Mohon tunggu...
Algan Khalaza
Algan Khalaza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Hai!

Selanjutnya

Tutup

Music

Super Junior​ 'Sorry, Sorry' dan Titik Utama Penyebaran Korean Wave

8 Januari 2022   03:08 Diperbarui: 8 Januari 2022   15:16 2565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada era sekarang ini, budaya Korea sudah menjadi kesukaan banyak orang dan juga menjadi budaya populer di seluruh dunia, terutama di Indonesia. Sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa melihat atau bahkan mengonsumsi produk apa pun yang berasal dari Korea Selatan, mulai dari fashion, film, drama, makanan, budaya khas Korea, dan juga musik. Kebanyakan orang pasti mengetahui Korea mulai dari artis K-Pop beserta karya musiknya, seperti BTS dengan ‘Dynamite’, BLACKPINK dengan ‘DDU-DDU-DDU’, TWICE dengan ‘What Is Love?’, EXO dengan ‘Love Shot’, dan lain sebagainya. Tetapi, kebanyakan orang di era saat ini lupa bahwa lagu ‘Sorry, Sorry’ milik Super Junior memiliki peran besar dalam perjalanan ekspansi Korean Wave ke seluruh dunia dan turut serta menjadikan Hallyu atau budaya Korea sebagai budaya populer di seluruh dunia sampai sekarang. Musik menjadi alat penyebaran Korean Wave paling cepat, sebab musik bisa diterima di segala kalangan dan karya musik tidak akan hilang jejaknya, khususnya untuk kebanyakan anak muda yang lebih sering mendengarkan musik. Sehingga karena inilah Korean Wave lebih cepat menyebar disebabkan oleh musik, dan musik populer yang dijadikan sebagai alat penyebaran Korean Wave ini dinamakan musik K-Pop. Lantas, seberapa besar pengaruh K-Pop sendiri untuk ekspansi Korean Wave?

Pada 2010, dilakukan sebuah studi penelitian mengenai indeks perkembangan dari Korean Wave di berbagai bidang terhadap ekonomi Korea Selatan. K-Pop yang meraih indeks tertinggi di antara bidang-bidang lainnya, yaitu games, program acara TV, dan film juga drama. K-Pop telah mendorong tren utama budaya Korea dan memimpin ekspansi ke berbagai negara. (Kyuhyun, 2016). Sehingga K-Pop menjadi bagian penting dalam penyebaran Korean Wave. Kemudian, mengapa harus Super Junior dan apa pengaruh lagu ‘Sorry, Sorry’ dalam K-Pop serta penyebaran Korean Wave?

Suju, sebutan lain dari Super Junior, memulai debutnya pada akhir 2005 di bawah naungan SM Entertainment dengan jumlah 13 anggota utama ditambah 2 anggota untuk sub grup. Pada 2009, Super Junior merilis lagu utama untuk album ketiganya berjudul ‘Sorry, Sorry’ bergenre K-Pop, musik pop, musik dansa, R&B, R&B kontemporer, dan musik elektronika. Dengan memilih gaya Hook Song, lagu ini langsung meledak populer di Korea Selatan dan beberapa negara Asia pada 2009, bahkan populer juga hingga benua Eropa dan Amerika sampai 2012. Saat itu lagu-lagu K-Pop yang sedang populer adalah lagu yang memiliki lirik dan gaya menari yang repetitif, akan tetapi semuanya berbeda dengan lagu ‘Sorry, Sorry’ yang hanya memiliki note nada yang sama dan hampir tidak berubah dari awal sampai lagu berakhir. Cha Woo Jin, salah satu kritikus musik mengatakan bahwa kesan umum dari publik Korea Selatan setelah mendengarkannya adalah bahwa lagu ini seperti lelucon, karena lirik, nada lagu, dan tariannya seperti kekanak-kanakan karena repetitif. Akan tetapi, karena melihat banyak video-video beredar yang viral oleh para pengguna dunia maya sedang menari dengan lagu ini, banyak yang menyadari bahwa lagu ini dapat mencuri perhatian semua orang dan sangat populer di dunia maya, yang di mana saat itu teknologi informasi tidak secepat dan secanggih sekarang.

Lagu 'Sorry, Sorry' membuka jalan ekspansi Korean Wave melalui K-Pop. (Foto: SM Entertainment)
Lagu 'Sorry, Sorry' membuka jalan ekspansi Korean Wave melalui K-Pop. (Foto: SM Entertainment)

Karena tarian dari lagu ini sangat unik dan adiktif, lagu ini menempati peringkat teratas chart musik di beberapa negara luar Korea Selatan. Kemudian banyak sekali orang yang melakukan tarian dari lagu ini secara massal di jalanan atau di suatu acara tertentu, seperti di Tiongkok, Taiwan, Thailand, Jepang, hingga benua Eropa dan Amerika, serta beberapa negara lainnya. Menurut Tamar Herman, salah satu jurnalis terkemuka dalam bidang musik, mengungkapkan bahwa pada 2011, untuk pertama kalinya di Eropa, para penggemar K-Pop di Perancis turun ke jalanan, menari massal/melakukan flashmob, dan ‘Sorry, Sorry’ menjadi salah satu lagu yang ikut ditarikan massal oleh para penggemar K-Pop secara publik di area Taman Museum Louvre, kota Paris, Perancis. Kemudian di Filipina, para tahanan di salah satu penjara negara tersebut melakukan tarian dari lagu tersebut secara massal, dan diunggah di dunia maya hingga menjadi populer. Rasanya sangat mustahil jika di era yang belum serba canggih dan secepat sekarang, lagu ‘Sorry, Sorry’ bisa populer secara luas dan menjadi mega hit di K-Pop. Selain itu, lagu ini masuk ke dalam daftar 100 lagu K-Pop terbaik sepanjang masa oleh salah satu chart musik populer di Korea Selatan, Melon Chart, berdasarkan pendapat dan penilaian dari beberapa kritikus musik dan pakar industri. 

Hampir semua pecinta lagu K-Pop di seluruh dunia mengatakan bahwa lagu ‘Sorry, Sorry’ adalah lagu pertama yang mereka dengarkan dan juga cinta pertama mereka terhadap Korea di era tersebut, sehingga hal ini membuat mereka menyukai segalanya yang terkait dengan Korea.‘Sorry, Sorry’ benar-benar populer pada 2009, dan telah menjadi identitas khusus bagi Super Junior. Selanjutnya, Super Junior terus merilis lagu di tahun-tahun berikutnya dengan menerapkan formula yang sama dengan ‘Sorry, Sorry’, seperti ‘Bonamana’ (2010), dan juga ‘Mr. Simple’ (2011) yang jauh lebih sukses prestasi dan kepopulerannya di atas ‘Sorry, Sorry’. Akan tetapi, ‘Sorry, Sorry’ benar-benar tak tergantikan, karena publik Korea Selatan sendiri lebih mengenal Suju dengan ‘Sorry, Sorry’. Sehingga karena kepopuleran lagu inilah, mayoritas media Korea Selatan menjuluki Super Junior sebagai ‘King of Hallyu Wave’ (Raja Gelombang Budaya Korea). Selain itu, dilansir dari tirto.id, mereka juga dianugerahi sebagai Ikon Budaya Pop Nasional  pada 2009 atas perannya menyebarkan Korean Wave serta menerima Minister of Culture Awards dari Menteri Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Korea di Pop Culture Art Awards, karena kepopuleran Super Junior dan ‘Sorry, Sorry’ telah membuka jalan untuk penyebaran Korean Wave ke seluruh dunia, sehingga memudahkan artis-artis K-Pop lainnya untuk berkarya lebih tinggi lagi di kancah permusikan dunia, seperti BTS, EXO, BLACKPINK, TWICE, dan lain sebagainya. Lagu ini menjadi titik ledak K-Pop dan Korean Wave di era tersebut, sehingga orang-orang di seluruh dunia tertarik, tak hanya dengan musik, tetapi dengan apa pun yang berkaitan dengan Korea, karena semua mengetahui Super Junior dan ‘Sorry, Sorry’. Lagu ini masih sering mencuri perhatian publik dan masih diingat di kalangan pecinta K-Pop seluruh dunia khususnya, hingga 2012, sebelum akhirnya kepopuleran tersebut digantikan oleh ‘Gangnam Style’ milik PSY yang jauh lebih populer. Setelah itu, kepopuleran dari lagu ini perlahan mulai surut, tetapi lagu ini masih selalu diputar oleh para penggemar hingga sekarang, terutama di Korea Selatan, Taiwan, beberapa negara Asia Tenggara dan Amerika Selatan. Selanjutnya, apakah lagu milik Super Junior ini bisa dikatakan sebagai budaya populer?

