Mohon tunggu...
Muhammad Khalif Fadhila
Muhammad Khalif Fadhila Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis keliling sesuai kemauan

"Et ipsa scientia potestas est" Seorang yang gemar berdiskusi dan menemukan hal baru yang unik pada dunia, memiliki passion di bidang filsafat dan ilmu hukum namun juga gemar bincang santai mengenai pop culture dan budaya anime manga. Ayo mari bersama-sama merayakan keindahan hidup melalui kata-kata di sini !

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengenal Nihilisme, Sebuah Pemikiran Nietzsche

23 Desember 2023   16:25 Diperbarui: 23 Desember 2023   16:38 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Friedrich Nietzche, seorang filsuf abad ke-19 ia adalah seseorang yang mengenalkan konsep pemikiran nihilisme kepada dunia dan nihilisme secara singkat dapat dijelaskan sebagai sebuah konsep pandangan manusia yang menganggap semua hal di dunia ini sampai pada saat ini tidak mempunyai makna atau tujuan yang spesifik dan dalam hal ini maka semua keberadaan adalah sama dengan ketidakberadaan atau nihil, lalu apakah dasar dari pemikiran tersebut?

Konsep utama yang membangun dan melahirkan pemikiran nihilisme ini poin utama nya adalah pemikiran ini mengkritik konsep moralitas dan pandangan dunia yang bersandar kepada kebenaran yang berlandaskan kepada nilai-nilai tradisional seperti agama dan budaya turun temurun, Nietzche memikirkan apa jadi nya dunia ini jika sebenarnya konsep agama dan budaya tersebut tidak dilaksanakan oleh umat manusia.

beberapa pihak berangggapan bahwa pemikiran tersebut menentang atau tidak sesuai dengan apa yang diajarkan norma, agama, dan budaya dan hal ini bisa membenarkan bentuk-bentuk kegiatan menyimpang dari diri menusia, namun fokus utama dari nihilisme adalah bahwa manusia yang tidak memiliki tujuan yang jelas atau bahkan nihil bisa lebih bebas dalam berfikir dan bertindak tanpa konsep moral dan norma yang mengekang nya.

Ada beberapa Ide-ide kunci dalam pandangan Nihilisme diantaranya adalah:

Kematian Tuhan (Death of God), Nietzsche menyatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran kritis telah menggoyahkan fondasi kepercayaan tradisional, termasuk kepercayaan kepada Tuhan. Dengan "kematian Tuhan," Nietzsche menyiratkan bahwa keyakinan terhadap nilai-nilai mutlak dan tujuan kosmik telah hilang, meninggalkan kekosongan yang memicu krisis nilai norma dan moral.

Penolakan terhadap Kebenaran Absolut, Nietzsche menolak gagasan bahwa ada kebenaran absolut atau nilai-nilai yang baku. Sebaliknya, dia menekankan sifat relatif dan subjektif dari nilai-nilai tersebut. Pemikiran ini menciptakan konsep "perspektivisme," yaitu gagasan bahwa pandangan dunia seseorang sangat dipengaruhi oleh perspektifnya sendiri.

 Kritik terhadap Moral Agama, Nietzsche mengritik moralitas agama sebagai moralitas "budak" yang menekankan kesederhanaan, kerendahan hati, dan penindasan keinginan individu. Ia memandang bahwa moral Kristen melemahkan kehidupan dan kreativitas dengan menekankan kesengsaraan dan penyangkalan keinginan alami manusia.

bermensch, Ide ini mengajukan gagasan bermensch sebagai tanggapan terhadap nihilisme. bermensch adalah individu yang mampu menciptakan nilai-nilai baru, mengatasi moralitas tradisional, dan mewujudkan kehendak berkuasa. Nietzsche melihat potensi munculnya bermensch sebagai solusi untuk krisis nilai yang dihadapi oleh masyarakat.  

Pemikiran nihilisme Nietzsche tidak hanya berfokus pada kehancuran nilai-nilai tradisional tetapi juga menyoroti peluang untuk menciptakan nilai-nilai baru yang lebih sesuai dengan kehidupan manusia yang dinamis dan berubah. Meskipun konsep-konsep Nietzsche sering kali kompleks dan memiliki beragam interpretasi, pengaruhnya terhadap perkembangan filsafat dan pemikiran modern sangat besar.

Menjadi seorang Nihilis merupakan sesuatu yang menarik, namun pemikiran-pemikiran Nihilisme dirasa kurang relevan dengan budaya dan agama manusia di indonesia, hal ini menjadi paradoks dimana nihilisme mengkritik nilai nilai utama dari budaya dan agama tersebut namun kita tidak bisa melepaskan konstruksi pemikiran kita dari nilai-nilai tersebut sehingga terkadang nihilisme menjadi sesuatu konseppemikiran utopis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun