Malah justru dengan tidak dinaikkannya ketiga BBM itu menuntut perusahaan milik negara tersebut terus memutar otak agar keuangannya tidak semakin memburuk. Keputusan ini semakin jauh dari visi Pertamina yaitu "Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia" serta misinya yaitu "Menjalankan Usaha Minyak, Gas, Serta Energi Baru dan Terbarukan Secara Terintegrasi, Berdasarkan Prinsip-Prinsip Komersial Yang Kuat."
Selain itu, dibalik kebijakan tidak jadi naiknya harga BBM premium, solar dan pertalite di tengah naiknya harga BBM pertamax series, terdapat potensi larinya konsumen Pertamax series ke Premium atau Pertalite, hal tersebut dikarenakan terdapat gap harga yang semakin besar diantara kedua harga jenis BBM tersebut. Tentu saja jika hal tersebut benar terjadi, hal ini akan menambah beban Pertamina yang harus menanggung lebih defisit penjualan kedua BBM tersebut.Â
Alhasil tujuan naiknya Pertamax series yang awalnya untuk membantu keuangan Pertamina akan menjadi samar dan berpotensi semakin merugikan Pertamina akibat meningkatnya konsumsi Premium dan Pertalite yang harganya tidak ikut dinaikkan.
Di samping itu terdapat kekhawatiran jangka panjang lainnya akibat tidak ada penyesuaian harga BBM premium, pertalite dan solar yang mungkin terjadi adalah masyarakat akan cenderung menjadi boros, karena tidak menyadari bahwa kondisi harga minyak dunia dan harga dollar yang semakin tinggi.Â
Tentu saja apabila tidak diimbangi dengan kenaikan harga secara perlahan, jika suatu hari nanti Pertamina atau pemerintah tidak sanggup lagi menanggung defisit penjualan BBM jenis tersebut, dikhawatirkan akan terdapat momen dimana terjadi kenaikan yang drastis yang dapat menyebabkan kekacauan atau stabilitas nasional yang lebih parah.
Oleh:Â Khalid Umar, Abdel Moh Deghati, Muhammad Irfan, Muhammad Hamdan Abdillah, Muhammad Anwar Sena
Referensi:
- finance.detik.com
- harga-bbm-premium-batal-naik-sore-ini
- finance.detik.com
- kenaikan-harga-premium-tunggu-kesiapan-pertamina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H