Lagu 'Sorry,Sorry' menjadi bagian dari budaya populer dalam Korean Wave, karena menjadi tren K-Pop di 2009 yang disukai banyak orang. (Foto: SM Ent.)
Lagu 'Sorry,Sorry' menjadi bagian dari budaya populer dalam Korean Wave, karena menjadi tren K-Pop di 2009 yang disukai banyak orang. (Foto: SM Ent.)

Storey (2009) mengungkapkan bahwa budaya populer adalah budaya komersial yang merupakan produk mengambang dan juga dikonsumsi massa, dan musik adalah produk yang paling sering dikonsumsi oleh banyak orang, sehingga sangat mudah untuk menjadi populer. Budaya populer biasanya lebih banyak memperlihatkan sisi hiburan. Seperti yang diungkapkan oleh Richard Dyer, bahwa hiburan adalah kebutuhan penting bagi  masyarakat yang telah dipengaruhi oleh struktur kapitalis. Hiburan saat ini didominasi oleh musik, di mana musik sendiri menjadi poin penting dalam hiburan karena lengkap dan bisa dipersatukan dengan berbagai seni lainnya. Hampir semua jenis hiburan tidak bisa mengabaikan peran musik, seperti film, tarian, dan sebagainya. Justru sebaliknya, musik menjadi sebuah pilar hiburan yang besar dan lengkap (Agustiningsih, 2018). Pada contoh kasus ini, Lagu 'Sorry, Sorry' sangat menghibur, karena tarian dan lagu yang unik. Jika tidak ada tariannya pun lagu ini tetap unik karena menjadi poin utama yang membuat banyak orang tertarik. Selain itu, sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Storey (2009) terkait ciri-ciri budaya bisa dikatakan populer, lagu ini mudah diterima oleh massa, menjadi tren di musik K-Pop saat itu, dan mudah diikuti oleh banyak orang.  Budaya populer sendiri mudah berkembang dalam masyarakat urban karena aksesnya yang tidak sulit dalam menerima berbagai informasi, termasuk dalam mengakomodasi berbagai budaya dan nilai-nilai yang disalurkan melalui teknologi, khususnya akses internet (Istiqomah, 2020). Youtube menjadi media utama yang membuat lagu ‘Sorry, Sorry’ sangat populer, karena kemudahan akses dan dapat dinikmati oleh orang-orang dari berbagai negara.

Karena lagu ini merupakan bagian dari budaya populer, tentunya tidak terlepas dengan pengaruh atau dampak negatif seperti budaya populer lain pada umumnya. Seperti lagu-lagu K-Pop lainnya, lagu ‘Sorry, Sorry’ ini merupakan salah satu produk dari Korean Wave. Tentunya masuk dengan memanfaatkan globalisasi dan memberikan sesuatu yang berbeda di mata orang-orang, terutama bagi para pecinta musik K-Pop, lalu memunculkan sikap penasaran dari banyak orang. Rasa keingintahuan yang tinggi dalam diri manusia menjadi penyebab utama masyarakat urban menjadi suatu komunitas yang berperilaku konsumtif (Istiqomah, 2020). Hal ini sudah terbukti di kalangan penggemar Korean Wave yang terlalu fanatik di belahan dunia lainnya. Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa lagu ini menjadi perantara orang-orang untuk masuk dan tergila-gila dengan budaya Korea sampai mereka tidak sungkan untuk melupakan budaya asli dari tempatnya berasal dan memilih bertahan menjadi konsumtif dalam kegilaan yang tiada batasnya. Selanjutnya, lagu ‘Sorry, Sorry’ juga masuk dalam daftar hitam sebagai salah satu lagu yang dilarang untuk diputar di mana pun saat sedang dilaksanakannya ujian akhir sekolah atau ujian universitas di mayoritas instansi pendidikan Korea Selatan. Hal ini dikarenakan lagu, lirik, dan tariannya yang adiktif serta mudah terngiang-ngiang di pikiran, sehingga dapat mengganggu konsentrasi para pelajar di sana.

DAFTAR PUSTAKA:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun