalahan dana sudah diselesaikan harapan Saya kepada masyarakat Desa Murung Raya agar bisa berkoordinasi dan dikoordinasikan untuk menyelesaikan dan membantu Pemkab Batola mengenai problem tersebut.
Saya Khalisa sebagai seorang pemuda dari Kabupaten Batola melalui tulisan ini berharap Pemerintah Kabupaten Barito Kuala bisa dan Masyarakat bisa saling bekerjasama dalam melakukan upaya pencegahan Stunting dan menjaga serta mengakutalisasi Pola Hidup Bersih dan juga Sehat ini demi tercapainya target nasional angka stunting di Indonesia menjadi 14 persen dan kualitas hidup masyarakat bisa ditingkatkan.
Referensi
https://promkes.kemkes.go.id/phbs
https://promkes.kemkes.go.id/indikator-perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-phbs-dalam-pis---pk
https://mediaindonesia.com/humaniora/483684/berat-badan-anak-tidak-memadai-pertanda-awal-stunting
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI