Santri bukanlah suatu hal yang aneh bagi masyarakat di Indonesia khususnya. Dalam beberapa tahun terakhir ini, santri menjadi salah satu sorotan yang kian menonjol dan dapat dikatakan menjadi trend baik di kalangan masyarakat, bagi sebagian besar orang tua memilih menyekolahkan putra dan putrinya ke pesantren dengan harapan baik yang sangat besar.
Sejarah santri ini telah ada sejak zaman sebelum Islam nerkembanh di negara Indonesia, santri lahir dengan segala kekhasan yang dimiliki menjadikan seorang santri memiliki sudut pandang khusus di hati masyarakat, dapat dipastikan sudut pandang ini selalu menempati ruang positif. Karakter seorang santri yang khas dan unik ini terbentuk karena kebiasaan baik yang diterapkan dan dilakoni oleh santri.
Menjadi seorang santri bukanlah hal yang mudah, munculnya tantangan-tantangan baru di keseharian yang mana membuat seorang santri berusaha keras untuk beradaptasi dan menuntut ilmu di pesantren, disaat banyaknya generasi muda yang mendambakan kebebasan serta menikmati kemewahan fasilitas yang dijajakan oleh orang tua mereka, dalam menjalankan kesehariannya seorang santri tidak hanya beradaptasi dengan pola belajar serta disiplin dalam mematuhi peraturan yang ketat tetapi juga kebesaran hati seorang santri untuk meninggalkan kenyaman lain yang berada di luar pesantren untuk bisa menjadi kaffah saat memasuki pesantren.
Akan tetapi dibalik perjuangan keras seorang santri dalam hal menuntut ilmu, mendatangkan dampak terhadap pembentukan karakternya. Kehidupan berpesantren menjadikannya seorang yang memiliki kepribadian serta karakter yang unggul. Maka dengan itu adanya karakter-karakter yang menonjol yang dimiliki oleh seorang santri terlebih dalam hal psikologis.
Salah satu contoh kehidupan santri yang dijalani oleh mahasiswa santri yang mana mahasiswa santri memiliki karakteristik psikologi yang sangat menonjol dibanding non-santri, kebermaknaan hidup mahasiswa santri (mahasantri) lebih tinggi menunjukkan kehidupan yang penuh gairah dan optimis, hidup terarah, teratur, luwes dalam bergaul, mampu beradaptasi tetapi tetap menunjukkan identitas diri.
Lingkungan berpesantren yang dijalankan oleh seorang santri menjadi faktor terbesar terbentuknya karakter-karakter baik, jiwa yang religious, sikap sosial yang akomodatif adalah bagian dari karakteristik lingkungan pesantren.
Perjuangan seorang santri bisa dikatakan tidaklah mudah, banyaknya tantangan serta suka duka yang dihadapi namun, dengan kerja keras dalam menuntut ilmu ini membentuk karakter baik dan kepribadian yang unggul bagi seorang santri. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya karakter pada seorang santri mulai dari nilai intrinsic dan ekstrinsik.
Karakter-karakter yang timbul dalam pembentukan seorang santri yaitu
1.Menjunjung Kesopan Santunan
Dalam kehidupan berpesantren tidak luput dari keanekaragaman yang penuh warna. Menjadi seorang santri tidak hanya dituntut untuk belajar yang giat dan memahami pelajaran-pelajaran yang diajarkan kepadanya, akan tetapi juga dituntut untuk memiliki akhlak yang mulia sehingga seorang santri selalu bersikap sopan dan juga santun dimanapun dia berada.
Sopan dan santun merupakan salah satu karakter positif dalam diri seorang santri yang patut menjadi teladan, perilaku ini dapat membuat seseorang memposisikan diri dengan tepat dan menghormati serta memperlakukan orang lain sebaik mungkin.
2.Membentuk Jiwa Kemandirian
Dalam menjalankan kehidupan menjadi santri yang tak luput dari tantangan ini, bagi mereka yang harus tinggal berasrama di pesantren sehingga terpisah dari keluarga, meninggalkan kenyamanan serta fasilitas-fasilitas terbaik yang dirasakan di rumah demi menuntut ilmu hal yang tidak dapat dikatakan mudah, namun hal ini menjadikan mental seorang santri menjadi lebih kuat dan tumbuh sebagai pribadi yang mandiri. Sikap yang mandiri menjadikan seseorang dapat bertahan di segala situasi termasuk dalam kondisi terpuruk, tumbuh menjadi seseorang yang memiliki mental 'baja'.
3.Disiplin
Peraturan-peraturan yang ketat merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan dalam menjalankan keseharian dalam kehidupan berpesantren. Jika anak muda di luaran sana mendapatkan kebebasan dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang diinginkannya, namun hal ini tidak terjadi dengan seorang santri. Seorang santri harus tunduk dan mematuhi setiap peraturan pesantren yang telah berlaku.
Terdengar sangat sulit untuk dijalankan, akan tetapi pada akhirnya hal tersebut justru menumbuhkan karakter positif berupa jiwa disiplin. Sikap berdisiplin membuat seorang dapat mengatur dan menempatkan dirinya pada keadaan yang tepat, baik masih di dalam lingkungan pesantren ataupun di masyarakat nantinya.
4.Bersahaja
Hidup ber pesantren dan menjadi seorang santri tak lupa dari jiwa kesederhanaan. Kesederhanaan ini yang pada akhirnya menjadikan seorang santri tumbuh menjadi sosok yang bersahaja. Perilaku yang tidak banyak tuntutan dan keinginan merupakan cerminan dari individu yang berkualitas, tetap menjadi pribadi yang rendah hati walau sudah meraih keberhasilan nantinya.
Kerasnya perjuagan seorang santri dalam menuntut ilmu tersebut pada akhirnya akan membentuk karakter dan kepribadian yang unggul dan dapat menajadi teladan.
5.Dapat Menghargai Sesama
Dunia pesantren memang memiliki keunikan tersendiri. Ketika menuntut ilmu dalam dunia pesantren, dapat dipastikan akan bertemu dengan banyak orang dengan keragaman latar belakang baik etnis, budaya, perilaku, watak maupun sifat. Bukan menjadi hal yang asing lagi jika antar santri satu sama lain timbul hal-hal tersebut baik keragaman pola pikir sekalipun.
Berbagai perbedaan yang timbul di antara santri tersebut dapat menempa seorang santri menjadi sosok yang adaptif. Seorang santri belajar menyesuaikan diri dengan berbagi perbedaan yang ditemui disekitarnya sehingga dapat saling menghormati dan menghargai satu dengan yang lainnya. Sikap saling menghargai serta menghormati merupakan cerminan bagi seseorang yang memiliki akhlak mulia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H