Mohon tunggu...
Zaenal Khalid
Zaenal Khalid Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Al-Azhar Mesir Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir.\r\n\r\nchange the world with the words, immortalize the science with writing and familiarize myself to write, because there is no talent but a habit.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jika Aku Tuhan

8 Februari 2011   00:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:48 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Hilir mudik orang mencariKu,
Sang pengaku Filsuf manganalisaKu dengan kekerdilannya,
Serta yang mengaku dirinya seorang Sufi, ingin menemuikKu bersama konsep konservatifnya.
Sedang itu si Atheis malah apatis dalam tempurungnya.

Jika aku Tuhan, mungkin aku akan menertawakan mereka.
Jika aku Tuhan, ingin sekali aku memberi tahu mereka, bahwa aku ada disini, dan akan selalu ada, tak perlu kalian cari.

Ada ucapan teopatis yang membuat miris.
"Aku adalah Aku, aku adalah Tuhan"
Bahkan ucapan bodoh dari yang paling bodoh.
"Tuhan itu hasil karya akal manusia"

Jika aku Tuhan, mungkin aku akan kembali menertawakan mereka.
Jika aku Tuhan, ingin sekali aku katakan, bahwa aku tak mungkin bisa serupa denganmu, dan aku tak butuh belaan darimu.

Telah Kuberikan kebaikan untukmu, kamu malah memilih hidup melarat.
Aku katakan, kamu hanya perlu mengimani dan hidup dibawah aturanKu, kamu malah memperdebatkan eksistensiKu yang sudah jelas ada.

Jika aku Tuhan, ingin sekali aku memusnahkan orang-orang seperti itu, agar tak tercipta sejarah yang konyol.
Atau jika aku Tuhan, sesekali akan kutampakkan pada mukanya yang hina, bahwa inilah Aku.

Untungnya aku bukan Tuhan, hanya hambaNya yang lemah dan penuh hina,
Untungnya aku bukan Tuhan, hanya hambaNya yang tanpa kuasa dan penuh kekurangan.
Tak mungkin aku mengerti rencanaNya, aku hanya bisa berdoa, “Jadikanlah aku hamba yang ta'at, yang kelak bisa bertemu denganMu dalam puncak kenikmatan karena rahmatMu”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun