Mohon tunggu...
Muhammad Khalif Fadhila
Muhammad Khalif Fadhila Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis keliling sesuai kemauan

"Et ipsa scientia potestas est" Seorang yang gemar berdiskusi dan menemukan hal baru yang unik pada dunia, memiliki passion di bidang filsafat dan ilmu hukum namun juga gemar bincang santai mengenai pop culture dan budaya anime manga. Ayo mari bersama-sama merayakan keindahan hidup melalui kata-kata di sini !

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apa Itu Absurdisme

22 Desember 2023   05:48 Diperbarui: 22 Desember 2023   05:54 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilmu filsafat selalu menarik dibahas apalagi membahas mazhab-mazhab filsafat yang timbul dari pemikiran para tokoh filsafat yang berkembang seiring dengan zaman. Kali ini kita akan membahas mengenai mazhab absurdisme dalam filsafat pra-modern.

Absurdisme Merupakan Mazhab filsafat yang berkembang pada abad ke-19 pra modern, gagasan utama absurdisme ala Albert Camus sebagai tokoh besar mazhab ini adalah bahwa manusia adalah suatu mahkluk yang absurd bahwa dunia menempatkan manusia dalam kondisi yang sebebas bebasnya untuk menentukan pilihan dalam mencapai tujuan hidup nya namun dunia itu sendiri terus merubah kondisi pada manusia itu sendiri sehingga tujuan manusia tersebut menjadi tidak akan atau tidak mungkin tercapai. meskipun begitu absurdisme itu sendiri menempatkan dunia sebagai sesuatu yang rasional, sebaliknya ia menempatkan ke irasionalitas pada tujuan dan eksistensi manusia.

Dalam Absurdisme terasa pemikiran tersebut adalah pemikiran yang pesimistis, ia mengajarkan kepada manusia bahwa manusia selalu memiliki tujuan dalam ketidakpastian yang ada di dalam dunia dan kuasa manusia adalah dengan menerima bahwa faktanya tujuan dari dirinya adalah variabel ketidakpastian dalam kuasa dunia yang absolut.

Albert Camus menginterpretasikan kondisi ini dalam karyanya "Mitos Sisifus" dalam bukunya tersebut ada seorang manusia yang dikutuk oleh dewa untuk membawa batu besar ke atas sebuah gunung dan ketika sisifus sudah menyelesaikan tugas nya tersebut batu itu akan kembali menggelinding ke bawah gunung dan sisifus harus kembali membawa batu itu keatas gunung secara berulang-ulang.

Ada 2 cara menghadapi absurditas dunia ini yaitu dengan cara menyimpulkan bahwa hidup ini tidak ada artinya atau mengisi kekosongan tersebut dengan sosok superior yang manusia sebut sebagau Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun