Oleh: Khalida Nurul Musthofa
Pada dasarnya seorang selebriti internet atau influencer adalah orang yang memiliki followers banyak di media sosialnya. Dalam lingkup marketing, influencer diartikan sebagai pihak yang mampu memengaruhi keputusan pembelian target audiens. Secara lebih jauh, influencer juga diharapkan dapat memengaruhi persepsi dan preferensi masyarakat pada umumnya terhadap suatu brand.Â
Salah satu cara untuk mempromosikan merek dan untuk meningkatkan awareness kepada masyarakat adalah dengan menggunakan influencer. Pemanfaatan influencer di media sosial disebut sebagai Influencer marketing, yang merupakan proses identifikasi dan aktivasi individu yang memiliki pengaruh terhadap target secara spesifik (Sudha & Sheena, 2017). Adapun alasan influencer digunakan oleh perusahaan adalah untuk meningkatkan awareness, mengedukasi target konsumen, meningkatkan followers dan tentunya untuk meningkatkan penjualan.Â
Menurut hasil penelitian dari Morgan Glucksman yang berjudul "The Rise of Social Media Influencer Marketing on Lifestyle Branding: A Case Study of Lucie Fink", menunjukkan hasil bahwa penggunaan social media oleh influencer marketing dalam lifestyle public relation telah memecahkan tembok besar antara konsumen, brand dan followers melalui konten social media. Melalui penelitian ini, faktanya adalah bahwa social media influencer mengubah bagaimana suatu brand berinteraksi dengan konsumennya dalam hal yang positif dan berkemungkinan untuk memuncul komunikasi interaktif dua arah antara brand dan konsumen melalui social media influencer.Â
Kesadaran merek mempunyai peran penting dalam membentuk brand attitude. Menurut Aaker (1996) Kesadaran merek (brand awareness) menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.Â
Salah satu influencer yang seringkali memegang peran besar terhadap brand awarness sebuah produk adalah Tasya Farasya. Tasya merupakan seorang beauty vlogger yang mengaplikasikan keahliannya di dunia make-up dalam channel Youtubenya. Saat ini Tasya memiliki 3.79JT subscribers di Youtube. Tak hanya Youtube, Tasya juga memiliki 4.5JT pengikut di akun Instagram dan 900rb pengikut di TikTok.Â
Dengan kemunculan Tasya Farasya yang telah mendapat banyak perhatian oleh para pengikutnya, dapat mendasari suatu brand menjadikan seorang Beauty Vlogger menjadi sasaran Marketing Influencer-nya atau sebagai Expert Endorser karena telah mempunyai pengalaman yang lebih di bidang kecantikan, salah satu brand kosmetik tersebut ialah Maybelline yang merupakan Grup Kosmetika no.1 didunia ini yang sangat memanfaatkan marketing influencer disamping memang produknya memang sudah banyak diketahui oleh masyarakat, namun mereka tentu tetap memerlukan pemasaran yang lebih agar dapat tetap bertahan dan bersaing dengan brand lainnya.Â
Dewasa ini marak muncul trend baru yaitu "Keracunan Tasya Farasya" yang digunakan oleh orang-orang yang ikut menggunakan produk yang diendorse/dipromosikan oleh Tasya Farasya. Hal ini menunjukkan bahwa cara penyampaian Tasya Farasya dalam mem'branding' produk yang dipromosikannya diterima oleh masyarakat banyak. Jika kita menelurusi kata kunci "Keracunan Tasya Farasya" di laman YouTube ataupun TikTok maka akan muncul video -- video tentang produk yang mereka beli sebab dari melihat konten Tasya Farasya. Kata kunci itu juga kerap kali digunakan sebagai clickbait ataupun strategi komunikasi pemasaran lain agar khalayak lebih percaya karena terdapat sumber yang kredible.Â
Kesimpulannya, Brand Awareness dapat diartikan sebagai kekuatan sebuah merek untuk dapat diingat kembali oleh konsumen dan dapat dilihat dari kemampuan konsumen itu sendiri untuk mengidentifikasi merek dalam berbagai kondisi. Tasya Farasya memiliki daya tarik tersendiri dengan cara penyampaiannya dan juga citranya sendiri yang berpengaruh terhadap brand awareness produk tertentu.Â
Daftar PustakaÂ
*Bettinghaus, Erwin P. (1973). Persusasive Communication. Holt, Rinehart and Winston. New York.Â