Mohon tunggu...
Khalisa Bunga Damayanti
Khalisa Bunga Damayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

halo saya menulis di sini bedasarkan pemikiran dan minat saya

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Dampak Aplikasi Fandom dan Media Sosial terhadap Hubungan Parasosial dalam Komunitas Penggemar K-Pop

10 Juni 2024   11:41 Diperbarui: 10 Juni 2024   11:44 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fenomena yang terjadi di dunia industri hiburan saat ini semakin menarik. Munculnya budaya dari Korea Selatan yaitu K-POP karena masyarakat bosan dengan budaya populer Amerika. Tidak hanya memanjakan mata, K-pop juga memanjakan mata dengan tampilan menarik dan pertunjukan panggung yang terampil. Selain itu, interaksi yang dibuat oleh artis-artis K-Pop dengan penggemarnya, membuat para penggemar merasa memiliki kedekatan sendiri terhadap artis K-Pop yang mereka gemari. Fandom sendiri merupakan wadah untuk kumpulan orang-orang yang memiliki dengan minat yang sama untuk mencari informasi mengenai idola yang mereka gemari. Dalam fandom terdapat penggemar wanita yang disebut fangirl, sedangkan untuk penggemar laki-laki disebut fanboy.

Biasanya penggemar K-Pop sering mengulik kabar idolanya melalui platform media sosial seperti Instagram, Tiktok, Youtube dan Twitter. Lalu dengan adanya aplikasi yang berbasis fandom seperti Bubble, Lysn, V-Live, dan Weverse memudahkan penggemar untuk mengetahui kabar idolanya dengan lebih terstruktur dan intens. Adannya aplikasi tersebut menjadi wadah untuk para penggemar untuk mencari bahan hiburan dan mencurahkan perhatian yang lebih kepada idolanya dalam kategori afektif. Aplikasi fandom ini seolah-olah menghapus jarak diantara penggemar dan idolanya. Oleh karena itu, munculnya rasa kedekatan secara emosional dalam diri penggemar K-Pop yang berujung menjadi Romantic Attraction dan terjebak dalam lingkup parasosial.

Alasan utama penggemar menyukai idolanya karena keterampilan yang dimiliki oleh idolanya, menganggap mereka memiliki kemiripan dengan idolanya atau bisa menjadi seperti idolanya, dan munculnya ketertarikan dengan idolanya untuk memiliki hubungan yang romatik seperti keinginan untuk berpacaran ataupun menikah dengan idolanya. Alasan tersebutlah bisa berdampak terhadap kesehatan mental kaum remaja yang menggemari K-Pop, karena tanpa disadari kaum remaja yang menggemari K-pop sering terjebak dalam hubungan parasosial dengan idolanya. 

Parasosial merupakan hubungan satu arah. Hubungan parasosial mulai berkembang saat penggemar merasa lebih akrab dengan idolanya. Ini menyebabkan dinamika yang rumit untuk individu dan fandom. Kedekatan tersebut muncul karena adanya fantasi yang dibuat oleh penggemar. Contohnya saat group NCT dan Seventeen datang ke Jakarta dan mengunggah vlog mereka di Youtube. Banyak dari penggemar fandom tersebut membuat POV (Point of View) seolah-olah anggota grup tersebut tinggal di Indonesia, karena melalui editan-editan video yang dibuat oleh penggemar fandom tersebut yang biasanya diunggah di Twitter dan candan yang dibuat oleh fandom itu sendiri. Terkadang penggemar merasa idolanya berada di satu lingkungan yang sama sehingga muncul rasa ingin menjadikan sosok idolanya sebagai sahabat, kekasih ataupun pasangan hidup. Hal tersebutlah bisa memicu munculnya suatu obsesi terhadap idolanya.

Terlebih dengan adanya fitur chat yang ditawarkan oleh aplikasi yang berbasis fandom seperti Bubble, Lysn, dan Weverse yang di mana artis K-Pop dapat mengirimkan pesan kepada penggemarnya maupun sebaliknya. Walaupun berbayar, penggemar K-Pop sering sekali berlangganan karena mereka dengan lebih cepat mendapatkan informasi dan merasa lebih eksklusif. Sisi eksklusif yang dimaksud adalah menyediakan informasi terbaru yang tidak tersedia di media sosial lain, sehingga membuat para penggemar merasa lebih dekat dengan idola mereka. Penggemar diajak terlibat secara intim dengan obrolan yang memiliki kesan personal, tetapi penggemar juga menyadari bahwa obrolan itu diatur untuk tidak pribadi. Fitur chat ini membuat penggemar seolah-olah sedang berinteraksi dengan idolanya, namun faktanya chat yang masuk ke artis K-Pop sangatlah banyak tetapi chat yang diberikan kepada penggemar yang berlangganan aplikasi tersebut dibuat seolah-olah hanya dia yang mendapatkan chat tersebut. 

Melalui platform aplikasi fandom, agensi hiburan tampaknya secara terus-menerus mengirim pesan kepada penggemar tentang pentingnya menggunakan aplikasi tersebut agar tidak ketinggalan update tentang idola mereka, atau menciptakan rasa FOMO (Fear Of Missing Out). Maka banyak penggemar K-Pop yang berlangganan aplikasi tersebut berkedok loyal terhadap idolanya, namun berujung kepada sifat konsumtif dan tanpa mereka sadari semakin menguatnya hubungan parasosial. Adanya media sosial dan aplikasi-aplikasi fandom tersebut terkadang membuat penggemar merasa spesial dan memandang artis K-Pop tersebut memiliki hubungan yang lebih intim dengan mereka. Faktanya kebanyakan artis K-Pop tersebut menggap mereka hanya sebagai penggemar yang mendukung karier mereka dan menggap status mereka tidak lebih dari seorang penggemar. Oleh karena itu, sering muncul hubungan satu arah di lingkungan idol dan penggemar. 

Twitter sendiri banyak ditemukan beragam cara penggemar K-Pop mengutarakan rasa sayang mereka terhadap Idolanya. Seperti membuat editan-editan kumpulan vidio idolanya, membuat tulisan untuk idolanya, merayakan ulang tahun idolanya dengan membeli kue ataupun berdonasi, dan jika mereka merasa memiliki suatu kedekatan yang spesial biasanya mereka akan merayakan anniversary mereka dengan idolanya. Mereka merayakan anniversary tersebut biasanya untuk mengingat hari di mana mereka menyukai idolanya dan hanya sekedar untuk senang-senang saja tetapi tanpa disadari mereka juga terjebak dalam hubungan parasosial.

Tidak bisa dipungkiri hubungan parasosial dalam komunitas yang menyukai K-Pop dapat berdampak besar terhadap kesehatan mental mereka. Maka terbukanya edukasi mengenai batasan hubungan parasosial merupakan salah satu cara untuk mereka dapat menikmati hiburan yang mereka sukai tanpa membahayakan diri mereka sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun