Melakukan kerja kerja konsolidasi, latihan-latihan pengkaderan dan mendampingi warga tergusur, mendampingi buruh tertindas jadi ciri gerakan mahasiswa 80an dan 90an. Waktu, tenaga dan uang orang tua dikeluarkan demi sebuah cita-cita sebuah bangsa negara yang demokratis, Â adil dan makmur.
Hari ini, di Taman Isma Marzuki, semoga kangen-kangenan para aktivis mahasiswa 80an dan 90a n bukan sekedar menjadi nostalgia namun dapat menjadi ajang bertukar gagasan, beradu visi dan persenyawaan harapan tentang bagaimana negara bangsa ini di kelola sebaik-baiknya.
Tentu harapan kita, pemikiran- pemikiran Anies Baswedan, Syahganda Nainggolan, Fahri Hamzah, Ferry Juliantono, Andi Arief dan nama-nama besar aktivis lainnya yang akan hadir di Taman Ismail Marzuki hari ini akan melahirkan pemikiran terobosan yang dapat membuka mata rakyat tentang persoalan mendasar yang mendera bangsa. Kekuasaan telah silih berganti, Â perubahan yang diharapkan tidak terlalu berarti. Kini kita paham, kekuasaan bukan hanya di perebutkan, perubahan bukan hanya diucapkan.
Kekuasaan harus di pastikan bisa membuat perubahan yang berarti, kekuasaan harus menggerakkan anak bangsa untuk bangkit, Â kekuasaan harus mewujudkan Indonesia yang berkeadilan sosial.
Taman Ismail Marzuki akan kembali menjadi saksi lahirnya sebuah peradaban.
Taman Ismail Marzuki, 2 Maret 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H