Tampak, seluruh pengendara roda dua maupun roda empat diarahkan massa untuk memutar balik dan tidak diperbolehkan melewati di pertigaan UHO tersebut.
Salah seorang pengendara sepeda motor yang mengenakan jas hujan dan hendak melintas di pertigaan UHO mengamuk karena jalan yang ia lewati diblokir oleh massa. Dia menyebut, massa memblokade di titik lokasi jalan yang salah, akhirnya masyarakat harus memutar balik kendaraannya dengan jarak yang jauh.
“Saya setuju sodara, tapi kalau kau halangi masyarakat di sekitaran sini salah. Saya ini bekas mahasiswa, tukang demo. Mengerti tidak? Saya dukung ade-ade. Tapi ingat bukan kaya begini, fasilitas umum jangan diganggu. Ini jalan fasilitas umum,” ucapnya sambil menunjuk-nunjuk massa yang berdiri di atas mobil truk.
Tak hanya itu, tampak juga seorang pengemudi mobil berbaju warna kuning yang tidak terima jalannya diblokir. Dia meminta kepada para massa agar dibukakan jalan. Sebab, dia tinggal dekat Kampus UHO.
“Saya ini tinggal di dalam (kampus UHO). Saya berhak, saya punya jalur masuk ke rumah saya. Saya dukung aksinya, tapi kasih jalan, supaya kami bisa lewat. Ini kan sama saja dibenturkan masyarakat dengan mahasiswa,” ungkap pria yang berbaju kuning tersebut kepada Media massa.
Tak dihiraukan oleh massa pendemo, pengemudi itu pun mengalah dan memilih memutar arah mencari jalur lain untuk pulang ke rumahnya.
Hingga hari ini, aksi terus digelar sebagai protes atas kenaikan harga BBM.
Bagi saya kalian bebas demo menolak kenaikan BBM, namun perlu diingat demo yang bertujuan untuk menyampaikan aspirasi agar dapat meringankan beban masyarakat bukan malah merugikan masyarakat dengan cara menghambat arus lalu lintas yang membuat resah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H