10. Kartografi, yang mempelajari kajian teknik pembuatan peta. Menurut Rystedt B Kartografi
adalah disiplin ilmu yang mendefinisikan peta dan pemetaan. Kartografi menggabungkan
representasi atau representasi dari dua fenomena geografis, yaitu geografis dan virtual.
11. Astronomi, yang berkaitan dengan studi tentang benda langit dan kosmos.Â
Geografi fisik adalah cabang ilmu geografi yang berfokus pada studi tentang fitur fisik dan
proses alam di permukaan bumi. Ini melibatkan pemahaman tentang elemen-elemen seperti
daratan, air, udara, iklim, flora, fauna, dan interaksi kompleks di antara mereka. Geografi fisik
mencakup berbagai aspek, termasuk topografi, hidrologi, iklim, geomorfologi, biogeografi, dan
geologi. Salah satu fokus utama geografi fisik adalah mempelajari karakteristik fisik bumi dan
bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain serta dengan kehidupan manusia. Topografi, yang
mengacu pada bentuk dan kontur permukaan bumi, memainkan peran penting dalam geografi fisik.
Ini mencakup fitur seperti pegunungan, dataran tinggi, lembah, dataran rendah, dan sungai yang
mempengaruhi pola aliran air, sirkulasi udara, dan distribusi tanaman dan hewan di berbagai
wilayah.
Selain itu, iklim juga merupakan aspek penting dalam geografi fisik. Geografi fisik
mempelajari bagaimana faktor-faktor seperti lintang geografis, ketinggian, dan kedekatan dengan
lautan mempengaruhi suhu, curah hujan, angin, dan pola cuaca di suatu wilayah. Iklim yang
berbeda akan memiliki dampak langsung pada flora, fauna, dan pola kehidupan manusia. Hidrologi
juga merupakan aspek penting dari geografi fisik yang mempelajari tentang air di permukaan
bumi, termasuk sungai, danau, dan sumber air lainnya. Studi tentang hidrologi melibatkan
pemahaman tentang siklus air, pola aliran sungai, dan peran air dalam membentuk bentang alam
dan ekosistem.
Geomorfologi adalah bidang lain dalam geografi fisik yang mempelajari proses-proses
geologis yang membentuk bentuk permukaan bumi seperti gunung, lembah, dan dataran. Ini
melibatkan studi tentang erosi, sedimentasi, pembentukan tanah, dan perubahan landskap secara
umum. Geografi fisik juga meneliti aspek biogeografi, yang melibatkan studi tentang penyebaran
flora dan fauna di berbagai wilayah. Faktor-faktor geografis seperti iklim, topografi, dan
keberadaan ekosistem tertentu mempengaruhi keanekaragaman hayati dan komposisi spesies di
suatu wilayah. Selain itu, geografi fisik juga berhubungan dengan masalah lingkungan dan
keberlanjutan. Pemahaman tentang geografi fisik memungkinkan kita untuk mengidentifikasi dan
memahami dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan, serta membantu dalam pengembangan
strategi pengelolaan yang berkelanjutan. Berikut ini adalah beberapa pengaruh geografi fisik
terhadap lingkungan:
1. Topografi: Topografi mengacu pada bentuk dan kontur permukaan bumi, termasuk
pegunungan, dataran tinggi, lembah, dan dataran rendah. Bentuk topografi ini
mempengaruhi pola aliran air, sirkulasi udara, dan sebaran flora dan fauna. Misalnya,
pegunungan cenderung memiliki iklim yang berbeda dari dataran rendah di sekitarnya,
sehingga menghasilkan variasi vegetasi dan keanekaragaman hayati yang khas.
2. Hidrologi: Geografi fisik mempengaruhi pola aliran air di permukaan bumi. Sungai, danau,
dan sumber air lainnya merupakan bagian penting dari ekosistem dan menyediakan sumber
daya air bagi manusia dan kehidupan lainnya. Pola curah hujan, lereng, dan drainase di
wilayah tertentu dipengaruhi oleh faktor geografi fisik dan berdampak pada ketersediaan
air yang ada.
3. Iklim: Geografi fisik berperan penting dalam membentuk pola iklim di suatu wilayah.
Faktor-faktor seperti lintang geografis, ketinggian, jarak dari laut, dan arah angin dapat
mempengaruhi suhu, curah hujan, dan musim di suatu wilayah. Perubahan iklim yang
terkait dengan aktivitas manusia seperti pemanasan global juga dapat mempengaruhi
lingkungan fisik dan ekosistem.
4. Keanekaragaman Hayati: Geografi fisik memiliki pengaruh langsung terhadap
keanekaragaman hayati di suatu wilayah. Berbagai faktor seperti kondisi tanah, suhu, dan
curah hujan mempengaruhi tipe vegetasi yang ada. Wilayah yang berbeda secara geografis
akan memiliki komunitas flora dan fauna yang berbeda pula. Kondisi lingkungan yang unik
dapat menjadi tempat hidup bagi spesies endemik yang hanya dapat ditemukan di wilayah
tersebut.
5. Bencana Alam: Faktor geografi fisik seperti lokasi tectonic plates, gunung berapi, dan pola
cuaca ekstrem dapat berkontribusi terhadap kejadian bencana alam seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir, dan badai. Pengetahuan tentang geografi fisik memungkinkan kita untuk memahami dan mengantisipasi bencana ini, serta mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.
6. Sumber Daya Alam: Geografi fisik mempengaruhi penyebaran sumber daya alam di dunia.
Mineral, sumber daya energi seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara, serta hasil
hutan dan sumber daya air semuanya dipengaruhi oleh kondisi geografi fisik. Wilayah
dengan geologi yang kaya atau akses mudah terhadap sumber daya ini sering kali menjadi
pusat ekonomi dan memiliki dampak besar pada lingkungan karena eksploitasi sumber
daya yang berlebihan.
7. Transportasi dan Perdagangan: Faktor geografi fisik seperti bentang alam, sungai, dan
pesisir juga mempengaruhi infrastruktur transportasi dan jalur perdagangan. Posisi
geografis yang strategis, seperti pelabuhan alami atau persimpangan rute perdagangan,
dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi suatu wilayah. Namun, pembangunan
infrastruktur dan peningkatan aktivitas perdagangan juga dapat berdampak negatif pada
lingkungan, seperti degradasi habitat dan polusi.