2.Membentuk Jiwa Kemandirian
Dalam menjalankan kehidupan menjadi santri yang tak luput dari tantangan ini, bagi mereka yang harus tinggal berasrama di pesantren sehingga terpisah dari keluarga, meninggalkan kenyamanan serta fasilitas-fasilitas terbaik yang dirasakan di rumah demi menuntut ilmu hal yang tidak dapat dikatakan mudah, namun hal ini menjadikan mental seorang santri menjadi lebih kuat dan tumbuh sebagai pribadi yang mandiri. Sikap yang mandiri menjadikan seseorang dapat bertahan di segala situasi termasuk dalam kondisi terpuruk, tumbuh menjadi seseorang yang memiliki mental 'baja'.
3.Disiplin
Peraturan-peraturan yang ketat merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan dalam menjalankan keseharian dalam kehidupan berpesantren. Jika anak muda di luaran sana mendapatkan kebebasan dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang diinginkannya, namun hal ini tidak terjadi dengan seorang santri. Seorang santri harus tunduk dan mematuhi setiap peraturan pesantren yang telah berlaku.
Terdengar sangat sulit untuk dijalankan, akan tetapi pada akhirnya hal tersebut justru menumbuhkan karakter positif berupa jiwa disiplin. Sikap berdisiplin membuat seorang dapat mengatur dan menempatkan dirinya pada keadaan yang tepat, baik masih di dalam lingkungan pesantren ataupun di masyarakat nantinya.
4.Bersahaja
Hidup ber pesantren dan menjadi seorang santri tak lupa dari jiwa kesederhanaan. Kesederhanaan ini yang pada akhirnya menjadikan seorang santri tumbuh menjadi sosok yang bersahaja. Perilaku yang tidak banyak tuntutan dan keinginan merupakan cerminan dari individu yang berkualitas, tetap menjadi pribadi yang rendah hati walau sudah meraih keberhasilan nantinya.
Kerasnya perjuagan seorang santri dalam menuntut ilmu tersebut pada akhirnya akan membentuk karakter dan kepribadian yang unggul dan dapat menajadi teladan.
5.Dapat Menghargai Sesama
Dunia pesantren memang memiliki keunikan tersendiri. Ketika menuntut ilmu dalam dunia pesantren, dapat dipastikan akan bertemu dengan banyak orang dengan keragaman latar belakang baik etnis, budaya, perilaku, watak maupun sifat. Bukan menjadi hal yang asing lagi jika antar santri satu sama lain timbul hal-hal tersebut baik keragaman pola pikir sekalipun.
Berbagai perbedaan yang timbul di antara santri tersebut dapat menempa seorang santri menjadi sosok yang adaptif. Seorang santri belajar menyesuaikan diri dengan berbagi perbedaan yang ditemui disekitarnya sehingga dapat saling menghormati dan menghargai satu dengan yang lainnya. Sikap saling menghargai serta menghormati merupakan cerminan bagi seseorang yang memiliki akhlak mulia.